[L] 44. Fries

30 7 3
                                    

Mataku masih terpaku pada sketsa bergambar keranjang buah yang baru saja kunilaikan ke guru

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mataku masih terpaku pada sketsa bergambar keranjang buah yang baru saja kunilaikan ke guru.

Jangan yang terlalu bagus ya, Prim. Begitu kataku kemarin. Tapi nyatanya, gambar ini mendapat nilai 90.

Gadis itu memang pandai sekali menggambar. Bahkan Jeje juga memujinya. Sedangkan aku, apa kelebihanku? Dibandingkan dia, sepertinya aku tidak punya kelebihan spesifik.

Akademikku di SMA rata-rata, kemampuan menariku juga tidak sebagus itu jika dibandingkan murid-murid yang jago menari di SMA ini. Bahkan belum lama, aku dikeluarkan dari tim dance yang mewakili sekolah di ajang kompetisi.

Awalnya mereka yang mengajakku join duluan, gara-gara ada teman SMP sekaligus SMA-ku yang merekomendasikanku, tapi ujung-ujungnya aku ditendang keluar dari tim yang maju kompetisi.

Gimana kalo kita tampilnya tanpa kamu? Begitu katanya.

Kuterima saja. Memang selama latihan, aku sulit mengikuti ritme mereka. Jadi, ya sudahlah meski rasanya sakit.

"Lin! Masa temen lesku ada yang temenmu SMP. Namanya Alika." kata teman sebangkuku yang bernama Rachel. "Kenal gak?"

"Alika?"

"Sekarang SMA 14. Pake kerudung kacamataan." katanya. "Terus kan aku tanya dia, berarti kamu kenal Lina dong? Eh dia jawab, Lina yang bikin gempar satu angkatan gara-gara nembak cowok kan? Gitu masa. Pffft."

Menyebalkan.

"Hah? Siapa, siapa yang bikin gempar satu angkatan gara-gara nembak cowok???" Cindy yang barusan lewat menyahut dan ikut nimbrung.

Rachel langsung diam.

"Aku." jawabku dengan nada bangga, padahal malu setengah mati.

"Serius, Lin???" Cindy tidak percaya.

Mau tidak mau aku lalu bercerita semuanya.

"Beruntung banget bisa jadian sama crush. Aku aja bertepuk sebelah tangan. Huft."

"Tapi kan aku bisa jadian juga gara-gara Wildan, temenku yang main gitar di pensi sekolah kita kemarin. Dia yang ngompor-ngomporin Jeje biar jadian sama aku. Sama bikin momen biar Jeje berinteraksi sama aku. Kalo enggak, mungkin aku gak bakalan jadian."

"Wildan yang rambutnya gondrong itu kan?" tanya Cindy.

"Hm."

"Dia udah punya pacar, Lin?"

"Udah, kenapa?"

"Nanya doang. Kemarin aku ketemu dia pas lagi makan sama cowokku. Ternyata mereka kenal."

"Jadi Wildan temennya Miko? Dunia sempit banget." ujarku terkejut.

"Bukan Miko. Teddy. Aku pacaran sama Teddy sekarang."

8th Grade [END]Where stories live. Discover now