Bagian 16

411 28 4
                                    

16. Keluarga Baru

Kini semua terasa berbeda, entah bagaimana dia bisa berada dalam kamar mewah yang semuanya serba putih. Tempat tidur nyaman dan siapa yang membawanya kemari?

Auberron merasakan pusing di kepalanya. Tak lama seorang pria paruh baya tampan datang menghampiri Auberron dan bertanya, "apa kau sudah bangun? Ada yang sakit, Son?"

"Saya sedikit pusing, mengapa Anda memanggil saya son? Saya bukan anak laki-laki Anda." Pria paruh baya itu tersenyum dan menambah kadar ketampanannya.

"Baiklah, sekarang kau adalah anak laki-laki ku, dan kau akan tinggal disini bersamaku dan kakak-kakakmu," ucapnya.

"Tidak, saya tidak mengenal Anda, bagaimana jika ini modus penculikan dan Anda akan menjual organ tubuh saya?"

"Jika aku menculikmu sudah ku potong tubuh dan mengambil seluruh organ tubuhmu saat kau pingsan tadi. Kau aman bersama kami." Auberron mengamati wajah pria itu, Auberron yang laki-laki pun terpesona dengan pria itu.

"Benar juga," lirih Auberron. "Tetapi, apa tujuan kalian membawaku kemari?"

"Ingin menjadikanmu anak bungsu di keluarga kami, bagaimana? Menarik bukan?" ucap pria paruh baya itu.

Auberron ragu untuk menerima tawaran itu, haruskah ia senang atau sebaliknya? Ia takut akan dibunuh dan organ tubuhnya dijual di pasar gelap.

"Tenang saja, tak usah panik. Namaku Devan, kau dapat memanggilku Daddy." Auberron mengangguk saja tetapi pikirannya masih berkelut sendiri.

"Lalu dimana anak-anakmu, Tuan?" tanya Auberron.

"Jangan panggil aku dengan kata 'Tuan' cukup Daddy saja. Anak-anakku yang lain ada di lantai bawah, ingin ke sana?" tawar Devan.

Auberron mengangguk dan turun dari ranjangnya, namun, saat dia akan bangkit. Tubuhnya melayang karena digendong oleh Devan.

"Jangan menggendongku, tubuhku berat," ucap Auberron tak sadar diri."

"Tubuhmu ringan, Baby. Tubuhmu sangat kurus, apa kau tak makan selama dua belas bulan? Huh?"

Auberron cemberut, entah karena apa jiwa kekanakannya tumbuh begitu saja. Auberron dan Devan sudah keluar dari kamar yang disinggahi Auberron.

Interior rumah mewah membuat mulut Auberron menganga lebar hampir mengeluarkan air liurnya. Ada ya rumah sebagus ini, batin Auberron.

"Son, Baby ingin berkenalan dengan kalian. Ucapkan nama kalian." Auberron memandang tiga orang laki-laki didepannya. Ia kira usianya tidak jauh dengan dirinya, dua diantaranya tersenyum sedangkan yang satu menunjukkan muka datar. Auberron menyembunyikan wajahnya di lekuk keher Devan.

"Dia menyeramkan," ucapnya sambik menunjuk ke arah laki-laki bermuka datar itu.

Wajahnya menyiratkan seakan menandakan dia tak menyukai kehadiran Auberron. "Tak apa, Baby. Dia memang tak memiliki ekspresi lain."

"Seperti Daddy, bukan?" tanya laki-laki itu.

"Baiklah Auberron, dia kakak sulungmu yang kau sebut menyeramkan tadi, namanya Arthur De Ellison.

Lalu, dia yang tersenyum senang mendapat adik baru itu adalah kakak keduamu namanya, Andrew De Ellison.

Kemudian dia, mantan anak bungsu keluarga De Ellison, sekarang menjadi kakak terakhirmu namanya, Alexander De Ellison.

Dan sekarang namamu berubah menjadi, Auberron De Ellison. Kau paham?" Auberron menganggukkan kepalanya.

"Dimana kalian memungut anak itu? Dekil sekali rupanya, badannya juga kurus, apalagi wajahnya, sangat tidak tampan." Arthur menilai tamlilan Auberron.

Auberron berkaca-kaca, siap-siap menangis keras jika saja Devan tidak membungkam mulutnya.

"Ucapanmu menyakitinya, Ar." Arthur hanya membuang muka dan beranjak dari duduknya.

"Biarkan saja Kak Arthur tak menyukaimu, kau bermain denganku saja," ucap Alex.

"Tetapi sebelum itu, aku akan merubah tampilanmu dulu. Ayo!" Auberron diturunkan dari gendongan Devan dan mulai mengikuti langkah Alex.

"Semoga kau baik-baik saja, Auberron," ucap Auberron dalam hati.

Bersambung ...

note: ayo kudu vote!!!!

AuberronWhere stories live. Discover now