48. Pengungkapan

204 8 0
                                    

Chapter 48: Pengungkapan
.
don't forget to vote for me
ENJOY

Setelah kejadian yang menimpa Acel, Elgran kini lebih was was

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah kejadian yang menimpa Acel, Elgran kini lebih was was. Kenapa semenjak Acel hamil, semua orang menjadi menjauhinya. Elgran bahkan belum mengetahui bahwa Acel sering kali dihina dan dibicarakan oleh murid murid dengan kata kata yang tidak pantas.

Elgran membawa Acel ke satu kamar kosong di Villa perempuan. Kebetulan, kamar kosong itu tidak ditempatkan dan terletak dekat dengan pintu belakang. Itu memudahkan Elgran untuk nantinya pergi dari sana.

"Masih sakit?" Elgran bertanya sambil memijat pelan pundak Acel. Gadis itu sedari tidak berhenti mual dan selalu muntah. Itu membuat Elgran semakin khawatir. Ditambah suhu tubuh Acel yang panas dan terus mengeluarkan keringat.

Acel menggeleng pelan. Gadis hamil muda itu tidak merespon banyak. Ia selalu memegang perutnya yang terus keram. Ditambah dengan dadanya yang terasa sangat sesak. Untungnya Elgran selalu membawa inhaler untuk berjaga jaga. Elgran selalu membawa alat itu untuk berjaga apabila Acel merasa sesak walau gadis itu tidak memiliki asma.

"Bobo ya?" tanya Elgran yang diangguki oleh Acel.

Elgran merebahkan tubuh Acel ke kasur dan mendekap erat tubuh istrinya. Tanpa sadar, setetes air mata jatuh dari pelipis mata lelaki itu. Mata mereka saling terpejam rapat. Hembusan angin sering kali terdengar. Mereka baru tertidur sekitar pukul setengah satu malam.

***

Elgran telah bangun pagi pagi buta. Ia sebelumnya menghubungi Jean untuk menjaga Acel sementara dirinya akan kembali ke kamarnya. Beruntung, Jean sudah bangun saat itu dan bergegas menuju kamar belakang itu.

"Btw, kenapa lo berdua bisa sekamar begini? hayoo...." ledek Jean melihat tubuh Acel terbalut selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya.

"Gue ga ngapa ngapain sama Acel semalaman. Kalo lo mau tau, nanti bisa gue jelasin. Sekarang, gue mau balik cepet. Lo tolong jagain Acel." pinta Elgran sebelum ia pergi dari sana. Lelaki itu mempercayakan semuanya kepada Jean selaku sahabat dekat Acel.

Jean menatap Acel dengan tatapan bingung. Ada apa semalam mereka berdua hingga tidur satu kamar? Jean hampir berpikir macam macam. Namun tidak jadi ketika melihat pergelangan tangan Acel terluka. Luka seperti ikatan tali yang kuat di kedua pergelangan tangannya. Tangan Acel hampir mengeluarkan darah. Jean semakin penasaran apa yang terjadi.

Jean telah menunggu Acel selama 2 jam dikamar itu. Sampai sampai, Jean tertidur disamping sahabatnya karena terlalu lama menunggu Acel terbangun. Lagipula, saat itu masih sangat pagi dan gelap. Jean tidak terbiasa bangun secepat itu. Hanya saja, tadi ia terbangun pagi pagi karena kebelet buang air kecil.

LOOK AT ME - [REVISI]Where stories live. Discover now