🌬️ 22 : Sekolah di dunia Gavin

339 51 0
                                    

☁️ SELAMAT MEMBACA ☁️

"TOLONG satu-satu, ya," ujar Sheyla sembari tersenyum ke arah para penggemar yang terus berdesakan meminta tanda tangannya.

Ya, setelah sekian lama akhirnya Sheyla berhasil menciptakan sebuah novel yang selain diterima oleh penerbit besar, novelnya juga digemari banyak orang.

Bahkan Sheyla yang saat ini berada di salah satu toko buku tampak diserbu oleh puluhan pembeli yang menginginkan tanda tangan di buku mereka.

"Semuanya akan kebagian. Jadi tolong antri!" Sheyla kembali bersuara.

Meskipun dia terlihat kewalahan, tapi Sheyla tetap tersenyum ramah. Tak sedikit juga dari para penggemarnya yang menginginkan berfoto bersama dan Sheyla selalu mengiyakan dengan senyum yang terus terukir di bibirnya.

Namun, tiba-tiba dari kejauhan terdengar suara teriakan orang-orang. Seketika Sheyla yang sedang sibuk menandatangani bukunya dibuat terkejut sekaligus bingung.

Dia melihat orang-orang berlarian meninggalkannya sembari berteriak histeris. Dia juga merasakan lantai tempatnya berpijak berguncang hebat, bahkan atap dan juga lampu-lampu di toko buku itu bergetar gelisah.

"Apa yang terjadi?!" teriak Sheyla saat dia dibuat panik kala melihat rak-rak buku berjatuhan, menumpahkan semua isinya ke lantai.

Sayangnya, orang-orang yang juga tak kalah panik sama sekali tidak menjawab pertanyaan Sheyla. Lalu tiba-tiba kedua mata gadis itu terbelalak saat melihat makhluk bertubuh besar dan berwarna abu-abu berlari ke arahnya.

Ingin sekali Sheyla berteriak dan berlari seperti orang-orang, tapi mendadak mulutnya menjadi kelu dan kedua kakinya pun tidak bisa digerakan. Dengan gelisah Sheyla berusaha menggerakkan kakinya kala hewan raksasa itu semakin mendekat.

"PERGI SANA TIKUS SIALAN!" teriak Sheyla dengan ketakutan yang luar biasa saat jaraknya dengan tikus raksasa itu hanya tinggal beberapa meter.

Lalu tanpa Sheyla duga, tikus raksasa itu hendak melompat ke arahnya. Lagi-lagi, Sheyla yang ingin berteriak sama sekali tidak bisa mengeluarkan suaranya.

Bruk!

Di saat itulah tubuh Sheyla mendarat dengan keras di lantai, tapi bukan karena tertimpa tubuh raksasa si tikus, melainkan karena jatuh terjengkang dari kursinya.

"Aahh, sialan!" umpat Sheyla sembari mengerang kesakitan. Bahkan saking sakitnya, kedua mata Sheyla sampai berkaca-kaca.

Padahal tadi adalah mimpi yang indah, tapi gara-gara tikus raksasa yang datang entah dari mana, mimpi Sheyla seketika berubah menjadi bencana. Benar-benar sangat menyebalkan!

°°°°

"Apa yang terjadi padamu?" tanya Gavin yang baru saja tiba di dapur.

Sheyla yang duduk di kursi sambil mengompres kepalanya dengan es, lantas menatap Gavin yang kini duduk di sampingnya.

"Jatuh," jawab Sheyla singkat.

Kening Gavin mengernyit. "Jatuh? Jatuh dari mana?"

"Kursi."

"Kursi? Bagaimana bisa?"

"Ah, sudahlah! Jangan banyak bertanya. Kepalaku sa—aww!"

"Kau baik-baik saja?" tanya Gavin panik. Terutama saat melihat ekspresi Sheyla yang begitu kesakitan.

Sheyla tidak membalas, dia masih saja mengerang seraya memegangi kepalanya. Hanya karena ketiduran di kursi saat sedang menulis, lalu bermimpi tentang tikus raksasa, dia jadi terjatuh dan menderita seperti ini.

THE MAN IN THE SKY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang