🌬️ 41 : Gavin kembali

340 52 2
                                    

☁️ SELAMAT MEMBACA ☁️

HARI sudah mulai gelap saat Gavin, Edgar dan juga Kakek Roland keluar dari rumah Olivia. Sebenarnya mereka masih tidak percaya Olivia mau mengalah dan merelakan Gavin dengan gadis lain di saat persiapan pernikahannya hampir selesai.

Namun, itulah yang diharapkan dan yang paling penting Olivia mau mengalah tanpa paksaan. Meski begitu, Nyonya Daisy masih belum bisa menerima sepenuhnya.

"Berani taruhan, Olivia pasti sedang menangis di kamarnya sekarang," bisik Edgar pada Gavin.

Gavin tidak membalas, dia hanya mengedikkan bahunya acuh tak acuh. Lalu tiba-tiba saja Edgar merangkul bahunya.

"Berhubung sudah lama kita tidak bertemu, bagaimana kalau malam ini kita bersenang-senang? Sekalian untuk merayakan kau yang terbebas dari jerat Olivia," ujar Edgar sambil menaik-turunkan alisnya.

"Aku tidak bisa, Edgar," jawab Gavin seraya melepaskan tangan Edgar yang merangkulnya.

"Apa maksudmu tidak bisa?"

"Aku harus kembali ke bumi dan memberi tahu Sheyla soal ini."

"Yang benar saja?!" sentak Edgar. "Kau baru kembali dan sekarang akan pergi lagi?!"

Gavin mengangguk. "Aku sudah bilang pada Sheyla akan kembali secepatnya."

"Oh, ayolah, kau tidak mau menginap semalam saja?"

"Tidak."

Edgar mendengkus. "Kakek Roland, lihat cucumu ini. Dia sudah —"

"Biarkan saja, Edgar," tukas Kakek Roland membuat Gavin tersenyum. Sebaliknya, Edgar malah membelalakkan mata.

"Jadi aku bisa pergi sekarang, kan?" Gavin bertanya sembari menatap Kakeknya.

"Ya, kau boleh pergi."

Gavin tersenyum. "Terima kasih."

"Dan, Edgar." Kakek Roland menatap Edgar yang masih membisu. "Bukankah besok aku libur?"

"A-apa? Libur —"

"Bagus sekali." Kakek Roland tersenyum lalu kembali menatap Gavin. "Bilang pada Sheyla, besok aku akan datang dan menemui keluarganya."

"Apa?!"

"Benarkah?"

Edgar dan Gavin berbicara bersamaan, membuat Kakek Roland tersenyum geli.

Edgar menghela napas. "Kakek Roland, sebenarnya besok jam sem—"

"Saran yang bagus." Kakek Roland kembali menyela. "Jam sembilan pagi aku akan datang ke rumahnya."

Gavin tidak tahu bagaimana mengungkapkan kebahagiaannya saat ini. Sepertinya ucapan terima kasih saja tidak akan cukup.

Karena itu, entah sadar atau tidak, untuk pertama kalinya lagi setelah sekian lama, Gavin memeluk Kakek Roland dengan penuh rasa sayang dan terima kasih.

Kakek Roland membalas pelukan Gavin sembari mengusap-usap punggungnya. Melihat cucunya bisa sebahagia ini, dia juga ikut bahagia.

Edgar sebenarnya juga merasa bahagia sekaligus terharu, apalagi saat menyaksikan pemandangan langka seperti ini.

Namun, saat dia teringat akan jadwal kakek Roland yang harus dia atur ulang, Edgar seketika mengacak-acak rambutnya. Malam ini dia pasti tidak akan tidur.

Sebagai pemimpin manusia langit, Kakek Roland hampir tidak pernah merasakan hari libur. Setiap hari selalu ada hal yang harus dia urus dan dia selesaikan.

THE MAN IN THE SKY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang