🌬️ 7 : Kemurkaan Sheyla

553 79 1
                                    

☁️ SELAMAT MEMBACA ☁️

"APA YANG KAU LAKUKAN DI RUMAHKU?!"

Berkat suara Sheyla yang begitu nyaring, Gavin yang tengah tertidur di sofa seketika terbangun. Meski raut wajahnya menunjukkan kekesalan, tapi dia hanya melihat gadis itu sekilas lalu kembali memejamkan matanya. Gavin juga mengubah posisi tidurnya menjadi membelakangi Sheyla.

Melihat hal itu tangan Sheyla seketika terkepal erat, rahangnya mengeras dan sorot matanya pun tampak menyiratkan kemarahan yang luar biasa.

"PERGI KAU DARI RUMAHKU!" usir Sheyla dengan suara yang tak kalah nyaring dari sebelumnya.

Sheyla tahu hari masih pagi dan tidak seharusnya dia marah-marah seperti ini. Namun, dia benar-benar tidak bisa menahan emosinya saat berhadapan dengan lelaki menyebalkan itu.

Sekarang dia juga tidak merasa takut lagi, yang ada hanyalah kekesalan serta kemarahan yang tak bisa dibendung.

Gavin yang lagi-lagi tidak mempedulikan kemarahan Sheyla, berhasil membuat gadis itu kian meradang. Sheyla lantas menghampiri Gavin, lalu ditariknya tangan lelaki itu hingga dia terduduk.

Gavin mendengkus. "Percuma kau menarik dan mendorongku keluar lagi. Aku bisa dengan mudah masuk ke sini."

Mulut Sheyla tampak terbuka, tapi tidak ada satu pun kata yang keluar dari mulutnya. Ya, Sheyla mendadak kehilangan kata-kata saat dia sadar jika lelaki di hadapannya bukanlah manusia biasa.

Dengan kesal diempaskannya tangan Gavin. Jujur saja Sheyla sudah lelah, terutama sejak kemarin perasaannya terus dipermainkan.

"Kalau begitu, aku meminta padamu secara baik-baik. Tolong pergi dari rumahku sekarang juga," ujar Sheyla yang tidak tahu lagi harus berbuat apa untuk mengusir Gavin.

Gavin menghela napasnya lalu bangkit berdiri hingga dia dan Sheyla saling berhadapan, membuat gadis itu harus mendongakkan kepala agar bisa menatap wajah Gavin.

"Dengar, aku mau tinggal di sini da—"

"Tidak."

"Aku akan tetap tinggal."

"Tidak!"

"Aku tidak peduli."

"Aku bilang TIDAK!" bentak Sheyla saat emosinya kembali tersulut.

Gavin terdiam sesaat lalu berkata, "Aku akan tetap tinggal di sini."

Rahang Sheyla kembali mengeras, tangannya pun semakin terkepal erat. "Apa kau tidak mengerti apa yang aku maksud TIDAK?!"

Gavin mengedikkan bahunya, membuat tatapan Sheyla kian menyiratkan api membara.

"KELUAR KAU DARI RUMAHKU!"

Meski sudah berulang kali dibentak dan diteriaki, Gavin yang tampaknya sudah kebal akan kemarahan Sheyla masih terlihat begitu tenang.

"Aku tidak mau."

"AAAAAAA!" Sheyla berteriak tepat di depan wajah Gavin, membuat lelaki itu seketika memejamkan matanya.

Tak pernah sekalipun dia membayangkan akan berurusan dengan manusia bumi seperti Sheyla. Selain penakut dan mudah pingsan, dia juga suka sekali marah-marah dan berteriak padanya.

Gavin kembali membuka matanya dan bisa dia lihat dada gadis itu naik turun akibat napasnya yang kembali terengah-engah.

"Kenapa aku tidak boleh tinggal di sini?" tanya Gavin.

"Kau gila? Seorang gadis sepertiku tinggal bersama seorang lelaki? Apa kata orang nanti?!" ujar Sheyla masih dengan marah yang menggebu-gebu.

"Apa yang orang katakan?" tanya Gavin dengan polosnya.

THE MAN IN THE SKY [END]Where stories live. Discover now