Chapter 30

53 53 1
                                    

Holaa guyss, happy reading yaa
❍❍❍

Sore ini, beberapa anggota sedang mengemas koper, pakaian, dan segala yang akan mereka bawa pulang ke Jakarta, dan beberapa juga ada yang tinggal menaruh barang-barang di depan kamar agar ketika akan berangkat ke pelabuhan lebih mudah dan cepat.

Rifki, Cakra, Gilang, Calvin, dan Livana sedang berada di ruang tengah sembari mengemas apa yang akan mereka bawa pulang.

"Buset lo dateng cuma bawa satu koper, pulang-pulang bawa dua koper. Apaan aja itu isinya? Mana gede banget" celetuk Calvin

Rifki yang mendengar celetukan Calvin seperti itu pun tersenyum "Ya gimana pulang ga bawa dua? Ini yang gede oleh-oleh buat orang rumah semua" balas Rifki

"Masih inget orang rumah ternyata lo Ki? Iye dah iye yang pulang-pulang rumah ga berasa sepi lagi" ujar Cakra

Rifki hanya tertawa kecil mendengar itu. Rifki melanjutkan kegiatan mengemas barang-barangnya.

Calvin yang sudah selesai dengan kegiatan mengemasnya berdiri dan mendorong kopernya kedepan kamarnya, di ikuti oleh Livana juga menaruh kopernya di depan kamar.

Calvin dan Livana kembali duduk di sebelah Cakra dan Rifki.

"Eh Vin. Berangkat dari sini ke pelabuhan subuh? Atau tengah malem?" tanya Rifki

"Kita dapetnya tiket jam 04.00 pagi. Jadi karena jalan dari sini ke pelabuhan lumayan kalau kata gue mending jalannya dari jam 02.00 pagi, biar sampe sana juga masih kedapetan tempat duduk" jelas Calvin panjang

"Oke kalo gitu. Gue ga tidur, gue bakal begadang sama Cakra dan Gilang" ujar Rifki

"Minum kopi biar ga ngantuk lo. Sekalian yang pahit biar melek tuh mata sampe pagi" balas Gilang

Mendengar jawaban dari Gilang yang keluar dari mulutnya itu pun, semua yang ada di ruang tengah pun tertawa dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

•••

Malam ini sekitar pukul 21.05 Rifki sedang berada di dapur. Rifki di dapur sedang mencari kopi yang akan ia minum untuk menemani saat dia bergadang.

Ditengah-tengah Rifki mencari kopi, Rifki merasa ada yang sedang menepuk bahunya pelan. Rifki perlahan menolehkan kepalanya kearah belakang, Rifki terkejut dan berteriak setelah melihat apa yang ada di depannya saat ini.

"AKHHHHH BANGSAT. PERGI LO SETAN! NGAPAIN GANGGU GUE DISINI?! GUE CUMA MAU CARI KOPI!" ujar Rifki berteriak dengan tangan mengambil sendok sayur yang ada di belakang badannya

"AKHHHHH MANA SETAN MANA?!" teriak orang yang juga terkejut dengan teriakan dari Rifki

"LO SETANNYA! PERGI GA LO?! ATAU GUE GEBUK PAKE SENDOK SAYUR! PERGI SETAN!" teriak Rifki

Beberapa teman-teman Rifki dan adik tingkat yang mendengar teriakan itu pun keluar dari kamar masing-masing dan berjalan kearah teriakan Rifki yang berasal dari dapur.

Gilang yang melihat itu segera mendekati Rifki dan memegang bahu Rifki. Rifki sontak terkejut lagi ketika merasakan ada yang memegang bahu Rifki, Rifki reflek memutar badannya dengan mata yang tertutup kearah Gilang yang sedang memegang bahu Rifki, tanpa disengaja Rifki memukul Gilang dengan sendok sayur yang ia bawa.

Cakra yang baru saja datang segera menarik Rifki.

"Ngapain pukul-pukulan anjir?" tanya Cakra

"Itu Cak. Ada setan, mukanya putih kaya warna lilin" balas Rifki yang masih menyembunyikan matanya di bahu Cakra

Mahasiswa & Kenangannya (On Going) Where stories live. Discover now