Chapter 35

62 57 34
                                    

Holaa guyss, happy reading yaa
❍❍❍

Pagi-pagi sekali  saat Rifki masih tidur. Ibu membawakan sarapan untuk Rifki, semalam ibu melihat Rifki yang bergadang karena tugas yang harus Rifki selesaikan. Ibu Rifki tau bagaimana perjuangan Rifki untuk ingin segera lulus. Ibu menaruh nampan yang berisikan makanan tersebut di atas nakas, lalu kembali keluar.

Sekitar pukul 07.15 WIB Rifki baru saja terbangun karena suara alarm yang sudah ia atur semalam di handphone-nya, Rifki mematikan suara alarm tersebut dan melihat ke arah kanan, Rifki mengerutkan dahinya bingung ketika melihat adanya nampan yang berisikan sarapan. Rifki tak terlalu memikirkan nampan yang berada di atas nakas tersebut, Rifki segera beranjak bangun dari kasurnya dan menuju kamar mandi agar rasa kantuknya hilang.

Rifki sudah terduduk di atas kasurnya dan memakan sarapan yang sudah tersedia di atas nakas. Rifki berpikir sejenak siapa yang menyiapkan sarapan untuknya sebelum ia bangun? Jika memang ibunya, kenapa ibu harus bangun se-pagi itu sebelum Rifki bangun?

Rifki berjalan menuruni tangga dengan membawa laptop, buku bindernya, dan buku rangkumannya. Rifki meletakkan benda yang tadi ia bawa di meja ruang tv, Rifki meninggalkan barang-barangnya di sana dan berjalan menuju dapur untuk membuat kopi kesukaannya. Americano. Sudah pasti.

Rifki kembali ke ruang tv dengan satu cangkir kopi di tangannya, dan duduk di bawah agar lebih nyaman mengerjakan tugasnya. Rifki mulai mengaktifkan laptopnya dan membuka buku-buku yang tadi ia bawa dan mulai mengetikkan kalimat demi kalimat.

Ibu datang dari arah luar rumah yang terlihat baru selesai menyiram bunga di taman kecil yang memang Rifki buat khusus untuk ibunya. Ibu mendekati ruang tv, terdapat Rifki yang sedang mengerjakan tugas kuliahnya. Ibu men-dudukan dirinya di atas sofa, ibu mengelus bahu Rifki karena terlalu fokus hingga tidak menyadari bahwa ibunya berada di sebelahnya.

“Kamu masih lanjut aja Ki, memang di kumpul kapan?” tanya ibu

“Masih 2 minggu lagi si ma, tapi aku ga mau nunda-nunda” balas Rifki

“Ya sudah, mama bikinin choco chips cookies ya? Biar ada cemilannya” ujar ibu

“Kalo mama ga keberatan gapapa. Makasih ya ma” ujar Rifki lalu mengelus punggung tangan ibunya yang masih ada di bahunya

Ibu beranjak dari duduknya dan berjalan menuju dapur untuk membuatkan cookies yang tadi ia janjikan.

Rifki yang baru sadar bahwa ia tidak membawa handphone-nya, segera berjalan ke kamarnya dan mengambil handphone-nya. Sebelum Rifki benar-benar di lantai bawah, handphone Rifki bergetar. Rifki melihat nama kontak siapa yang meneleponnya, setelah membaca nama itu Rifki tersenyum. Siapa lagi jika bukan Pamela, ada rasa senang ketika ia di telepon oleh Pamela. Rifki mengangkat telepon tersebut dan menempelkan handphone-nya di telinganya.

Pamela : Halo Ky. Apa kabar? Lagi sibuk ngga?

Rifki : Hai Mel. Kabar ku baik, aku lagi ngerjain tugas aja. Kenapa Mel?

Pamela : Ga kenapa-napa si. Cuma ya kamu udah lama ga chat aja, by the way aku udah di Jakarta ni

Rifki : Maaf ya, aku akhir-akhir ini emang lagi sibuk sama kampus. Kapan kamu pulang?

Pamela : Baru sampai kemarin si. Aku mau ajak kamu jalan-jalan, udah lama ga ketemu juga. Bisa?

Rifki : Besok aja mau ga? Besok aku kelas pagi sampai siang, jadi sore aku bisa jalan sama kamu. Lagian kamu juga baru sampai kemarin, harus istirahat dulu

Mahasiswa & Kenangannya (On Going) Where stories live. Discover now