[W] 36. Romeo

53 11 3
                                    

Pagi itu, Lina datang dan mengeluarkan kotak bekal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi itu, Lina datang dan mengeluarkan kotak bekal. Saat dibuka, isinya kentang goreng, buncis rebus, dan wortel rebus. Buncis dan wortelnya diiris memanjang seukuran kentang goreng.

Dia kemudian menggeser kotak bekalnya itu padaku.

Aku lalu mencimit satu kentang goreng dan memakannya, "Kok kentangnya bisa gini, Lin? Crispy di luar lembut di dalam?"

"Bisa dong." Lina mencimit buncis dan kentang dan dimakan sekaligus. "Bikin sendiri loh ini, bukan beli kemasan."

"Iya, makanya. Kok bisa gini sih? Bundaku aja kalau goreng kentang gak bisa begini."

"Di rebus dulu, terus nanti dicampur tepung maizena, baru digoreng."

"Ohhhh, gituu."

Sebulan menjadi teman sebangku Lina, aku mulai hafal kebiasaan-kebiasaannya.

Pagi hari, gadis itu akan datang dengan bibir berkilau seperti habis makan gorengan. Kemudian dia akan menyapa beberapa teman sambil tersenyum dan menampakkan giginya yang tampak seperti disikat 10 kali sehari karena saking bersihnya.

Setelah menyapa teman, dia langsung duduk di bangkunya. Kemudian mengeluarkan kaca hello kitty berukuran 20x20 cm dan memulai ritual pagi yaitu memandangi wajahnya di depan kaca.

Kaca hello kitty itu akan selalu tergeletak di atas meja sepanjang jam pelajaran. Dari bel masuk sampai bel pulang.

Jam istirahat pertama, Lina akan kembali memandangi wajahnya di depan kaca dan mengeluarkan secarik kertas berwarna pink dari dalam kotak kecil yang juga bertuliskan Clean & Clear yang juga berwarna pink. Kertas tipis berukuran kira-kira 5x10cm itu ditempelkan di hidungnya. Bagian yang terkena hidung akan menggelap dan berubah transparan.

Setelah menempel kertas ke hidung dan membuangnya, dia akan keluar bersama gadis-gadis lain. Begitu kembali ke kelas, mereka akan menggerombol di salah satu meja, kadang di mejaku dan Lina. Mereka membicarakan hal-hal perempuan yang tidak kumengerti sambil sesekali cekikikan. Kalau sudah begini, biasanya aku langsung menjauh ke tempat anak laki-laki.

Di jam istirahat kedua, Lina akan mengeluarkan kantong seperti tempat pensil. Tapi begitu dibuka isinya bedak dan benda lain entah apa, yang sepertinya alat make up juga. Kemudian mulai men-tap-tap wajahnya dengan bedak tadi sambil sembunyi menghadap tembok.

Dia juga mengeluarkan parfum yang wadahnya kecil seperti spidol, kemudian disemprot ke seluruh badan. Wanginya buah-buahan. Aku hitung sampai sepuluh, pasti ada anak perempuan yang mendekat ke meja kami dan melihat-lihat benda-benda yang dibawa Lina itu.
Kalau sudah begini aku juga akan menyingkir.

*****

Kadang Lina menyebalkan, dia sering lupa tidak membawa buku paket. Entah lupa atau sengaja agar tasnya tidak berat. Kutebak yang kedua.

Dan terpaksa aku harus menaruh buku paketku di tengah untuk menebenginya. Alhasil posisi duduk kami jadi lebih dekat. Saat pandanganku ke arah buku, aku bisa melihatnya dengan ekor mataku. Kepalanya dekat sekali. Kadang mataku melirik sekilas. Satu detik. Dan di waktu yang singkat itu, aku bisa melihat kulit wajahnya yang begitu licin, bibirnya yang merah muda, dan bulu matanya yang melengkung sempurna menghiasi matanya.

8th Grade [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang