11. H-10

297 14 0
                                    

Chapter 11. H-10
.
.
Lanjutan dari chapter 10: Pagi hari Ketika Bersama.

don't forget to vote for me !
ENJOY❗

don't forget to vote for me !❗ENJOY❗

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Jam menunjukkan sudah pukul 12.10. Acel dan Elgran hanya duduk di sofa balkon di lantai 3 sambil menikmati beberapa camilan yang tersedia disana. Mereka hanya berbincang tentang kehidupan sekolah dan kehidupan mereka setelah nanti perjodohan itu terlaksana.

"Elgran, kenapa lo nerima perjodohan ini? Lo nggak ngerasa kalo ini bakal ngancem masa depan kita?” tanya Acella sambil melahap satu biskuit disana.

Elgran terdiam. Dia tau Acella akan menanyakan ini padanya. “Tau gue. Tapi mau nolak gimana? Hubungan kaya gini udah biasa di kalangan keluarga kayak kita. Lagipula, bicara soal masa depan, lo juga udah tau kelanjutannya bakal gimana, kan?”

Benar juga, masa depan mereka sudah terlihat bahkan ketika mereka baru dilahirkan ke dunia. Seharusnya Acella tak perlu khawatir tentang ini, bukan? Namun yang jadi masalah adalah, bagaimana pandangan orang-orang terhadap mereka nantinya? dua orang remaja berusia 17 tahun yang akan menikah karena ikatan bisnis adalah hal yang tidak wajar di zaman sekarang.

"Iya, sih..”

"Tapi aneh ga sih? masa kita belum nikah udah tinggal berdua?" lanjut Acella.

“Aneh, makanya sebisa mungkin untuk sementara, kita sedikit jaga jarak diluar, oke?” Gadis itu setuju. Mereka lanjut dengan cerita-cerita hal lain sambil memakan biskuit cokelat ini.

Namun, gadis itu kembali teringat akan luka di punggung tangan Elgran. Apa yang terjadi pada cowok itu? Bahkan Elgran belum menjawab pertanyaannya di meja makan tadi.

"Oh iya.. Elgran, lo belum ngasih tau bekas luka lo, itu kenapa?” tanya Acella memberanikan diri. Mendengar pertanyaan Acel, Elgran memutar kepalanya ke arah Acel, lalu dengan cepat, gadis itu segera mengambil tangan Elgran dan menggulung lengannya. Tampaklah luka-luka yang kini menghiasi tangan kekar itu.


"Ini, ini luka karna berantem, kan? Enggak mungkin lo pergi malam itu tanpa alasan yang jelas. Jelasin ke gue, ini kenapa?” tanya Acella dengan desakan penuh. Berharap Elgran menjawabnya dengan pasti.

“Elgran...” panggil gadis itu dengan pelan. Menyiapkan ancang-ancang jika Elgran juga tak kunjung bersuara.

“Sorry...” satu kata dari mulut Elgran yang membuat Acella diam.

"Sorry, gue kalap karna Gilang yang bikin bang Rico jadi kayak gitu. Gue ga bisa biarin, dia bisa membahayakan nyawa Bang Rico. Bahkan kalo sampe dia tau gue punya lo yang harus dilindungi, dia bakal jadiin itu sebagai bahan pancingan  karna tau kelemahan gue.” penjelasan dari Elgran sontak membuat perempuan cantik itu terkejut. Acella salah telah mengira Gilang sudah berhenti akan aksinya. Nyatanya malah sekarang, lelaki brengs*k itu mengincar dirinya dan Elgran.

LOOK AT ME - [REVISI]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora