19

1.4K 162 9
                                    

Anin melangkah perlahan memasuki rumah, langkah kakinya berat sekali memasuki rumah. Air mata seperti sudah di ujung pelupuk matanya dan siap jatuh untuk membasahi wajahnya yang cantik..

Anin memegang gagang pintu rumah nya cukup lama, anin menarik nafas beberapa kali dan dadanya masih saja terasa sesak..

"Aku tidak boleh lemah di depan ashel.. "Anin yang tertunduk kini berusia tegak dan menghilang segara gejolak dihatinya..

Anin membuka pintu tiba-tiba ashel sudah berdiri di depan pintu rumah "happy birthday bunda.. "

Anin kebingungan "happy birthday???  Cel bunda lagi gak ulang tahun loh"

"Memang enggak tapi hari ini adalah hari ulang tahun ayah loh bun.. Bunda lupa? "Tanya ashel

Anin tidak melupakan ulang tahun suaminya, hanya saja anin tidak mengatakan saja.. Karna yang ulang tahunnya saja lebih memilih mementingkan mengejar shani dibandingkan pulang bersama dengannya..

Ashel melirik kearah belakang tubuh anin "ayah mana bun? Kalian tidak pulang bersama? "

"Ayah sibuk sayang.. Mungkin malam nanti malam baru pulang"

"Yah kok gitu.. Gak seru ah.. Ayah nih gimana sih, udah tua masih aja sibuk kerja"gerutu ashel

"Gak boleh gitu nak.. Ayah kerja untuk kita, kamu tidak boleh menggerutu gitu tidak baik"

"Iya deh"

"Ya udah masuk yuk"

"Iya.. "Mereka pun memutuskan masuk dan merancang pesta kejutan untuk malam harinya

Disisi lain terlihat gracio datang ke kosan shani untuk menemui shani juga sheon..

Jujur shani tidak enak harus berduaan di kosan dengan gracio karna memang sheon sedang pergi les bersama eli dan belum juga kembali..

"Mas mau minum apa? "Tanya shani yang lagi membuatkan minum untuk gracio

Tiba-tiba tangan melingkar di perut shani dan shani terkejut lalu mendorong orang dibelakangnya "mas cio ngapain?"

"Kenapa?kok kamu kaya terkejut gitu sayang kita kan sering melakukannya" ucap gracio

"Uhmm maaf mas tapi ini kosan tolong hargai tempat ini dengan bersikap biasa saja"shani masih belum bisa jujur pada gracio bahwa dirinya sudah menikah karna dia mengenal gracio yang mungkin bisa melakukan hal yang diluar apa yang dia pikirkan..

Gracio tersenyum "baiklah.. Aku hanya ingin teh saja tapi bolehkah aku disini melihatmu membuatnya seperti dulu"

"Iya.. "Shani dalam hati sangat berharap sheon dan eli cepat kembali

"Mom.. "

Suara anaknya akhirnya terdengar, sheon hadir kini bersama oniel di belakangnya.. Oniel melihat gracio agak sedikit terkejut..

"Ternyata bapak disini? "Tanya oniel

"Iya pak.. Sheon"gracio meraih sheon untuk memeluknya

"Bagaimana lesnya? Lancar kah apa ada yang nakal? "Tanya gracio

Sheon menggeleng "tidak.. Semua baik"

"Syukurlah nanti klau ada yang nakal bilang om biar om yang urus oke"

"Oke.. "

Shani menyimpan teh di atas meja makan dimana gracio duduk"pak oniel biar saya buatkan juga teh nya.."

"Boleh"oniel duduk bersama gracio

Shani bersyukur akhirnya oniel mau menemaninya, shani pun kembali membuatkan teh untuk oniel dan setelah jadi dia simpan juga di atas meja..

Derita diatas DeritaWhere stories live. Discover now