Chapter 19

81 70 5
                                    

Holaa guyss, happy reading yaa
❍❍❍

Setelah mendapatkan nomor handphone Pamela. Rifki, Cakra, dan Gilang langsung kembali ke tempat camp mereka dan langsung masuk kedalam tenda.

Di dalam tenda, Rifki sedang mengotak-atik handphonenya ntah apa yang sedang ia buka di dalam handphonenya tersebut, sedangkan Cakra yang sedang memakan beberapa cemilan yang ia bawa.

“Ceilah Ki. Udah dapet aja lo” celetuk Gilang memecah keheningan

“Gue udah merhatiin dia dari awal di dateng si, jadi ya sekalian aja. Siapa tau jadi” ucap Rifki

“Cantik ego Ki.” balas Cakra

“Lo tau ga definisi cantik tapi manis juga?” tanya Rifki

“Gue tau maksud lo” balas Gilang

“Nah, yang kaya gitu udah” ucap Rifki

“Kayanya sekota sama kita deh Ki” ucap Cakra

“Tau dari mana lo?” tanya Rifki

“Dari cara dan logatnya dia ngomong” ucap Cakra dan dibalas anggukkan oleh Rifki

Setelah mereka cukup membicarakan hal yang tadi telah di perbuat oleh Rifki, mereka bertiga memutuskan untuk tidur karena besok pagi mereka harus summit.

•••

Sekitar pukul 04.30 Rifki terbangun karena mendengar suara Calvin dan Livana yang sedang berbicara diluar tenda. Rifki keluar dari tenda untuk melihat apa yang sedang Calvin dan Livana bahas.

Setelah Rifki keluar dari tenda, ternyata Calvin dan Livana sedang kebingungan akan memasak apa karena Rifki belum bangun. Setelah Rifki mendengar pembicaraan Calvin dan Livana, dengan segera Rifki menghampiri Calvin dan Livana.

“Nah ini, chef kita udah bangun” ujar Calvin

“Chef pala lo lima Vin. Napa dah?” tanya Rifki

“Ini loh, kita bingung mau masak apa buat anak-anak sarapan” jawab Livana

“Oh itu. Biar gue aja, lo berdua tugasnya bangunin mereka” jawab Rifki

“Lo masaknya kapan Rif? Sekarang?” tebak Calvin

“Ngga, tahun depan” balas Rifki kesal

“Set dah lama amat, udah pindah gunung yang ada kita” ucap Calvin

“Ya sekarang bego! Mau lo kelaperan ampe setahun? Yang ada mati kelaperan, siapa coba yang disalahin?” tanya Rifki

“Ya lo!” ujar Calvin dan Livana bersamaan

“Tuh kan. Udah sana bangunin yang lain! Biar gue yang urus sarapan” ujar Rifki

Setelah Rifki berkata seperti itu, langsunglah Rifki menuju tenda makanan sedangkan Calvin menuju tenda laki-laki dan Livana menuju tenda perempuan untuk membangunkan para anggota.

Rifki sedang sibuk mencari bahan makanan, sembari mencari bahan makanan Rifki juga memikirkan akan memasak apa. Setelah 10 menit di dalam tenda makan, Rifki mengambil beberapa sayuran dan bumbu instant untuk ia masak menjadi sayur dan beberapa sosis dan nugget untuk di jadikan lauk.

Perlu waktu 30 menit untuk memasak nasi, membuat sayur, dan menggoreng sosis dan nugget yang tadi Rifki ambil. Rifki di bantu memasak oleh Cakra yang baru saja membasahi mukanya dengan air dari sungai mata air di dekat tempat camp mereka.

Setelah Rifki dan Cakra selesai masak, dengan segera Livana memanggil para anggota untuk sarapan. Setelah 25 menit mereka semua makan, beberapa anggota langsung membongkar tenda dan menata carrier mereka dan memasukkan tenda dan beberapa barang yang mereka keluarkan, dan di ikuti oleh setiap anggota yang sudah selesai makan.

Setelah dirasa semua sudah siap, Calvin memulai dengan doa sesuai keyakinan masing-masing, setelah mereka berdoa sesuai keyakinan mereka masing-masing Calvin, Livana, dan Rifki mendahului untuk menumpuk tangan satu sama lain, dan di ikuti oleh yang lain.

“Puncak Gunung Rinjani!!” seru anggota dan leader bersamaan

Setelah melakukan hal tersebut, perjalanan dimulai dengan Calvin yang berada di depan dan di susul oleh Livana dan Rifki, mereka berjalan secara beriringan agar tidak ada yang terpisah atau tertinggal.

Di setiap perjalanan mereka menuju puncak Gunung Rinjani mereka berpapasan dengan beberapa pendaki yang sudah turun, tidak lupa ketika mereka berpapasan dengan pendaki mereka akan saling menyapa.

Sudah setengah trek jalan mereka lewati, dan berpapasan kembali dengan beberapa rombongan yang sudah berjalan turun.

“Mari kak” ucap Calvin dan dibalas anggukan oleh gadis yang ia sapa

Rifki berhenti sebentar untuk mengatur nafasnya yang sudah terengah-engah. Saat Rifki meminggirkan diri dan diikuti teman-temannya Rifki menanyakan hal tersebut kepada pendaki yang akan turun.

“Tinggal berapa jam lagi bang?” tanya Rifki pada pendaki yang tadi menyapanya

“Tinggal.... 10 menit lagi bang” ucap pendaki tersebut

“Ga percaya gue. Keliatan masih jauh banget ini bang” ucap Rifki dengan nafas yang terengah-engah dan dibalas tawa oleh pendaki tersebut

“Waduh. Semangat ya bang, tinggal dikit lagi,” ucap salah satu teman pendaki tersebut

“Oke bang.” Ucap Rifki menyudahi pembicaraan dan melanjutkan perjalanan mereka

Calvin dan Livana berjalan duluan dan diikuti oleh anggota lain di belakang mereka.

•••

Setelah setengah jam mereka berjalan di trek-trek yang cukup membuat kaki sakit dan lelah, akhirnya mereka tiba di puncak Gunung Rinjani. Beberapa anggota menangis terharu karena bisa berdiri di atas puncak Rinjani.

Mereka semua mengabadikan momen dengan cara berfoto dengan plang yang menunjukkan bahwa mereka sudah berada di puncak.

Rifki mendudukkan diri, dan mulai memfotokan langit dan pemandangan yang ada di gunung, dan tak lupa Rifki juga berfoto dengan plang yang ada ketika teman-temannya yang lain sudah selesai berfoto.

Setelah mereka menikmati ciptaan Tuhan yang sangat indah sembari mengistirahatkan kakinya agar dapat turun dengan lancar nantinya.

Mereka menyudahi peristirahatan mereka di puncak Rinjani karena puncak Rinjani semakin lama semakin ramai. Calvin yang sudah mengumumkan akan turun via torean pun di setujui oleh semua anggota.

Kali ini yang memimpin perjalan mereka ialah Rifki dan Calvin, sedangkan Livana yang masih lelah menuju barisan akhir agar dapat sedikit santai nantinya.

 
Hola guyss makasi banget yang udah baca, jangan lupa tinggalin jejak ya biar aku lebih semangat lagi nulisnya.
See u di next chapter yaaa

Mahasiswa & Kenangannya (On Going) Where stories live. Discover now