26. Memori Masa Lalu

207 7 0
                                    

Chapter 26: Memori Masa Lalu

! don't forget to vote for me !
ENJOY

! don't forget to vote for me !ENJOY

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Pelajaran pertama telah usai. Kini, berganti ke ujian praktek yang sebelumnya diumumkan oleh Bu Sulna.

"Baik anak anak, sekarang ujian praktek akan dilaksanakan. Kalian duduk dengan tenang. Ibu akan memberikan ujian praktek kali ini." Bu Sulna menjelaskan. Murid-murid tampak antusias dengan ujian praktek kali ini. Lontaran kalimat memenuhi seisi ruangan membuat ketua kelas beberapa kali menegur agar tetap tenang dan mendengarkan penjelasan guru mereka.

"Praktek kali ini adalah praktek sholat jenazah. Praktek akan digabung dengan kelas sebelah. Ibu harap, kalian sudah menghafal gerakan dan bacaannya yang sudah ibu beri kemarin, ya. Oke, sekarang, ikut ibu ke masjid, bagi yang nonis, kalian harap tetap di kelas sampai ujian praktek selesai," lanjut Bu Sulna.

Beberapa murid nonis disana tampak mengeluh. Mereka juga ingin ikut untuk sekedar melihat teman yang lain ujian. Kelas seketika dipenuhi banyaknya ocehan murid-murid, mereka tertawa membayangkan siapa yang akan menjadi mayat nantinya.

Acella juga tampak antusias. Dia kini duduk di sebelah Jeana. Namun sepertinya, rasa antusias nya kali ini harus hilang karena Jeana tidak bisa ikut praktik sholat jenazah. Jeana berbeda kepercayaan dengan Acella.

“Yah.. gue nggak ada temennya dong," keluh Acella yang pundaknya tengah di elus lembut oleh Jeana.

“Gabung aja tuh, Vivian sama Zoe juga kayaknya pengen kenalan sama lo. Mereka bilang ke gue kemarin.” Jeana menjawab. Padangan dua gadis itu beralih pada Vivian dan Zoe— 2 siswi yang duduknya tak jauh dari mereka. Tampak ceria dan ramah. Acella seketika kembali antusias.

“Oke, gue kesana nih? Beneran gapapa, kan, Je? gue tinggal sebentar," kata Acella kemudian berdiri dari tempat duduknya.

“Gue bukan anak kecil lagi by the way. Udah sana!!”

Acella berjalan kearah Vivian dan Zoe, dua siswi yang tadinya tengah asik mengobrol santai, kini juga memusatkan alih mereka pada kedatangan Acella. Senyuman terukir di wajah keduanya. Seakan menyambut Acella dengan cukup senang.

“Hai!! Gue boleh gabung? Jeana nonis heheh, dia gak ikut ke masjid soalnya.” Acella berucap. Kedua siswi itu melempar tatap dan mengangguk semangat. Mereka tersenyum lebar.

“Boleh!! Oh ya, kita belum kenalan. Gue Vivian Camalla,” kata siswi dengan rambut sebahu itu— Vivian, sambil menjulurkan tangannya yang dibalas oleh Acella.

“Gue Acella,”

“Hai Acella! gue Sabrina Zoeve, panggil aja Zoe. Nice to know you!” Selanjutnya, gadis cantik dengan rambut panjang cokelat itu berbicara. Acella membalas dengan anggukan dan senyuman.

LOOK AT ME - [REVISI]Onde histórias criam vida. Descubra agora