🌬️ 40 : Cinta tak harus memiliki

313 50 1
                                    

☁️ SELAMAT MEMBACA ☁️

TOK tok tok!

Setelah Kakek Roland mengetuk pintu, tak berapa lama terdengar derap langkah kaki dari dalam. Lalu saat pintu dibuka, seorang wanita paruh baya bertubuh gemuk tampak terkejut kala melihat kedatangan mereka.

"Selamat siang, Daisy," sapa Kakek Roland.

"Se-selamat siang, Roland," balasnya sedikit tergagap. Lalu dia menatap tamunya secara bergantian. "Ada apa sebenarnya ini, Roland? Dan Gavin, dari mana saja kau? Selama ini Olivia mencarimu."

Gavin menundukkan kepalanya. "Maafkan aku, aku sedang sibuk akhir-akhir ini."

Seandainya tidak ada Kakek Roland, Edgar pasti akan mencibir Gavin lagi seperti tadi.

"Oh, baiklah, ayo masuk dulu. Kita bicara di dalam," ujar Nyonya Daisy.

Dia lalu membuka pintunya lebih lebar dan mempersilahkan tamunya untuk masuk. Kakek Roland berjalan lebih dulu, diikuti oleh Gavin dan Edgar. Tiba di ruang tamu Nyonya Daisy lantas menyuruh para tamunya untuk duduk.

"Aku akan membuatkan teh untuk kalian," ujarnya lalu bergegas menuju dapur.

Gavin yang sejak awal dibuat penasaran dengan apa tujuan mereka datang ke rumah Olivia lantas menatap Kakeknya. "Kakek Roland, sebenarnya mau apa kita ke sini?"

"Sebentar lagi kau akan tahu," balas Kakek Roland seraya menatap sangkar burung merpati di dekat jendela.

Gavin mendengkus. Seandainya dia bisa membaca pikiran kakek Roland, pasti sudah dia lakukan sejak tadi. Sayangnya, Kakek Roland sangat ahli menutup pikirannya, terutama jika sedang berhadapan dengan Gavin.

"Diam saja dulu, nanti kau akan tahu," bisik Edgar. "Dan jangan coba-coba menyabotase pikiranku," imbuhnya dengan nada memperingatkan.

"Baiklah!" balas Gavin kesal.

Tak berapa lama, Nyonya Daisy kembali dengan membawa nampan berisi tiga cangkir teh dan beberapa kudapan yang segera ditaruhnya di atas meja.

"Terima kasih banyak dan maaf jadi merepotkan," ujar Kakek Roland saat Nyonya Daisy sudah duduk.

"Tidak masalah, Roland," balas Nyonya Daisy sambil tersenyum. "Jadi, apa yang membuat kalian datang ke sini? Apa ini ada hubungannya dengan hari pernikahan minggu depan? Kalau ada, itu artinya Olivia harus berada di sini bukan? Dia pasti senang calon suaminya sudah kembali sekarang."

Dengan susah payah Gavin menelan ludahnya. Baru dia sadari jika hari pernikahannya dengan Olivia tinggal satu minggu lagi, tapi bukankah Kakek Roland akan mempertimbangkan kembali hal itu?

"Ya, tentu saja, Olivia harus berada di sini," jawab Kakek Roland.

"Baiklah, dia sedang di tempat kerja sekarang, tapi aku akan menyuruhnya pulang. Tunggu sebentar," ujar Nyonya Daisy lalu dia bangkit berdiri.

Dihampirinya sangkar burung merpati di dekat jendela, lalu dia berbisik, "Beri tahu Olivia untuk pulang sekarang. Calon suaminya menunggu."

Merpati itu berkicau seakan mengiyakan perintahnya. Lalu saat pintu sangkar dibuka, dia langsung terbang cepat melewati jendela dan dalam beberapa saat saja merpati itu sudah tak tampak lagi.

°°°°

"GAVIN DARI MANA SAJA KAU?!"

Olivia berteriak saat dia baru saja tiba di ambang pintu, membuat semua pasang mata tertuju padanya. Napasnya memburu, dadanya naik turun, rahangnya mengeras dan matanya tampak memancarkan kemarahan yang luar biasa.

THE MAN IN THE SKY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang