Page 12

610 54 1
                                    

"Kau..."

Jaemin tersenyum menyambut kedatangan Jeno. Menarug gelas berisi minuman yang khasnya untuk orang dewasa, menepuk kursi kosong disebelahnya. "Senang bertemu denganmu kawan..."

"Ada apa sialan.. jangan bertele-tele. Sampai kau bicara yang aneh tentang ibuku akan kupenggal kepalamu itu"

Jaemin mengangkat kedua tangannya, berucap agar Jeno tenang sedikit. Tangannya menepuk-nepuk celana kain yang dipakainya, dia sudah mirip ayahnya. Dengan jas hitam Jaemin terlihat sangat berwibawa didepan Jeno.

"Dengar ini Jeno Lee, bawa pulang ayahmu itu. Suruh dia berhenti untuk datang dan menggoda ibuku, lagi."

"Hentikan omong kosongmu dasar brengsek"

"Omong kosong? Ah... Jeno Lee ku yang malang, ayahmu belum membicarakan rahasianya padamu ya? Bahwa sebelum dia menikah dengan ibumu... Dia menikahi ibuku dulu"

Jeno diam, raut wajahnya seolah menggambarkan jika Jeno tidak percaya dengan ucapan Jaemin. "Dan dulu... kau pernah bilang ada wanita menyakiti ibumu kan? Itu bohong. Ibuku yang dia sakiti, waktu masih menjalin hubungan... Ibumu lah yang datang dan menghancurkan hidup ibuku. Ibumu itu... Seorang penggoda, Jeno. Ibumu yang menggoda ayahmu saat itu, nasib baik ayahku menyelamatkan ibuku, kalau tidak... Aku tidak yakin dia akan mengampuni keluargamu"

Kepala Jeno berdenyut keras, rasanya seperti ada palu memukul kepalanya. Apa ini, kenapa jadi ibunya yang disalahkan? Ibunya jelas-jelas korban disini. "Ada pembelaan?"

"Kau... Sialan"

"Aku tadinya tidak mau mengatakan ini, tapi ayahmu yang memancing. Kamu tau? Ayahmu hampir saja mencium ibuku, dan aku ingat ibumu tengah lewat juga disana."

Bohong. Jaemin berbohong. Jeno yakin kalau Jaemin mabuk sekarang dan bercerita asal-asalan saja. "Kalau tidak percaya, tanya saja ibumu. Tadi ibumu terlihat terkejut melihat kelakuan suaminya. Jauhkan bajingan itu dari ibuku atau aku sendiri yang akan membuat ibumu melihat aksi ayahmu itu."

"Adios"

Jaemin berjalan meninggalkan Jeno yang masih mencerna keadaan. Dia masuk setelah sang supir membukakan pintu mobil untuknya. Tangannya merapikan jasnya sebentar lalu menatap Jeno yang masih ada didalam tempat klub itu. "Ibumu merusak kebahagian ibuku, Jeno. Walau aku tau ibuku sudah pasti lebih bahagia dengan ayahku sekarang, tapi tetap saja. Masa lalu itu melibatkan kebahagian ibuku"

"Jeno Lee... Ibumu, menghancurkan ibuku. Maka aku yang akan menghancurkanmu dasar tikus kecil"

***


"Kau darimana?"

"Hanya berjalan-jalan. Kenapa?"

"Katakan yang sejujurnya, Donghae, Kau kira aku tidak melihatmu dengan Yoona tadi pagi?"

Donghae tersenyum tipis, dia jadi penasaran seperti apa reaksi istrinya tadi pagi. "Kenapa? Aku hanya mengobrol saja. Kau cemburu?"

"Donghae... Kau gila? Bagaimana jika Jeno tau semuanya? Dia sudah menyimpan banyak luka karenamu Donghae!"

"Karena aku? Maksudmu kita? Kau kira tindakanmu benar selama ini? Kau sama sepertiku Tiffany, sama persis".

Tiffany yang awalnya hendak membalas perkataan Donghae jadi diam, Jeno tengah berdiri menatapi mereka. "Jeno..."

"Jadi... Jaemin benar?"

Power of AttorneyWhere stories live. Discover now