🌬️ 15 : Edgar & Olivia

402 56 5
                                    

☁️ SELAMAT MEMBACA

"OLIVIA jangan masuk!" cegah Edgar.

Namun, Olivia yang berjalan cepat di depannya berhasil membuka pintu dan langsung menerobos masuk ke ruangan kakek Roland, membuat Edgar seketika berlari menghampirinya.

"Olivia, jangan ganggu Kakek Roland. Dia sedang sibuk!" bentak Edgar seraya menarik tangan Olivia.

"Lepaskan! Aku hanya ingin bertanya padanya!" balas Olivia seraya mengempaskan tangan Edgar.

"Olivia!"

"Kakek Roland kau di mana?!"

"Olivia, sudah kukatakan kalau Gavin -"

Ucapan Edgar terhenti saat dia mendengar suara batuk dari balik sebuah rak. Rak yang berisikan botol-botol kaca dan tanaman-tanaman kering.

Di saat yang bersamaan, Kakek Roland muncul dari balik rak seraya memegang sebuah botol kaca berisi cairan bening berkilauan yang ditutupi oleh sumbat gabus.

"Kenapa kalian berisik sekali?" tanya Kakek Roland seraya menatap kedua orang itu dari atas kacamatanya.

"Maafkan aku, Kakek Roland. Aku sudah melarang Olivia masuk tapi dia -"

"Aku hanya ingin bertanya padanya!" teriak Olivia pada Edgar.

"Sudah-sudah, jangan bertengkar. Aku tidak suka keributan," kata Kakek Roland melerai, membuat Edgar dan Olivia seketika terdiam.

Kakek Roland lantas berjalan menuju kursinya lalu duduk di sana sembari menaruh botol kaca di atas meja. Lalu Olivia bergegas berdiri di hadapan pria tua itu dengan ekspresi tidak sabar.

Kakek Roland menautkan jari-jarinya seraya menatap Olivia. "Nah, jadi apa yang mau kau tanyakan, Anakku?"

Olivia menarik napasnya sebentar, sedangkan Edgar yang sepertinya tahu apa yang akan terjadi langsung menutup kedua telinganya dengan tangan.

"Kakek Roland, kau tahu pernikahanku dan Gavin tidak lama lagi bukan? Itu artinya banyak hal yang harus segera disiapkan. Aku sudah menyiapkan beberapa keperluan pesta. Aku juga berhasil menemukan bulu angsa untuk gaunku dan aku sudah menyelesaikannya. Sekarang aku mau membuat baju untuk Gavin, tapi selama beberapa hari ini aku tidak melihatnya. Sebenarnya ke mana dia?!"

Terjadi keheningan setelah Olivia menyelesaikan ucapannya. Bahkan satu-satunya suara yang terdengar saat ini hanyalah suara napas Olivia yang memburu.

Edgar lantas menyingkirkan tangan dari telinganya seraya menghela napas lega. Dia sudah menduga hal ini akan terjadi dan beruntung dia berhasil menutup telinganya tepat waktu. Karena kalau tidak, gendang telinganya bisa saja rusak.

"Aku sudah bilang padamu, Olivia. Gavin sedang pergi," ujar Edgar.

"PERGI KE MANA MAKSUDMU, HAH?!"

"Tolong jangan berteriak di ruanganku," tegur Kakek Roland yang walau nada bicaranya begitu tenang, tapi dia berhasil membuat Olivia dan Edgar membisu.

Olivia yang masih dikuasai amarah tampak menatap Edgar dengan tajam. Namun, sesaat kemudian dia menundukkan kepalanya ke arah Kakek Roland.

THE MAN IN THE SKY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang