Bagian 27

238 11 4
                                    

Auberron kini tengah bermalas-malasan dengan menonton saluran televisi, dengan mulut penuh makanan hingga ada makanan yang menempel di mulutnya. Tak lupa, dengan mulut penuh yang bergerak seirama kunyahannya.

“Hei, kau tampak seperti anak kecil,” ucap Andrew.

“Bwiarin.” Auberron menghiraukan kalinat Andrew dan setia memasukkan makanan ke dalam mulut mungilnya.

“Ahh, kau tampak menggemaskan sekali.”

“Abwangg!” rengeknya. “Pwipwi aku sakit,” ucap Auberron saat Andrew mencubit gemas pipi Auberron. Tangan besar itu pun, akhirnya turun dan mengusap lembut pipi yang memerah itu.

“Maafin Abang, ya. Janji nggak cubit lagi,” ucap Andrew sambil menyodorkan kelingkingnya. Auberron hanya menatap kelingking itu lalu berkata, “jangan menawarkan janji bilau kau tak bisa menepati.”

Andrew melotot, benarkah adiknya berkata demikian? Mengapa bisa, apa adiknya ini pernah diingkari oleh seseorang? “Hei, mengapa kau berkata seperti itu? Kau tak percaya pada abangmu ini?”

“Mempercayaimu sama dengan menyekutukan Tuhan, Bang. Jadi nggak boleh.” Andrew tambah menatap bingung adiknya ini, mengapa ucapan adiknya sangat melantur?

“Ya, terserah kau saja.”

Auberron pun diam tak menanggapi, dia kembali fokus pada tayangan televisi hingga datang ayahnya-Devan. Devan datang langsung menggelitiki perut Auberron hingga menyebabkan makanan yang ada di pangkuannya jatuh berserakan dimana-mana.

“Aduh, udah Daddy, capek.” Auberron mengusap matanya yang mengeluarkan air mata akibat terlalu banyak tertawa. Ahh, dia menyukai suasana saat ini. Semua menyayanginya tidak melukai ataupun menyiksa dirinya.

“Arthur!” kaget Daddy 2 ketika dengan tiba-tiba Arthur mengangkat Auberron dan mendudukkan Auberron ke pangkuannya.

Auberron sendiri pun kaget dan secara spontan dia mengalungkan tangannya ke leher kakak sulungnya itu. “Mengapa kau tiba-tiba mengangkatnya? Bagaimana kalau dia kaget dan jatuh? Ha?!” marah Devan.

“Tenang saja, Dad. Aku itu kuat pasti mudah mengangkat tubuh Auberron yang kecil ini. Kau harus percaya padaku. Kau akan aman selalu bersamaku.” Auberron memeluk kakak sulungnya erat.

Alex datang menghampiri mereka dengan tas di punggungnya. Dia baru saja menyelesaikan jam kuliahnya. Dia sangat lelah, namun lelah itu sirna saat melihat seluruh keluarganya berkumpul dengan damai.

Kemudian, Alex langsung menatap Auberron dan merentangkan tangannya sebagai tanda meminta pelukan. Auberron beranjak memeluk kakaknya yang baru pulang dari kuliahnya.

“Aku ingin makan es krim,” kata Auberron dengan malu-malu.

Tingkahnya itu mampu membuat yang lainnya gemas. Andrew langsung menuju ke dapur guna mengambil kotak es krim yang berada di kulkas.

“Ini, makanlah. Jangan terlalu banyak agar tidak keropos gigimu.” Auberron menatap penuh minat dan mengangguk mendengar ucapan Devan.

“Ini enak, kalian ingin mencobanya?” Auberron menatap menatap yang lain sedang mengangguk pun segera menyendokkan es krim ke mulut mereka satu per satu.

“Daddy, aku ingin sekolah,” pinta Auberron dengan suara yang terdengar menyedihkan. Dia juga ingin merasakan sekolah lagi, dia tidak ingin bodoh serta hanya mengandalkan ayah dan kakak-kakaknya saja.

“Kau yakin?” tanya Arthur.

“Ya, sangat yakin.”

“Kau tidak takut kejadian yang lalu terjadi lagi?” Andrew berganti bertanya.

“Tidak, itu hanyalah sebuah kejadian tidak terduga saja. Lagi pula itu sudah masa lalu. Aku ingin membuka lembaran baru dengan sekolah yang menyenangkan. Aku juga ingin memiliki teman.”

“Kau ingin sekolah di luar?” tanya Devan dijawab dengan anggukan kepala Auberron. Tetapi, Devan hanya menatap dingin Auberron hingga menciutkan nyali Auberron.

“Jangan mimpi! Kau harus home schooling dengan guru yang diseleksi dengan ketat atau jika perlu kakak-kakakmu saja yang menjadi gurumu. Segala jenis bahan ajar akan Daddy belikan.”

“Tapi ...,” ucap Auberron tak jadi ia lanjutkan karena tatapan anggota keluarganya sudah tidak nyaman dipandang.

-TBC-

Maaf, diriku yang labil ini. Semoga suka. Jangan lupa tinggalkan bintang. Terima kasih :)

AuberronOnde histórias criam vida. Descubra agora