🌬️ 47 : Kabar duka

384 43 0
                                    

☁️ SELAMAT MEMBACA ☁️

BERKAT kejadian di toko, Sheyla dan Gavin yang kemarin berencana merapikan apartemen terpaksa membatalkannya. Beruntung hari ini Sheyla sudah merasa lebih baik, jadi mereka bisa mulai bekerja.

Selain membersihkan dan merapikan apartemen, mereka juga mengatur ulang letak barang-barang, sebagian ada juga yang diganti. Tak hanya itu, mereka juga memajang foto pernikahan mereka di ruang tamu.

Walau terkadang terjadi perdebatan, tapi seperti biasa mereka akan kembali akur dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa.

Hari berikutnya, Sheyla memutuskan untuk melanjutkan tulisannya yang terbengkalai selama lebih dari satu bulan. Mengetahui hal itu, Gavin sama sekali tidak keberatan dan selagi Sheyla berada di dalam kamar, Gavin memilih untuk menonton televisi.

Meski matanya tertuju ke acara yang sedang dia tonton, tapi pikirannya justru memikirkan ucapan Henry yang pernah menawarkan dia untuk bekerja di kantornya.

Sheyla sangat senang saat mendengar kabar itu, tapi Gavin yang belum lama tinggal di bumi, tentu tidak tahu apa yang harus dilakukan jika bekerja di sana.

Makanya Gavin tidak langsung mengiyakan, dia bilang akan memikirkannya dulu dan beruntungnya baik Sheyla maupun Henry, mereka mau mengerti.

Hari-hari berikutnya Sheyla yang semakin semangat menyelesaikan ceritanya terus mengurung diri kamar. Berulang kali dia juga bilang pada Gavin untuk tidak mengganggunya dan hal itu membuat Gavin sedikit kesal.

Bahkan Gavin pernah tidak diacuhkan seharian penuh, membuat dia tidak bisa untuk tidak marah. Mereka juga sempat berdebat dan saling mendiamkan.

Namun, Gavin yang tak tahan dengan situasi seperti itu memilih mengalah dan meminta maaf. Sheyla juga melakukan hal yang sama dan sebagai permintaan maaf, dia membuatkan makanan spesial untuk suaminya.

°°°°

Entah langit sedang terluka atau apa, tapi sejak tadi pagi hingga hari menjelang sore hujan tak henti-hentinya mengguyur bumi, menghiasi langit dengan awan kelabu.

Dari kejauhan pohon-pohon pun terlihat bergoyang kala angin kencang bertiup, ditambah kilat dan suara gemuruh yang terdengar berhasil membuat hari ini semakin mencekam.

Gavin duduk di sofa di dalam kamar dan meskipun tatapannya tertuju keluar jendela, tapi sorot matanya justru memperlihatkan kekosongan. Pertanyaannya bukanlah apa yang Gavin lihat, tapi apa yang menganggu pikirannya?

Pintu kamar tiba-tiba terbuka, memperlihatkan Sheyla yang berjalan masuk sembari membawa dua cangkir kopi. Di saat itulah kesadaran Gavin kembali, dia tersenyum ke arah gadis yang sedang berjalan menghampirinya.

"Untukmu." Sheyla duduk di samping Gavin sembari menyodorkan secangkir kopi padanya.

"Terima kasih," balas Gavin kemudian menyesap kopinya. Sheyla juga melakukan hal yang sama.

"Haahhh, kenapa hari ini hujan tidak mau berhenti?" tanya Sheyla seraya menatap langit kelabu. "Padahal hari ini aku mau pergi keluar."

"Semoga saja besok cerah," balas Gavin.

"Ya, semoga saja." Sheyla kembali menyesap kopinya, sedangkan Gavin kembali menatap keluar jendela dengan perasaan tidak karuan.

Sudah sejak semalam perasaannya memang tidak tenang dan Gavin tidak tahu apa penyebabnya. Ada rasa takut, cemas dan juga perasaan-perasaan lain yang mendadak menguasai hatinya dan meskipun Gavin mencoba untuk tidak peduli, tapi perasaan itu malah kian menjadi-jadi.

Sheyla yang tiba-tiba menyadarkan kepalanya di dada Gavin, berhasil membuat lelaki itu tersentak. Selama beberapa saat dia terus menggerak-gerakkan kepalanya untuk mencari posisi yang nyaman dan hal itu membuat Gavin tidak bisa untuk tidak tersenyum.

THE MAN IN THE SKY [END]Where stories live. Discover now