🌬️ 18 : Saling membantu

354 56 1
                                    

☁️ SELAMAT MEMBACA ☁️

"SEKARANG ceritakan padaku apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Sheyla yang terlihat begitu penasaran.

Saat ini mereka memang sudah tiba di apartemen dan duduk bersebelahan di sofa ruang tamu. Sejujurnya Gavin tidak ingin membahas apa yang terjadi tadi, dia ingin masuk ke kamarnya dan beristirahat.

"Bisakah kita membahasnya nanti saja?" tanya Gavin yang terlihat lelah sekaligus kesal akan sesuatu.

"Tentu saja tidak!" bentak Sheyla. "Kau sudah bilang akan menceritakannya di rumah dan sekarang —"

"Baiklah, baiklah!" sentak Gavin. "Aku akan menceritakannya padamu!"

Sheyla berdecak saat Gavin tiba-tiba ikut membentaknya juga. Walau sedikit kesal, tapi dia berusaha untuk tetap tenang. Dia tentu tidak mau membuat Gavin marah, apalagi sampai membuat lelaki itu jadi enggan bercerita.

Sebelumnya Sheyla sudah mengirim pesan pada Clarissa dan bertanya tentang kejadian tadi, tapi sampai Sheyla tiba di apartemen gadis itu sama sekali tidak membalas pesannya.

"Awalnya dia tanya apa pekerjaanku, lalu dia tanya aku sekolah di mana, lulusan apa, dan berapa nilaiku," ujar Gavin memberi tahu apa yang tadi dia dan Clarissa bicarakan.

Mata Sheyla terbelalak. "Dia bertanya semua itu?"

Gavin mengangguk.

"Lalu kau jawab apa?"

"Aku katakan yang sejujurnya."

"Apa? Maksudmu ... kau bilang kau manusia lan—"

"Tentu saja tidak," tukas Gavin. "Aku bilang aku tidak punya pekerjaan dan untuk yang lainnya aku tidak bisa menjawab."

"Kenapa?"

"Karena aku tidak tahu harus menjawab apa!" sentak Gavin.

Sheyla melotot, terutama saat Gavin lagi-lagi membentaknya. "Kenapa kau membentakku, hah?!"

"Siapa yang membentakmu! Aku tidak ...."

Gavin tidak melanjutkan ucapannya saat dia sadar kalau nada bicaranya memang terkesan membentak. Gavin mendengkus lalu mengusap wajahnya kasar.

Rupanya ucapan Clarissa tadi benar-benar membekas. Seandainya tadi dia tidak ingat Clarissa adalah teman Sheyla, mungkin Gavin sudah memaki-maki gadis itu.

Sheyla yang sadar kalau sudah terjadi sesuatu yang tidak beres lantas menyentuh bahu Gavin. "Ceritakan padaku, apa yang Clarissa bilang padamu?"

Gavin menghela napasnya lalu menjawab, "Dia bilang, dia tertarik padaku tapi dia tidak bisa menerimaku karena aku pengangguran dan latar pendidikanku tidak jelas. Dia hanya akan menerima seorang lelaki yang setara dengannya."

"Dia mengatakan itu?"

"Ya, dia juga bilang aku tidak mungkin bisa mendapatkan gadis manapun kalau hanya bermodalkan ketampanan saja. Setidaknya aku harus punya pekerjaan yang layak dan pendidikan yang bagus."

Terjadi keheningan selama beberapa saat. Jujur saja Sheyla tidak tahu harus berkata apa. Dia juga tidak menduga hal ini akan terjadi.

"Menurutmu apa yang dia bilang ada benarnya atau tidak?" tanya Gavin seraya menatap Sheyla.

THE MAN IN THE SKY [END]Where stories live. Discover now