31

1.6K 174 6
                                    

Gracio duduk di sudut jeruji dengan lantai dingin, udara dingin terasa menusuk kulitnya. Tidak ada lagi pelukan hangat anin dan tidak ada lagi pelukan manja ashel. Gracio sangat kesepian dipenjara seorang diri..

Ayah memanglah ayah yang buruk untukmu nak tapi ayah sangat merindukan mu, datanglah sekali saja untuk ayah.

Gracio begitu merindukan ashel, sejak dirinya dipenjara dia tidak pernah di jenguk ashel. Setiap bertanya pada anin, anin berkata jika ashel belum siap melihat ayahnya seperti ini.

Disisi lain ashel bersandar di pilar yang ada di balkon kamarnya, ashel melihat langit gelap tampa Bintang. Ashel sesekali menarik nafas berat jika berteriak dia akan teriak memanggil ayahnya untuk kembali..

Ashel tau ayahnya dipenjara tapi dia dilarang anin maupun kenan untuk menemui ayahnya dengan alasan kondisi ashel yang masih lemah. Ashel memang marah pada ayahnya dengan rasa sakit yang ayahnya buat tapi hidupnya terasa hampa tampa sosok yang selalu menghibur dan memanjakannya.

"Yah.. Ashel rindu"suara ashel gemetar menahan isakan

Dikamar yang berbeda anin masih duduk di atas sajadah dengan masih mengenakan mukena, anin baru saja menunaikan shalat malam. Kegelisahan dihati anin yang membuat anin mencari kedamaian dan dengan mengadu pada sang pencipta anin jauh lebih damai..

Tapi ada rasa sedih di hati anin ketika di hadapannya ada surat gugat cerai yang harus gracio tanda tangani segera. Anin dilema, dia tidak bisa meninggalkan gracio dalam keadaan seperti ini tapi orang tuanya kini sudah mewanti-wanti untuk segera berpisah atau mereka yang akan turun tangan..

Jika saja kenan tidak melibatkan orang tuanya mungkin perasaan dilema ini tidak akan ada. Kakaknya itu telah mengadu segalanya pada orang tua mereka sehingga orang tua mereka mulai bertindak langsung.

Beban pikirannya sudah sangat berat sejak dulu dan sekarang semakin berat saja, anin sudah lelah dengan semua ini rasanya menangis saja tidak akan melegakan perasaan atau pikirannya. Sholat memang jalan terbaik untuk menenangkan diri..

Sedangkan diluar terlihat kenan dengan nada pelan-pelan namun sedang memarahi seseorang yang ada di balik teleponnya..

Saya tidak mau tau tentang mobil itu, yang jelas jangan sampai polisi mencurigai kita semua. 

...

Saya tidak peduli kamu mau apakan itu mobil yang jelas biarkan bukti lain akan memberatkan gracio. Biarkan semua menuduh pada orang yang salah.. Biarkan gracio merasakan sakit di jeruji yang dingin..

kenan mematikan sambungan telepon  nya dan tersenyum tipis "gracio.. Gracio.. Kamu sudah menyakiti adikku maka kamu harus membayarnya mahal.. "

"Om.. "Ashel yang baru saja keluar kamar menuju dapur dilantai 1 harus terkejut mendengar fakta yang memang sangat mengejutkan..

"Ashel!.. Sejak kapan kamu disana? "

"Ashel mendengar semuanya om.. Om jahat! Om yang melakukan semuanya dan om cuci tangan begitu saja" ashel tidak percaya om yang dia kenal begitu lembut justru dialah yang menyebabkan baru muncul

"Kamu jangan salah paham.. Om akan jelaskan"

"Gak ada yang perlu om jelasin.. Ashel dengar semuanya, om jahat! Hiks hiks"ashel mulai terisak

"Shel.. Dengar om, om ada alasan kenapa om melakukan ini"

"APA PUN ALASANNYA OM SUDAH MELAKUKAN KESALAHAN SANGAT BESAR"teriak ashel

"Bunda harus tau.. "Ashel ingin berbalik namun di tahan oleh kenan

"Jangan! "

"Enggak om.. Bunda harus tau jika omlah pelaku yang sebenarnya "

Kenan menarik ashel"jangan ashel.. "

"Lepas om.. "

"Tidak.. Kamu harus ikut om"kenan menarik ashel menjauhi kamar dan itu harus melewati tangga utama

"Bunda harus tau.. Bundaaaa.. Bundaaa.. "

"Diam.. Om akan jelaskan kenapa om melakukan ini, kamu diamlah "kenan dan ashel saling tarik menarik

"Bundaaaa.. "Mendengar teriakan ashel, anin yang masih memakai mukena langsung keluar kamar

"Bundaaa.. "

"JANGAN ASHELLL"kenan menarik tangan ashel kuat dan tampa kenan sadari di samping ashel ada tangga

Karena tarikannya cukup keras dan genggaman pada tangan ashel tiba-tiba terlepas dan ashel yang tidak bisa menstabilkan tubuhnya akhirnya ashel jatuh ke samping kiri dimana tangga berada..

"Ayaaaahhhhhhh"

Mata anin membulat ketika melihat tubuh ashel mulai berguling - guling di tangga "ASHELLLLL"teriak anin

Anin berlari menuju tangga dan segera menuruni tangga. Anin sudah kalang kabut melihat anaknya sudah di lantai dengan darah dimana-mana..

Kenan di lantai 2 syok melihat keponakan nya berlumuran darah "ashel.. "

Sampai dibawah anin langsung menyanggah kepala putrinya, mukena putih anin sudah merah akan darah ashel "ashel sayang.. Bangun nak.. Tolong.. BIIIIIII... MANGGGG"teriak anin

Bi ami dan mang kirman tukang kebun pun datang, mereka terkejut melihat ashel "astagfirullahaladzim non ashel.. "Mang kirman dan bi ami mendekat segera

Anin sudah menangis, dia memeluk ashel yang sudah tidak sadarkan diri "hiks.. Sayang bangun nak hiks.. Mang panggil ambulans mang hiks cepat.. Hiks.. Hiks"

"I.. Iya bu.. "Mang kirman langsung pergi

"Bi ashel bi hiks hiks.. Bangun nak.. " anin terlihat histeris menyaksikan anaknya tidak berdaya

Bi ami pun ikut menangis "ya allah.. Non kenapa bisa seperti ini hiks hiks.. Bu istighfar  bu.. "

"Astagfirullah.. Hiks jangan tinggalkan bunda nak hiks hiks "anin mendekap erat tubuh ashel begitu erat dengan tubuh gemetaran

Di penjara gracio yang sempat tertidur tiba-tiba terbangun ketika mendengar suara ashel memanggil dirinya "ashel.. Ashel.. Kenapa aku bisa mendengarnya? "Gracio melirik sekitaran penjara yang sepi

Gracio memegang dadanya "kenapa perasaanku jadi tidak enak? Ya tuhan lindungilan anak-anak dan istri hambamu ini "

Perasaan seorang ayah tidak bisa dipungkiri kebenarannya, gracio meski sebulan lebih tidak bertemu ashel namun jika ada hal yang terjadi pada anaknya dia akan merasa gelisah sekali.

Seperti detik ini, gracio yang akan terlelap harus terbangun dan merasa gelisah ketika dia mendengar suara putrinya.

Bersambung
Maaf baru bisa up
Jaga kesehatan selalu semuanya

Derita diatas DeritaWhere stories live. Discover now