[L] 7. Heartbeat

99 24 43
                                    

Minggu pagi, teman-teman sekelompokku di tugas Seni Tari akan datang ke rumahku, termasuk Mariska

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Minggu pagi, teman-teman sekelompokku di tugas Seni Tari akan datang ke rumahku, termasuk Mariska. Kami akan membahas pengerjaan tugas koreo dance modern.

Aku masih deg-degan karena ada Mariska di kelompok ini. Apakah project kami akan berjalan lancar? Apakah akan ada masalah? Aku mulai berpikir macam-macam lagi.

Jam 10 pagi, alias ngaret setengah jam dari janjian awal, teman-temanku sudah datang semua kecuali Mariska. Esther bilang, gadis itu mengirim pesan sudah otw, tapi kami tunggu-tunggu sampai jam 11 belum datang juga. Padahal jarak rumahku dengan rumahnya tidak sampai setengah jam.

Oke, sambil menunggu, kami langsung mulai saja membahas tugas kami.

Pertama, kami akan membahas mengenai lagu apa saja yang akan digunakan. Teman-teman mengusulkan berbagai macam lagu. Kemudian Esther mengusulkan jika lagunya di-mix saja. Itu ide yang bagus, tapi kami semua tidak ada yang tahu cara nge-mix lagu. Aku lalu kepikiran Bara, salah satu teman sekelasku di 8A. Dia pandai dalam semua hal yang berhubungan dengan komputer, siapa tahu dia bisa nge-mix lagu juga. Esther kemudian menghubungi Bara. Namun, ponsel Bara sedang tidak aktif.

Kemudian Mariska datang. Gadis itu baru tiba jam 11.30 diantar pacarnya, Yogi. Iya, Yogi yang kata Wildan ada di ruang musik saat aku menembak Jeje. Tapi aku tidak akan mengungkitnya disini.

"Alay kayaknya bisa deh. Dia sering nge-mix lagu senam buat emaknya. Coba aku tanya ya?" kata Yogi inisiatif. Dia lalu menelepon Wildan. Setelah beberapa kali tuut teleponnya diangkat.

"Duh, kayaknya gak bisa deh. Aku masih ada acara~" kata Wildan di telepon setelah Yogi mengklik loudspeaker.

"Disini banyak makanan Al! Mamanya Lina juga barusan pesenin kita pizza!"

"Pizza?"

"Huum!"

"Yaudah, tungguin."

*****

Wildan datang ketika Yogi sudah pergi. Tadi cowok yang suka gonta-ganti pacar itu kesini hanya untuk mengantar Mariska.

"Kok gak ngajak Jeje?" celetuk Esther sambil melirik ke arahku begitu Wildan muncul.

Wildan menaruh tas dan jaketnya, kemudian menjatuhkan tubuhnya di sofa seperti kelelahan. Tak lupa menopang kepalanya dengan bantal.

Lima detik kemudian, bocah berkaos hitam kebesaran bergambar kerangka manusia itu tersenyum jahil, "Mau aku panggilin Jeje kesini?"

"Panggil Al panggil~" seru teman-teman, termasuk Mariska.

"Gak usah repot-repot Wil. Nanti biar aku yang panggil sendiri." kataku, yang tentunya candaan.

"Gak repot kok."

Wildan lalu meraih ponsel dan menempelkannya di telinga. "Halo Tante, ini Wildan. Jeje ada?... Oke Tante..." Wildan menyeringai jahil ke arahku. "JEJE!... Kamu bisa dateng ke rumah Bunga sekarang gak buat ngerjain tugas Bahasa Indo?... Iya, mendadak. Soalnya Bunga ngajakinnya juga mendadak... Alamatnya di Komplek Taman Delima No 28A. Bisa kan?... Sip, aku tunggu!"

8th Grade [END]Where stories live. Discover now