MGMH 32

111K 10.8K 649
                                    

Hai pren, up nih...

Aku nggak jadi open rp, banyak banget yang pada nego umur, dan banyak yang gak memenuhi syarat juga... Maaf yaa.

Dan aku ada kabar gembira buat kalian.

Cerita MGMH bakal diterbitkan, jadi kalian nabung dari sekarang yaaa...

Cerita di wp dan di novel nanti bakal beda banget pren, dan kalian gak bakal rugi.

Kalian yang member GC pasti tau apa aja yang bakal aku tambahin di versi novel nanti.

Di wp tetap aku lanjutin sampai end, tenang pren gak aku gantung kok😌

Jadi nabung dari sekarang yaaa...

Vote nembus 2k, chapter 33 bakal langsung up.

Bantu tandai yg typo pren.

{HAPPY READING}

🌹🌹🌹

Selesai sholat dzuhur, Nazwa langsung menyiapkan pakaian sang suami yang akan mengajar siang ini. Setelah semuanya selesai, Nazwa pun duduk di tepi kasur sembari menunggu sang suami selesai mandi.

Tak lama pintu kamar mandi pun terbuka, Nazwa yang tengah asik memainkan handphonenya pun mengalihkan pandangannya.

Nazwa meneguk salivanya susah payah saat melihat sang suami. Gus Maulana yang baru saja selesai mandi dengan mengenakan sarung hitam polos, dan kaos lengan pendek berwarna senada. Ditambah rambutnya yang masih basah.

Sedangkan Gus Maulana hanya terkekeh saat melihat raut wajah sang istri, Gus Maulana pun langsung menghampiri Nazwa dan duduk di samping sang istri.

"Kenapa liatinnya gitu banget? Hm?" tanya Gus Maulana menahan senyumnya.

Nazwa yang tersadar pun langsung menggelengkan kepalanya, "liatin gimana? Orang Nazwa gak liatin Mas," elak Nazwa.

"Masa sih?" tanya Gus Maulana lagi sambil menaik turunkan alisnya.

"Mas udah deh! Sana ganti baju!" ujar Nazwa sambil menahan salting nya.

"Gemes banget sih," ucap Gus Maulana sambil menciumi wajah sang istri.

"Mas udah!" ujar Nazwa berusaha melepaskan dirinya.

Setelah puas, Gus Maulana pun menghentikan kegiatannya. Ia terkekeh saat melihat ekspresi kesal sang istri, Gus Maulana mengusap pucuk kepala Nazwa, setelah itu barulah ia bersiap untuk mengajar.

Gus Maulana mengenakan gamis berwarna putih, tak lupa juga ia memakai jam tangan berwarna hitam ditangan kirinya. Nazwa yang melihat sang suami yang sedang merapikan pakaiannya pun tersenyum, ia pun berdiri dan menghampiri Gus Maulana yang sedang bercermin.

Nazwa berdiri di hadapan sang suami, ia pun mengalungkan kedua tangannya dileher Gus Maulana dan menyandarkan wajahnya di dada bidang sang suami.

Sedangkan Gus Maulana yang mendapat sedikit heran dengan tingkah tiba-tiba sang istri, namun kedua tangannya pun tetap melingkar apik di pinggang ramping sang istri.

Nazwa dan Gus Maulana sama-sama memejamkan mata mereka, sepasang suami-istri itu saling menikmati pelukan hangat yang mereka ciptakan.

Gus Maulana meletakkan wajahnya di ceruk leher Nazwa, ia menghirup rakus aroma khas istrinya itu.

Pelukan mereka semakin mengerat, Gus Maulana pun semakin menenggelamkan wajahnya di ceruk leher sang istri.

Nazwa pun melonggarkan pelukan mereka, ia memandang lekat wajah tampan sang suami. Tangannya pun terangkat untuk mengusap rahang tegas sang suami, "jangan tinggalin Nazwa ya, Mas," ucap Nazwa tiba-tiba.

My Gus My Husband [TERBIT]Where stories live. Discover now