🌬️ 19 : Dunia manusia langit

363 55 1
                                    

☁️ SELAMAT MEMBACA ☁️

"PERTAMA, ceritakan bagaimana caramu datang ke sini? Ke duniaku?"

Gavin terdiam sejenak lalu menjawab, "Ingat saat aku bilang tentang portal di langit barat?"

Sheyla terlihat berpikir, mencoba mengingat-ingatnya. "Ah, ya, aku ingat."

Gavin tersenyum. Lalu dia menjelaskan jika ada sebuah portal rahasia yang biasa digunakan manusia langit untuk turun ke bumi. Di dunia Sheyla portal itu berada di langit barat, sedangkan di dunia Gavin portal itu berada di sebuah gua di balik air terjun yang berada di tengah hutan.

"Tunggu dulu, kenapa di duniamu portalnya begitu tersembunyi?" tanya Sheyla.

Gavin lalu menjelaskan jika beberapa tahu lalu, ada seorang bangsa langit yang begitu penasaran akan dunia manusia. Dia berusaha mencari cara untuk pergi ke sana dan dia berhasil menemukan portalnya yang saat itu berada di langit utara.

Parahnya dia sampai mengajak teman-temannya yang lain untuk pergi ke sana. Jelas pergi ke dunia manusia tanpa seizin pemimpin manusia langit dan tanpa tujuan yang jelas, sangatlah dilarang.

"Lalu apa yang terjadi pada orang itu dan teman-temannya? Apa mereka berhasil datang ke sini?" tanya Sheyla yang terlihat begitu penasaran.

"Ya, di malam hari mereka berhasil melewati portalnya dan saat tiba di bumi, ada dua orang dari bangsamu yang melihat mereka muncul di langit barat."

"Benarkah? Lalu apa yang terjadi?"

"Beruntung para penjaga langsung mengetahui hal itu dan mereka juga langsung bertindak."

Sheyla mengangguk-anggukkan kepalanya. "Oh, iya, apa menurutmu mereka hanya penasaran tentang duniaku atau mereka punya tujuan lain?"

"Setahuku mereka hanya penasaran saja, tapi tindakan mereka yang melanggar peraturan, bahkan sampai terlihat oleh manusia bumi saat terbang, tentu hal itu sangat berbahaya."

"Oke, jadi apa karena itu portalnya semacam dipindahkan dan disembunyikan?"

"Ya, dan sekarang hanya sedikit orang saja yang tahu letak portal itu."

"Salah satunya kau, Edgar —"

"Dan kakekku pastinya," tukas Gavin.

Sheyla kembali mengangguk, lalu dia mulai mencatat poin-poin penting di bukunya, sedangkan Gavin tampak diam dan menunggu.

Tak lama Sheyla kembali menatap Gavin. "Kakek Roland pemimpin bangsamu, kan?"

Gavin mengangguk. "Ya, dan saat kakekku meninggal nanti aku akan menggantikannya, tapi aku berharap dia bisa hidup abadi."

Sheyla mengerutkan kening. "Kenapa kau berharap begitu?"

Gavin tersenyum lalu menghela napasnya. "Jujur saja aku belum siap atau mungkin tidak akan pernah siap kalau harus menggantikan dia. Menjadi pemimpin itu tidak mudah, apalagi dengan semua tanggung jawab yang harus dipikul."

Sheyla mengangguk mengerti. Menjadi pemimpin memang tidaklah mudah, apalagi jika harus memimpin bangsamu sendiri.

Kau bukan hanya akan memberi perintah, larangan atau memutuskan sesuatu saja, tapi kau akan berhadapan langsung dengan sesuatu yang lebih rumit dari itu. Belum lagi jika harus berhadapan dengan masalah yang tidak pernah kau duga sebelumnya.

Mulut Sheyla tampak terbuka saat dia hendak bertanya kembali, tapi tiba-tiba dia menggelengkan kepalanya. Ada sesuatu yang ingin sekali Sheyla tanyakan, tapi dia akan menanyakannya nanti saja.

THE MAN IN THE SKY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang