[L] 10. His Friend

82 22 34
                                    

Rumah Esther halamannya luas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rumah Esther halamannya luas. Di bagian depan sebelah kiri ada kos-kosannya. Masuk ke dalam, teman-temanku sudah ada disana, kecuali Mariska.

Saat aku datang, Mama Esther baru saja pulang dari supermarket.

Ini pertama kali aku dan dua temanku lainnya ke sini. Mama Esther menyambut kami dengan ramah. Beliau mulai bercerita banyak hal. Tentang Esther waktu kecil, tentang Mariska yang sering main ke sini, tentang Papa Esther yang orang bule, tentang kisah cinta beliau dengan Papa Esther, dll.

Di dinding rumah Esther banyak terpajang foto-foto dirinya. Waktu kecil, ternyata dia lebih bule dari sekarang.

"Ini foto Esther waktu ikut sekolah model." kata mamanya.

"Mirip sama artis telenovela itu gak sih, yang anak kecil punya tante rambut palsu?"

"Dulce Maria?"

"Nah! Iya."

"Ah, enggak ya. Masa mirip?" Orang yang dibicarakan menepisnya.

"Sekilas."

Mama Esther kemudian mengajak kami untuk makan siang. Tentunya selain aku, teman-teman belum makan siang karena pulang sekolah langsung kemari. Sebenarnya aku masih agak kenyang.

"Yaudah sih Lin, makan lagi aja, biar gemuk."

Di meja makan sudah tersaji nasi dan ayam goreng. Selain itu ada makanan bernama Burrito yang bentuknya hampir mirip seperti kebab. Katanya itu makanan Meksiko, negara asal papanya Esther.

Selesai urusan makan, kami kembali ke ruang tengah untuk duduk-duduk menunggu makanannya turun.

"Mariska kok belum dateng-dateng ya?" temanku mulai bertanya-tanya.

"Mariska kayaknya gak jadi dateng deh. Dia lagi berantem, sama Yogi." kata Esther sambil menatap layar ponselnya. Sepertinya Mariska baru mengiriminya pesan.

"Berantem?"

"Huum. Palingan bentar lagi mereka putus." lanjut Esther.

"Parah banget, masa temen sendiri didoain putus?"

"Mau taruhan?" Esther menantang. "Kalau dalam seminggu ini Yogi sama Mariska putus, kalian harus traktir aku gelato!"

Aku dan dua teman lain terheran dengan ucapan Esther barusan, "Gila. Temen sendiri dijadiin taruhan?"

Gadis blasteran itu tergelak, "Soalnya Mariska pacaran paling lama sebulan, ini tumbenan sama Yogi udah mau 3 bulanan. Kalau udah berantem gini berarti kan tanda-tanda."

"Iya juga ya? Kayaknya yang ini lumayan lama. Gak kayak waktu sama Jeka. Cuma sebulan ya kayanya?"

"Waktu sama Jeka cuma dua minggu. Setelah putus jadi musuh, sampai sekarang." kata Esther sambil tertawa. "Waktu bahasa Inggris aja mereka kan kepilih satu kelompok. Yang pas kita disuruh bikin drama itu loh. Itu kan diacak, terus Mariska minta tuker kelompok sama aku, dia gak mau sekelompok sama Jeka. Ya gitu gak enaknya pacaran sama yang satu kelas. Kalau putus gak enak banget. Tiap hari ketemu, banyak momen yang ngeharusin bersama."

8th Grade [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang