Bagian 24

396 26 17
                                    

24. Pencarian Auberron

“Hei, bangunlah,” ujar laki-laki kemarin kepada Auberron sambil menendang-nendang kaki Auberron.

“Saya bilang bangun ya bangun! Kau tuli atau bagaimana?” Tubuh Auberron rasanya sangat lemas, efek belum makan dari kemarin siang. Auberron mencoba membuka matanya dan duduk.

“Ada apa?” tanya Auberron dengan lirih.

“Selamat datang di neraka yang saya buat. Kau akan merasakan betapa sakitnya disiksa oleh orang yang tak dikenal hingga bertemu ajal.”

Lelaki itu mengambil sebuah cambuk dan mulai mencambukkannya pada kulit kaki Auberron dengan sekuat tenaga hingga kulit kaki Auberron menjadi merah.

“Akh,” jerit kesakitan Auberron.

Tak hanya sampai di situ, baju Auberron disingkap hingga menampakkan perut polos Auberron. Lelaki itu juga memecut perut Auberron. Auberron sudah menangis namun ia coba menahan suaranya dengan menggigit bibir bawahnya.

“Hei, jangan tahan suaramu. Nanti bibirmu akan terluka.” Dari suaranya ia terlihat perhatian. Namun, dia tak berhenti menyiksa tubuh Auberron.

Kini siksaan berganti dengan pisau kecil. Auberron mencoba memberontak, tetapi tubuhnya ditahan oleh lelaki itu. Kekuatannya pun kalah, dan ia terjatuh lemah.

“Tuhan ... mengapa ini sangat sakit?” batin Auberron.

“Kau harus merasakan apa yang anak saya rasakan!”

***

“Daddy ini bagaimana?” tanya Alex pada Devan.

“Cek GPS yang terpasang di setiap baju Auberron,” ujar Devan pada Arthur yang sedang menghadap komputer. Komputer itu menampakkan titik-titik koordinat yang sulit dipahami oleh orang awam.

“Itu yang berwarna merah, sepertinya itu berada di hutan pinggir kota,” ujar Andrew.

“Ayo, kita segera ke sana,” ajak Devan kepada anak-anaknya. Tak lupa mereka membekali diri dengan senjata dan beberapa pasukan.

“Semua kita akan mencari Auberron, nanti Tim Dragon ke sisi selatan, Tim Eagle ke sisi utara, Tim Cana ke sisi barat, dan Tim Tiger ke sisi timur. Untuk Tim Hell ikut saya.”

Lalu mereka semua masuk ke dalam mobil dan berangkat ke titik koordinat yang telah dibagikan oleh Arthur. Dalam perjalanan tak ada satu musuh pun yang muncul.

Tim Dragon, Eagle, Cana, dan Tiger memilih mengikuti untuk ke titik utama penyelamatan Auberron. Di dalam ruangan mengerikan itu, Auberron tengah dicekoki oleh makanan busuk.

“Makan itu!” Auberron menggeleng mencoba memberontak. Tapi, kedua pipinya dipegang kuat dan lelaki itu memasukkan dengan paksa makanan busuk itu.

Di depan, pasukan sudah menumbangkan beberapa laki-laki yang menjadi pasukan laki-laki penculik itu. Pertarungan sangat menegangkan.

“Tim Hell, masuk ke ruangan penyiksaan!” seru Devan. Devan dan pasukan serta anak-anaknya pergi ke ruang penyiksaan. Mereka melihat Auberron yang sudah dipenuhi luka pun amarahnya semakin membara.

“APA YANG KAU LAKUKAN KEPADA ANAKKU?” tanya Devan dengan nada kerasnya.

“Hei, kawan. Tenanglah, aku hanya bermain dengan anakmu.” Laki-laki itu bangkit dan menatap berani Devan.

Tim Hell, sudah ingin membunuh lelaki itu, tetapi Devan belum memberi arahan. “Kawan? Haha. Kawan apa yang menghabisi anak kawannya?” tanya laki-laki itu.

“Hei, Duncan. Yang menghabisi anakmu itu bukan aku. Sudah berapa kali aku mengatakan hal itu?” tanya Devan. Anak-anak Devan pun menatap bingung ke arah Devan. Apakah Devan dan Duncan adalah teman lama?

Bullshit!” Duncan meludah ke arah samping. “Daripada banyak omong kosong lebih baik segera ku habisi anakmu ini, dan anakmu akan menyusul anakku, hahaha,” tawa devil Duncan.

Duncan mengambil pistol yang ada di sakunya. “Ucapkan selamat tinggal kepada keluargamu, Nak.”

Dor!

Napasnya tinggal di kerongkongan, sekejap lagi alam baka menantinya dengan malaikat penanya alam kubur yang siap dengan pertanyaannya.

Bersambung ...

napas siapa ya yang tinggal di kerongkongan? kuy, 10 vote bisa nggak ya? ingin rasanya ku akhiri kisah ini. haha

AuberronWhere stories live. Discover now