MGMH 25

134K 11.1K 866
                                    

Hai pren, up lagi nih.

Sorry telat up nya....

Di chapter ini mungkin ada sedikit kejutan.

Nanti malam aku up lagi, jadi jangan marah-marah kalo ending chapter ini di gantung:)

Tapi sampein 1k vote dong, biar cepet up malam ini:)

Jangan beranggapan cerita ini sad ending pren, karena aku udah nentuin kalo cerita MGMH bakal happy ending 😌

Udah yaa....

Bantu tandai yg typo pren!!!

Jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya!!!

{HAPPY READING}

🌹🌹🌹

Jam sudah menunjukkan pukul 21:30, calon Hannan sudah pulang sejak tiga puluh menit yang lalu.

Dan sekarang, Nazwa dan Gus Maulana sudah berada di kamar dan merebahkan diri mereka di kasur.

Gus Maulana tengah asik mengusap-usap perut sang istri. Sedangkan Nazwa, ia tersenyum melihat suaminya yang asik sendiri dengan perutnya.

"Mas, udah ih, aku mau bobo," ujar Nazwa berusaha menghentikan kegiatan sang suami.

"Bobo aja Yang, aku usapin perutnya," ujar Gus Maulana.

"Ish, sini baring di samping aku Mas!"

Gus Maulana pun menghentikan kegiatannya, ia pun langsung berbaring di samping sang istri, dan memeluk tubuh mungil istrinya itu.

"Kenapa Sayang?" tanya Gus Maulana sambil mengecup kening Nazwa.

"Aku mau tanya boleh?"

"Boleh dong, mau tanya apa? Hm?"

Nazwa menatap sang suami dengan lekat, ia juga mengusap lembut rahang tegas sang suami. Sedangkan Gus Maulana, ia dibuat bingung atas tingkah sang istri.

"Kenapa? Hm?"

"Aku tanya, tapi kamu jawab jujur ya," ujar Nazwa. Gus Maulana hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Kamu kenapa milih aku jadi istri kamu?" tanya Nazwa yang masih menatap Gus Maulana.

Gus Maulana mengerutkan keningnya saat mendengar pertanyaan sang istri, "kok nanya gitu?"

"Gak papa, mau tanya aja. Kan banyak santriwati atau asatidzah muda yang lebih cantik, lebih pintar, lebih sholehah, lebih baik, lebih-" ucapan Nazwa terpotong kalau mulutnya dibungkam dengan mulut sang suami.

"Sstt, gak boleh merendahkan diri kamu, gak boleh membandingkan diri kamu sama orang lain! Aku gak suka. Aku milih kamu karena memang hati aku yang milih, bukan nafsu aku, Sayang," tutur Gus Maulana lembut seraya mengelus pipi chubby sang istri.

Nazwa yang mendengar penuturan sang suami hanya tersenyum, ia pun semakin memeluk erat tubuh sang suami.

"Kenapa tiba-tiba nanya kaya gitu?" tanya Gus Maulana.

"Aku pernah denger, banyak santriwati yang ngejodoh-jodohin kamu sama Ustadzah Aira. Dan aku juga pernah denger, kamu pernah janji buat nikahin dia," ujar Nazwa seraya tersenyum dan menatap sang suami.

"Sayang... Aku gak pernah sama sekali janji buat nikahin dia. Aku memang kenal Ustadzah Aira udah lama, tapi aku gak ada perasaan apapun ke dia," ucap Gus Maulana.

My Gus My Husband [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang