[L] 5. Kiss You

124 32 23
                                    

Aku tidak tahu apa rencana Wildan, sudah hampir seminggu tidak ada tanda-tanda pergerakan dari bocah itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku tidak tahu apa rencana Wildan, sudah hampir seminggu tidak ada tanda-tanda pergerakan dari bocah itu.

Ngomong-ngomong, sekarang aku sudah tidak malu lagi untuk pergi ke kantin. Aku mulai terbiasa dengan ceng-cengan anak laki-laki kelas 8B yang menyeletuk Jeje~ Jeje~ tiap aku ke kantin. Kini aku berusaha bersikap cuek di depan mereka.

Dan sejak pulang sekolah tadi, kepalaku sedikit pening karena kepikiran sesuatu. Tapi ini bukan tentang Jeje.

Semua gara-gara pelajaran Seni Budaya, dimana disitu aku memilih Seni Tari. Tadi memasuki materi tentang modern dance. Guru meminta kami untuk membentuk kelompok 5 orang. Aku baru dapat 3 orang anggota. Kurang 2 orang lagi. Dan tiba-tiba datanglah Esther, salah satu teman sekelasku di 8A. Dia menawarkan diri untuk bergabung. Tapi bukan itu masalahnya. Masalahnya, dia ingin bergabung di kelompok kami bersama Mariska. Orang yang paling kuhindari.

Aku dan dua temanku berada di posisi yang tidak bisa menolak. Akhirnya, Esther dan Mariska bergabung di kelompok kami. Kalau Esther sih tidak masalah. Tapi Mariska, aku sedikit khawatir. Apakah kedepannya bakal baik-baik saja? Aku kepikiran.

"Udah jam setengah 4 nih. Pada masuk kelas yuk?" ajak Miss Pricilla.

Seperti hari Kamis biasanya, aku dan Sherin berangkat les. Meski baru kelas 8, kami sudah ikut les karena kemarin sedang ada harga promo khusus untuk siswa dari sekolah kami. Bayarnya dapat potongan setengah harga.

Karena tentor yang mengajar adalah Miss Pricilla, maka pelajarannya Bahasa Inggris. Aku jadi teringat saat Jeje menolakku kemarin. Dia menyebutkan kata Mommy untuk mengatakan Ibu. Kata Wildan, dia memang jago Bahasa Inggris. Mengetahui fakta itu, aku juga ingin jago berbahasa Inggris. Aku tidak ingin kalah.

Ngomong-ngomong soal Miss Pricilla, aku dan siswa lain cukup dekat dengannya. Kami sering mengobrol sebelum atau setelah les usai. Miss Pricilla itu berjiwa muda dan sangat dekat dengan murid-muridnya. Tadi saat sebelum les dimulai, Miss Pricilla bertanya apakah kami memiliki pacar. Tiba-tiba salah satu murid yang satu sekolah denganku ember ke Miss Pricilla kalau di sekolah, aku menembak cowok. Miss Pricilla lalu tertawa dan mengacungi jempol untuk keberanianku. Dia lalu bertanya apakah cowok itu tampan. Dan aku mengangguk.

Wanita badass yang selalu menghiasi kuku-kukunya dengan nail art cantik itu lalu cerita kalau dulu waktu SMA dia memiliki pacar, namanya Fabian. Katanya, Fabian juga sangat tampan. Dan yang membuatku shock adalah Miss Pricilla dengan entengnya bercerita padaku yang tentang first kiss-nya dengan Fabian. Itu terjadi di depan rumahnya sendiri saat Fabian mengantarkannya pulang setelah kencan mereka di malam minggu. Fabian menurunkan Miss Pricilla dari motornya. Saat Miss Pricilla akan masuk rumah, Fabian tiba-tiba berseru kalau ada yang ketinggalan. Ketika Miss Pricilla menanyakan apa yang ketinggalan, Fabian langsung berlari mendekat, meraih tengkuk Miss Pricilla, dan mendaratkan kecupan di bibirnya.

Mendengar ceritanya membuatku membayangkan kalau itu aku dan----

Hush! Hush! Pikiranku.

Aku hampir berpikir macam-macam.

8th Grade [END]Where stories live. Discover now