Chapter 6

135 96 23
                                    

Holaa guyss, happy reading yaa

❍❍❍

 

Rifki terbangun pada pukul 06.05 karena mendapatkan notifikasi dari handphonenya. Rifki langsung  mengambil handphonenya yang berada di atas nakas tersebut, Rifki membaca informasi dari dosennya bahwa hari ini tidak ada kuliah, ntah ada apa tapi Rifki terlihat senang

Setelah membaca informasi tersebut Rifki memutuskan untuk mandi dan langsung memasak untuk sarapannya pagi ini. Setelah Rifki selesai memakan makanannya pagi ini, Rifki memutuskan untuk berjalan-jalan pagi di kompleknya.

Tak lama Rifki berjalan-jalan hanya 10 menit dan berjalan-jalan 10 menit pun dapat mengeluarkan lumatan banyak keringat.

“Ah mayan keluar banyak nih keringet, olahraga dikit-dikit. Dari pada sama Gilang sama Cakra yang ada malah habis bakar lemak makan lagi” ucapnya

“Kemana ya? Males banget dirumah terus, gaada kerjaan. Mana sendirian” ucapnya lagi

“Apa gue me-time aja ya? Tapi ntaran dulu deh, masih pagi juga banyak mall sama coffe-shop yang belum buka” usul Rifki pada dirinya untuk melakukan aktivitasnya diluar rumah

Sekitar pukul 10.10 Rifki berangkat ke mall dan memutuskan untuk membeli beberapa buku bacaan di sana dan alat musik.

Sekitar 10.40 Rifki tiba di mall tersebut, jarak mall tersebut tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya. Rifki berjalan melangkah menuju toko buku lebih dulu, ada beberapa buku fiksi dan non fiksi yang Rifki masukan kedalam keranjang belanjanya. Tak lupa juga Rifki membeli alat tulis yang telah habis stok.

Setelah dari toko buku, Rifki berjalan menuju toko alat musik. Rifki memutuskan untuk membeli satu gitar, ntahlah Rifki memiliki ketertarikan sendiri pada gitar, dari SMP Rifki sangat ingin mempunyai gitar sendiri tapi baru kesampaian ia beli pada saat ini.

Setelah di rasa apa yang Rifki perlukan sudah cukup, Rifki langsung berjalan menuju parkiran. Rifki masuk kedalam mobilnya dan memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya ke coffe-shop, sesampainya Rifki di coffe-shop Rifki memesan satu makanan ringan dan satu kopi.

Rifki memakan dan meminum kopi tersebut dengan mengerjakan tugas kuliahnya yang cukup tertunda 2 hari karena kedatangan kedua temannya itu, sebenarnya pengumpulan tugas tersebut masih cukup lama, tapi karena Rifki tidak suka untuk menumpuk-numpuk pekerjaan jadi, jika ada waktu Rifki mengerjakan tugas dan pekerjaannya yang lain.

Tidak hanya mengerjakan tugas kuliahnya, Rifki mencoba gitar barunya itu. Ada beberapa gadis yang memandanginya sedari dia memainkan gitarnya, Rifki mencoba mengacuhkan tatapan dari beberapa gadis itu dan masih melanjutkan bermain dengan gitarnya. Cukup lama Rifki berada di coffe-shop tersebut hampir setengah jam, saat Rifki melirik jam yang bertengger di tangannya, Rifki dengan segera memasukkan barang-barangnya yang ada di meja kedalam tasnya.

•••

Rifki lupa jika sudah ada janji dengan Cakra, bahwa mereka berdua akan menginap dirumah Gilang. Sudah menjadi kebiasaan mereka bertiga untuk saling inap-menginap dirumah satu sama lain.

Rifki langsung menuju rumah Cakra untuk menjemput Cakra. Sekitar 30 menit baru sampai dirumah Cakra, Rifki langsung turun dan memanggil Cakra dari luar gerbang rumahnya.

Der Der Der!!

Suara ketukan gerbang rumah Cakra.

Sudah 2 menit menunggu Cakra diluar sini, Rifki mengambil handphonenya dan menelfon Cakra

Anda : Cak, keluar gue ada di depan rumah lo

Cakra : Kok gaada gedor gerbang dah Ki

Anda : Udah ya, lo aja yang ga denger. Cepet dah panas ini gue tunggu di dalem mobil ya

Cakra : Oke, gue keluar sekarang

 

Setelah Cakra mengiyakan ucapan Rifki, Rifki langsung memutuskan sambungan telfonnya dan masuk kedalam mobilnya. Tak perlu menunggu lama, Cakra keluar dengan membawa tas ranselnya yang sudah pasti berisi baju dan keperluannya selama dirumah Gilang. Cakra langsung saja masuk kedalam mobil Rifki dan menaruh barang-barang yang ia bawa ke kursi belakang.

“Baru dari mana lo? Banyak bener bawaan lo, rapi banget gelaaa” ucap Cakra

“Gue tadi baru jalan si, terus mampir ke toko buku sama toko alat musik” jelas Rifki

“Dih dih, jalan sama siapa lo?” tanya Cakra

“Ya sendiri ego, emang mau sama siapa? Setan?” jawab Rifki dan menjalankan mobilnya menuju rumah Gilang

“Ya ngga gitu, kan bisa aja lo ada gebetan gitu terus lo ajak jalan” ucap Cakra

“Ga ada, kan udah gue bilang gue bakal cari tapi nanti di gunung yang satu hobi. Males gue yang hobinya ngga sama, overthinkingnya macem-macem. Ya sebenernya gapapa beda hobi, cuma ya nanti nuduh yang engga-engga” jelas Rifki

“Iya si, tapi ya ngapain juga gila aneh-aneh digunung. Lain kali kalo dapet cewe yang ngga sehobi sekali-kali ajak naik gunung, biar tau seberapa enaknya pas udah sampe puncak” ucap Cakra memberi masukan

“Gampang deh ntar” ucap Rifki mengakhiri

Setelah lama berkutat dijalanan ibu kota, akhirnya mereka tiba dirumah Gilang, yang pastinya sudah disambut oleh senyum pepsodent Gilang juga.

Hola guyss makasi banget yang udah baca, jangan lupa tinggalin jejak ya biar aku lebih semangat lagi nulisnya.
See u di next chapter yaaa

Mahasiswa & Kenangannya (On Going) Where stories live. Discover now