13

1.4K 159 16
                                    

Tekad gracio mendekati sheon semakin besar, segala cara agar sheon luluh padanya dia lakukan namun cerdasnya anak itu, sheon selalu mengadu pada shani jika dia tidak menyukai om tua itu..

"Loh kok sheon bilang seperti itu? Om kan baik selalu belikan sheon mainan yang sheon mau" tanya shani

"Sheon banyak mainan buat apa beli lagi? "Ucapnya polos

"Budak mah tau mana yang tulus mana yang modus"celetuk eli

Shani melirik eli yang langsung mengalihkan pandangannya, shani mengerti maksud eli seperti apa dan shani tidak menyalahkan kata-kata eli karna memang faktanya seperti itu..

"Menurut ceu eli, ayahnya sheon tulus atau modus? "Tanya shani

"Tulus dan modus beda tipis.. Yehnya mana aya jelema geus indit bertahun-tahun eh ujug-ujug datang hayang jadi ayah anu baik.. Wleee modus!! yang pastina eta mah hayang balik deui weh.. Percaya gera"ucap eli

"Terus aku harus apa? "

"Harus apa? Lah kumaha nanya ka urang deuih.. Yeuh pikir wehnya sekarang dia oke bela kamu nanti di depan istrinya apakah akan sama?.. Moal!!! Jelema kitu tidak bisa dipegang omonganna.. Boa sekarang ngakuna ka istrinya keur gawe? " ucapan eli ada banarnya

"Jangan? Menghakimi seseorang dari masa lalunya ceu"oniel tiba-tiba datang bawa kue

"Papiiiii"sheon langsung memeluk oniel

"Lalaki mah pasti bela kaumna.. "Eli tidak mau kalah

"Sheon masuk kamar ya.. Bawa kuenya"perintah oniel

"Siap bos"sheon pun pergi membawa kuenya

"Bukannya saya ingin membela pria itu tapi memang seharusnya kita tidak boleh melihat orang dari masa lalunya.. Orang pasti ada berubahnya.. Saling mengingatkan saja seharusnya "

"Bapak kan apal kumaha kalakuanna"

"Saya tau tapi sheon tidak.. Saya juga titip pesan bicara lah yang baik, makan yang baik di depan anak seperti sheon kita harus melakukan hal yang baik agar dia menangkap hal yang baik-baik juga"nasihat oniel

"Euh ujung-ujungnya ceramah.. Lieur"

Waktu pun terus berputar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Waktu pun terus berputar..
Anin semakin terluka ketika melihat ashel memegangi rambutnya yang mulai rontok..

"Bunda lihat"ashel memperlihatkan segumpal rambut ditangannya

Anin langsung membelakangi ashel, air mata anin sulit dibendung lagi. Air matanya yang jatuh mewakili perasaannya yang ikut jatuh..

"Menangislah bunda.. Ashel tidak melarang bunda menangis, manusia ada titik terendahnya sendiri.. "Ucap ashel

Anin berbalik dan melihat putrinya yang begitu kuat "bunda menangis bukan karna bunda sedih melihatmu seperti ini, bunda hanya merasa bunda adalah ibu yang tidak bisa berbuat apa pun untuk kesembuhan anaknya.. Bunda belum bisa jadi ibu yang baik untukmu hiks.. "

Derita diatas DeritaWhere stories live. Discover now