MGMH 33

107K 10.6K 1.4K
                                    

Hai pren, apa kabar?

Maaf ya aku off nya lama:)

Padahal cuma 15 hari loh, udah banyak banget yang nagih buat up😌

15 hari kan sebentar ya.

Pada nungguin gak sih?

Udah tau instagram Gus Maulana sama Nazwa gak? Mereka udah ada instagram nya, jadi langsung follow aja yaaaa.

Aku mau tanya lagi sama kalian, kalau cerita MGMH diterbitkan kalian pada mau beli kan?

Kayanya secepatnya bakal terbit deh pren:)

Oh iya, buat kalian jangan panggil aku AUTHOR! Terserah mau panggil aku Aul, Kak Aul, Aulia, atau apa pun, asal jangan AUTHOR atau Thor🙂

Dipanggil Thor tuh kek aneh aja pren😭, gak papa deh kalian manggil aku Kak Aul, asal jangan Thor atau Author.

Jangan lupa vote dan komen juga ya, biar cepet up.

Bantu tandai yang typo juga pren!

{HAPPY READING}

🌹🌹🌹

Setelah selesai sholat isya tadi, Nazwa memaksa Gus Maulana untuk menceritakan kenapa ia bisa amnesia. Gus Maulana awalnya menolak, namun Nazwa terus merengek untuk minta diceritakan. Jadilah mau tak mau Gus Maulana menceritakan semuanya.

Dan sekarang, Nazwa yak berhenti menangis karena ia mengetahui bahwa ia telah kehilangan anak pertamanya. Gus Maulana pun sedari tadi mencoba menenangkan sang istri, Nazwa pun sedari tadi terus menyalahkan dirinya sendiri yang tidak becus menjaga kandungannya.

"Sayang, udah dong jangan nangis lagi," ujar Gus Maulana yang masih berusaha menenangkan sang istri.

"Mas, anak kita," ucap Nazwa sambil menatap sang suami dengan mata yang sembab dan hidung yang memerah.

"Ssstt, udah ya, kamu nangis udah lama banget, sayang," ujar Gus Maulana yang mulai tak tega saat melihat mata sembab istrinya itu.

Sudah lebih setengah jam Nazwa menangis, Gus Maulana pun masih memeluk tubuh sang istri. Gus Maulana juga masih merasakan punggung Nazwa yang bergetar, tangannya itu pun masih setia mengusap lembut punggung Nazwa.

Tak lama tangis Nazwa pun mulai mereda, Gus Maulana pun membawa Nazwa untuk duduk di atas pangkuannya.

Nazwa duduk menghadap Gus Maulana, ia masih menunjukkan raut sedihnya kepada sang suami, Gus Maulana terkekeh saat melihat mata sembab sang istri, apalagi ditambah dengan ekspresi nya yang cemberut.

"Mas," rengek Nazwa.

"Apa sayang?"

"Capek," adunya dengan mengerucutkan bibirnya.

"Kan, Mas udah bilang, kamu sih gak mau berhenti nangis," ujar Gus Maulana.

"Kan Nazwa sedih Mas, emang Mas gak sedih?" tanya Nazwa garang.

"Mas sedih sayang, apa lagi pas denger kamu koma dan hilang ingatan. Saat itu dunia Mas rasanya hancur, Mas kehilangan anak pertama Mas, dan Mas juga harus menerima bahwa kamu koma. Kamu yang berjuang sendiri antara hidup dan mati kamu."

"Tapi kata Ummi, kita jangan terlalu larut dalam kesedihan, karena ini awal ujian dalam rumah tangga kita... Dan sekarang, Mas minta sama kamu jangan terlalu dipikirkan ya, jangan terlalu larut dalam kesedihan, Mas yakin nanti semuanya pasti akan digantikan sama yang lebih baik lagi," ucap Gus Maulana lembut.

My Gus My Husband [TERBIT]Where stories live. Discover now