[L] 13. Annoying 'Brother'

78 20 10
                                    

"Waktu itu aku lihat kalian makan bareng di warung mie ayam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Waktu itu aku lihat kalian makan bareng di warung mie ayam. Mesra banget deh? Serasa dunia milik berdua. Mana suap-suapan lagi~"

"Gak suap-suapan! Dan gak mesra!"

Bodoh sekali ucapanku barusan. Bukankah sama saja mengiyakan kalau aku makan mie ayam bersama Yogi?

Wildan melempar cengiran menyebalkan, "Gara-gara itu, aku jadi curiga Rapunzel itu kamu. Terus aku diem-diem ngambil hp-nya, baca chat-an dia sama kontak bernama Rapunzel. Eh, beneran kamu! Kalian sering bahas aib-aibku kan kalau chat? Kebiasaan deh Yogi, kalau PDKT ke cewek. Pasti selalu nyeritain temennya yang bernama Wildan, yang penuh dengan kelucuan ini~"

Bocah ini terlalu percaya diri. Padahal kalau dilihat history chat-nya secara full, tidak hanya membicarakan dia saja.

Sebentar, apa tadi? Dia membaca chat-ku dengan Yogi?! Sial.

"Yogi tadi kelihatan galau loh, waktu ngeliat kamu berduaan sama Jeje di UKS~"

"Gak mungkin."

"Beneran!" Wildan mengaduk sisa-sisa Pop Ice-nya, berusaha mengambil kepretan meses dengan ujung sedotan yang runcing. "Mau tahu sebuah rahasia gak Lin?"

Aku hanya diam dan malas merespon ocehannya.

"Sebenernya Yogi suka kamu dari kelas tujuh~"

Mataku membulat, tapi berusaha untuk mengendalikan diriku, "Gak mungkin."

"Yee, gak percaya."

Kadang kalau dengan Wildan, aku tidak bisa membedakan mana yang serius dan mana yang candaan.

"Kalau suka sama aku kenapa gak dari kelas 7 dia PDKT? Kenapa dia malah pacaran sama Mariska, Yolla, dan lain-lain?"

"Dia gonta-ganti pacar cuma buat caper ke kamu. Biar kamu tahu eksistensi dia di dunia ini~"

"Lebay. Emang ini FTV? Kalau mau caper harusnya pakai prestasi."

"Pakai prestasi juga kok. Waktu itu, dia ikut paskib buat caper ke kamu. Sampai kulitnya item~"

"Aku aja malah gak tahu dia ikut paskib?"

Bocah bergigi gingsul itu hanya membalas dengan cengiran. Sepertinya dia memang mengada-ada.

Wildan menyeruput sisa-sisa Pop Ice-nya. Aku menangkap sekilas bocah itu membuang gelas bekasnya yang sudah kosong ke jendela, sehingga mengenai kepala orang yang sedang naik motor di belakang angkutan kami.

Orang yang terkena lemparan kemudian memepet dan melempar makian, tepatnya di jendela samping Wildan, sambil memainkan gas motornya berulang-ulang.

Tak sampai disitu, hal yang membuatku cengo adalah pengendara motor tadi menukik tajam di depan mobil angkutan kami sampai sopir mengerem mendadak.

8th Grade [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang