22

1.4K 177 13
                                    

Terlalu lelah untuk menangis, terlalu lelah untuk marah. Anin sudah pasrah dengan rumah tangganya yang berantakan. Anin sangat lelah dengan tekanan batin yang terus menerus memukulnya hingga berkali-kali..

Hari ini Anin sengaja pulang ke rumah kedua orang tuanya, anin ini menepi dari semua masalah yang ada di dalam rumahnya"hahhh"

"Tumben kamu di sini dek.. "Sang kakak kenan masuk ke kamar anin

"Aku rindu rumah kak.. "

"Rindu rumah atau sedang bertengkar dengan gracio? "Tanya kenan

Anin tertunduk tidak bisa berkata-kata, percuma bohong pada sang kakaknya karna sang kakak lebih peka jika itu berkaitan dengan adiknya..

Kenan duduk di samping anin "dek.. Kakak pernah mengatakan bahwa kamu itu jangan terlalu percaya pada suamimu, bagaimana pun dia itu lelaki normal. Dia jika diberi wanita cantik, molek pasti kesem-sem juga dek.. "

"Tampa kamu cerita, kakak bisa baca dari matamu jika apa yang kakak katakan sedang terjadi padamu kan.. " lanjut kenan

"Anin cape kak.. Anin cape terus seperti ini.. Anin bingung harus bagaimana lagi menghadapi mas gracio.. Bahkan anin terlalu cape menangisi semua ini"

Kenan memegang pundak anin "sabar dek.. Ini ujian rumah tanggamu, kakak kan sudah mengingatkan kamu sejak dulu.. Kamu terlalu lama di Palembang dek saat itu"

"Itu penyesalan anin hingga saat ini.. " ucap anin

Kenan mengusek kepala adiknya "sudah ya.. Sabar, kita hadapi semuanya bersama.. Nanti kakak usakan bicara dengan gracio ya.. " anin mengangguk paham

Shani dikantor disibukkan dengan pekerjaannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Shani dikantor disibukkan dengan pekerjaannya. Wira selalu memperhatikan kinerja shani sejak pertama kali shani bekerja diperusahaannya. Wira memang sudah mendengar bahwa shani adalah simpan seorang pengusaha tapi dia tidak peduli akan hal itu.

Dia mempercayai shani sesuai dengan apa yang dia lihat dari ke profesional shani selama bekerja di wira grub, bahkan kini wira memang telah menganggap shani sebagai putrinya sendiri..

"Shan.. "

"Eh iya pak, kenapa? "Shani meninggalkan pekerjaannya

"Sudah tinggalkan dulu pekerjaan itu..  Saya ingin bicara, kamu datang ke ruangan saya sekarang "

"Baik pak"

Shani pun merapihkan dahulu kerjaannya, setelah rapih shani pun keruangan wira..

Toktoktok

"Masuklah dan duduk di sofa" perintah wira

Shani mengikuti perintah wira, wira membuka kaca matanya lalu di simpin diatas mejanya. Wira berjalan dan duduk di sofa yang sudah ada diruangan tersebut..

"Saya dengar kamu sudah menikah shan..?"ucap wira

"Iya pak.. Saya sudah menikah saat itu pun saya sudah undang bapak tapi bapak sedang di hongkong"jelas shani

Derita diatas DeritaWhere stories live. Discover now