Bagian 7

486 33 9
                                    

07

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

07. Dunia itu Kejam

"Ck! Kamu itu kalau pulang sekolah jangan langsung tidur! Cari pekerjaan sana!" titah sang ibu kepada Auberron.

"Auberron capek, Ma. Baru pulang sekolah." Auberron bangkit dari tempat pembaringannya.

"Kamu kira saya tidak lelah menampung kamu di rumah saya?" Milly berucap dengan raut wajah persis pemeran antagonis di film-film.

"Kalau kamu capek, kamu boleh pergi dari sini. Dengan hal itu, rumah saya kehilangan beban seperti kamu." Lihatlah! Bahkan ibunya saja tidak menginginkan dirinya, apa yang akan dia lakukan? Pergi menuruti keinginan ibunya?

Auberron keluar dari gudang dan pergi. Pergi mencari pekerjaan, agar dapat mengurangi beban kedua orang tuanya. Dia membawa beberapa berkas yang mungkin berguna untuk pekerjaannya nanti.

Sempat berpikir, kenapa ia dilahirkan di dunia ini jika tidak diurus dengan baik. Apakah dia menginginkan kelahirannya? Tidak! Auberron tak menginginkan hal itu.

Takdir Tuhan terus berjalan, lantas apa kita dibenarkan untuk menentang takdir yang telah dirancang sedemikian rupa sejak lima puluh ribu tahun lalu?

Auberron pergi ke sebuah restoran, dia akan melamar sebagai pelayan ataupun pencuci piring. Dia harus bisa!

-A U B E R R O N-

"Permisi, Kak. Apa ada lowongan pekerjaan di sini?" tanya Auberron kepada salah satu pekerja restoran tersebut.

"Sepertinya tidak ada. Akan tetapi, akan saya tanyakan terlebih dahulu kepada atasan saya." Pekerja restoran tersebut berjalan menuju tempat dimana atasannya berada.

Setelah menunggu sejenak, Auberrom dipanggil oleh pekerja tadi dan disuruh menuju ruang atasannya.

Tok tok tok

Bunyi pintu diketuk. Setelah ada balasan dari dalam ruangan, Auberron masuk dan siap untuk diwawancarai.

"Kamu ingin melamar pekerjaan di sini?" tanya pria pemilik restoran tersebut.

"Benar, Pak."

"Berapa usiamu?" Pria itu bertanya lagi kepada Auberron.

"Enam belas tahun." Pria tersebut membelalakkan matanya. Apa ini? Enam belas tahun? Jika dia memperkerjakan seorang anak di bawah umur, maka dia akan dituntut atas dasar perbudakan anak.

"Maaf, tetapi usia kamu masih enam belas tahun, bagaimana bisa saya memperkerjakan kamu, diusia yang masih anak-anak?"

"Saya sangat butuh pekerjaan, Pak."

"Memangnya dimana orang tuamu? Apa mereka tak mengurusmu? Atau jangan-jangan kamu anak nakal yang kabur dari orang tuanya?" cerocos atasan restoran tersebut.

"Orang tua saya sakit, Pak. Izinkan saya bekerja di sini," mohon Auberron. Atasan restoran tersebut menatap iba Auberron. Tanpa melihat surat lowongan pekerjaan dan daftar riwayat hidup, Auberron diterima di restoran miliknya.

"Baiklah, kamu boleh bekerja di sini sebagai pelayan." Auberron senang, akhirnya dia dapat pekerjaan dengan sekali percobaan.

"Kamu boleh bekerja di sini mulai besok. Apa kamu masih sekolah?" tanya atasan itu.

"Masih, Pak."

"Kamu bekerja paruh waktu. Dimulai dari pulang sekolah hingga pukul sepuluh malam. Apa kamu sanggup?"

"Sanggup, Pak."

"Kalau begitu, kamu boleh keluar." Auberron beranjak dan pergi, tak lupa ia mengucapkan terima kasih kepada atasan restoran bernama Rendi.

-A U B E R R O N-

Tak semua orang hebat, tak semua orang kuat. Namun, menjadi orang yang tahan akan semua kenyataan menjadi hal yang wajib disyukuri karena tidak semua orang mampu tahan dengan kenyataan yang kian menggila.

"Dunia ini gila, mengapa Engkau takdirkan aku untuk menginjakkan dan hidup di dunia ini Tuhan?" Auberron memandang langit yang mulai menghitam.

Malam akan tiba, tapi dia masih berada di jalan dan bergumam tentang bagaimana kejamnya dunia.

Bersambung ....

👇Jangan lupa pencet bintangnya ⭐

AuberronNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ