Page 28

157 20 2
                                    

"Sampai kapan kamu gak mau makan?"

Jaemin melirik Jeno sinis. Sejak tadi orang itu memaksanya untuk makan. Padahal Jaemin sudah bilang ia tidak mau tapi masih saja dipaksa. Sesekali Jeno menyodorkan sendok berharap Jaemin akan memakannya. "Aku bilang tidak mau ya tidak mau."

"Kalau kau makan aku akan mengantarmu ke bibi Yoona."

Jaemin menatap Jeno sedikit lama sebelum menurut untuk makan. Bahkan Jaemin makan dengan lahap, tidak butuh waktu lama untuk Jaemin menghabiskan makanannya. "Sebentar aku cari dokter dulu."

Sementara Jeno yang keluar untuk mendapatkan izin, Jaemin sudah duduk dipinggir ranjang. Kakinya mengayun pelan, bisa ia lihat ada sedikit goresan di kakinya. Donghae hanya membiarkan anak buahnya menyakiti tubuh atas Jaemin yang pasti bisa ditutupi jika memakai baju. Jaemin bingung dengan motif Donghae sejak awal, jika karena ingin menghabisi Siwon kenapa harus memakai dirinya dulu sebagai umpan. Suasana hatinya langsung berubah saat mengingat Siwon. Dia belum sempat mengobrol dengan ayahnya. Sebelum berangkat sekolah Siwon sudah pergi lebih dulu, tidak sempat menjawab telpon sang ayah karena ada ujian mendadak di sekolahnya. Tidak sempat mengobrol dengan Siwon, tidak sempat membiarkan Siwon memeluknya sebelum melihat Siwon ambruk. Tangannya terkepal diatas pahanya, Jaemin kembali menangis.

Memang dia sering tidak menurut pada ayahnya, tapi ia yakin ayahnya lah yang terbaik dibandingkan siapapun. Bahkan setelah ia tau jika Siwon hanya bukan ayah kandungnya, Jaemin sama sekali tidak bisa membencinya. Bahkan rasanya enggan untuk tinggal dengan Donghae. "Jaemin.."

Jeno memberikan beberapa lembar tisu yang langsung diambil Jaemin. Buru-buru ia usap air matanya sebelum mengangkat kepalanya. "Ayo."

"Ayo, aku sudah dapat izin."

***

Jeno tidak langsung mengantarkan Jaemin ke rumah, namun dia sengaja membawa Jaemin ke rumah abu. Setidaknya agar dia bisa melihat dengan mata kepalanya sendiri. Benar saja, begitu Jaemin melihatnya ia menangis histeris sampai terduduk di lantai. Jeno hanya memperhatikan dari jauh, ia ingin membiarkan Jaemin meluapkan emosinya sejenak. Jeno dengarkan setiap ucapan Jaemin sampai saat Jaemin memaki-maki Donghae. Dia terus menyalahkan dirinya yang tidak berbuat apa-apa saat Donghae membuatnya memegang senjata itu. 
"Jaemin..."

Jaemin menggeleng pelan saat Jeno mencoba membantunya berdiri. Dia dorong Jeno keras agar menjauh darinya. "Ini semua karena ayah mu Jeno! Karena ayahmu! Aku tidak akan kehilangan ayahku jika bukan karena dia!"

Jeno tidak menjawab. Ia terima saat Jaemin berkata seperti itu. Bahkan dirinya juga sama membenci Donghae. Jeno kira Donghae hanya akan mengancam Siwon, bukan sampai menghabisinya. Ia ingat saat Donghae menginjak-nginjak Siwon yang bahkan sudah berbaring. Ia ingat sekali Donghae yang dengan mudahnya menduduki tubuh Siwon sambil merokok sebelum Paman Eunhyuk datang. "Aku akan melakukan apapun. Aku juga salah waktu itu."

Jeno kembali mencoba membantu Jaemin untuk berdiri setelah ia lihat Jaemin mulai memegangi tubuhnya lagi. "Bantu aku habisi dia, Jeno."

"Kau mau menghabisinya?"

"Iya. Bantu aku."

"Aku akan membantumu. Akan banyak yang membantumu Jaemin. Kamu tidak sendirian."

***

"Ya Tuhan Jaemin..." Yoona langsung memeluk putranya. Dia tatap Jaemin dari kepala sampai kaki. Anaknya terlihat kacau apalagi ada luka di pipi anaknya. 

"Sakit ya? Maaf ya Mama tidak menolongmu.. Maafkan Mama." Yoona usap pelan pipi anaknya. Ia cium kepala Jaemin lalu kembali memeluknya. Dia yakin dibalik jaketnya tubuh Jaemin penuh dengan luka. Eunhyuk sudah mengatakan bagaimana kondisi Jaemin sebelumnya. Yoona tau ada beberapa luka bakar yang Jaemin harus dapatkan dari hari itu.

"Papa.."

"Mama tau sayang... Mama tau. Ada Mama disini sekarang. Lihat Mama, tidak akan ada yang boleh menyakitimu lagi dari sekarang sayang.. Mama yang akan menghadapi orang itu. Mama yang akan mengurusnya, Jaemin."

Jeno sejak tadi diam. Dia perhatikan begitu hangatnya momen ini. Saat Jaemin diberikan peluk yang erat oleh Yoona karena merasa khawatir. "Jeno."

Yoona melebarkan sebelah tangannya, mengisyaratkan Jeno untuk datang dan memeluknya juga. Kini ia memeluk kedua remaja itu. Ia usap punggung mereka lembut sekali. "Aku yang akan melindungi kalian. Jangan pernah takut pada dia. Jangan pernah tunduk ya? Aku akan menjaga kalian berdua. Kalian masih sama-sama anak Mama."

Jeno tidak sadar meneteskan air mata. Tidak ada yang pernah menyebutnya seperti itu. Ia ingat saat Tiffany menyebut Jaemin anaknya juga tapi Jeno belum pernah mengalami hal yang sama dengan Jaemin. Namun hari ini hatinya menjadi hangat saat Yoona mengatakan itu padanya.
Dia melepaskan pelukan Yoona lalu mundur sedikit. Jeno tatap kedua orang didepannya itu sekarang. "Maafkan aku. Tapi Bibi, Papa mengatakan sesuatu padaku semalam."

"Dia tetap akan membawa Jaemin pulang kerumah itu lagi. Dia tidak akan mengizinkanmu untuk menemui Jaemin lagi.."

Jaemin menoleh pada Jeno. Dia kembali marah saat Jeno mengatakan itu. Tangannya dengan cepat menarik kerah baju Jeno. Jeno berharap Jaemin memukulnya. Alih-alih memukul, ia bisa lihat Jaemin menundukkan kepalanya. Tangannya perlahan melepas baju Jeno.
"Ayo, Jaemin. Kau bilang ingin menghabisinya kan?"

Jaemin mengangguk. Yang sebelumnya ia benci, Jeno kini menjadi kawannya. Jeno menjadi seseorang yang bisa ia datangi, bukan lagi Siwon. "Aku akan bersamamu, Jaemin. Sebagai saudara."

"Kak Jaemin!"
Jisung berlari saat melihat Jaemin. Dia memeluknya secara perlahan, takut menyakiti luka ditubuh Jaemin lagi. "Aku merindukanmu... Kau baik-baik saja kan?"

"Tentu. Kamu menginap disini ya?"

Jisung mengangguk. Ia tatap Jeno lalu menatap Jaemin seolah bertanya siapa dia. "Ah, dia Jeno. Saudaraku."

Hati Jeno menghangat untuk kesekian kalinya. Jeno kira Jaemin tidak akan menerimanya setelah Donghae melakukan itu semua. Nyatanya Jaemin seolah bersenang hati untuk menerima Jeno sebagai saudaranya, bukan sebagai anak Donghae. "Mamaku akan senang melihatmu Jaemin. Aku belum memberinya kabar lagi."

"Bibi yang akan memberinya kabar. Kalian duduk saja disana, aku yakin kalian belum terlalu sehat."

***

"Jaemin.. Kenapa belum makan juga?"

Yoona usap bahu Jaemin pelan. Sejak tadi anaknya tidak menyentuh makanannya sama sekali. Dia ikuti arah pandang Jaemin yang ternyata menatap ke arah kursi biasa Siwon duduki. Padahal selama ini ia lihat Jaemin tidak begitu dekat dengan Siwon walaupun Siwon yang harus mendekati Jaemin duluan. Tapi Jaemin tidak bisa bohong, Siwon yang merawatnya dari Jaemin lahir bukan Donghae. Siwon yang datang ke sekolah saat Jaemin sakit bukan Donghae. Siwon yang cuti dari kerjanya untuk melihat Jaemin lomba renang bukan Donghae. Setiap pembagian rapor Siwon yang selalu datang, bukan Donghae. 

Tidak adil rasanya Siwon yang tidak salah apa-apa harus menjadi korban keserakahan Donghae. Usapan pelan dipipi nya membuat Jaemin menoleh, Yoona menatapnya sambil tersenyum lalu menyodorkan sendok agar Jaemin mau makan. "Makan ya? Sedikit saja."

Jaemin menurut, dia kunyah perlahan makanan dimulutnya. Yoona menarik nafasnya saat Jaemin kembali menangis. Sambil terus melanjutkan makannya anaknya menangis, sendok ditangannya terlihat bergetar. Ya Tuhan, hatinya terasa tersayat berkali-kali melihatnya. Jaemin belum pernah menangis saat tengah makan, hari ini dia melihatnya karena anaknya yang terlalu menahan sakit. "Maafkan Mama sayang... Maaf tidak bisa menolong kalian hari itu.."

Yoona memeluk putra semata wayangnya itu. Dia tak kuasa menahan tangisnya melihat Jaemin menangis hebat. Anaknya sudah kesakitan secara fisik, harus mendapatkan banyak luka ditubuhnya padahal tidak tau apa-apa. Hatinya sakit melihat kenapa anaknya yang harus terlibat, kenapa anak-anak yang tidak tau apa-apa yang harus terlibat.
"Sudah sudah, gak usah dilanjutin makannya. Istirahat saja ya? Minum obat biar gak terlalu sakit lagi."

[]

Halo halo kalian halo, hehe.
Kalian kalau mau lihat beberapa pov Jaemin sama Jeno bisa lihat di akun tiktok ku yaa di @__nathariiy. Ada sedikit potongan-potongan cerita gimana Jeno berusaha nebus kesalahan Donghae, bukan kesalahan dia. Jangan lupa di follow yaa

Enjoyy^^

Power of AttorneyWhere stories live. Discover now