Chapter 44

28 2 0
                                    

Holaa guyss, happy reading yaa
❍❍❍

Pagi ini, Rifki sudah menyiapkan bekal makanan untuk Pamela. Rifki menyiapkan cukup banyak agar hari ini Pamela memakan makanan rumah buatan Rifki. Rifki segera menaruh makanan dan snack ke dalam papper bag yang sudah Rifki siapkan.

Rifki membawa carrier dipunggungnya, waist bag dipinggangnya, dan papper bag yang berada ditangannya. Rifki memasukkan barang yang ia bawa ke dalam kursi belakang mobilnya sekalian Rifki memanaskan mobil yang akan ia gunakan. Hari ini, Rifki berangkat lebih pagi karena sudah berjanji untuk mengantar Pamela ke sekolah.

Rifki mengunci seluruh rumahnya, dan masuk ke dalam mobil untuk menuju rumah Pamela. Pagi ini jalanan sangat ramai, mungkin karena hari ini adalah hari Senin. Rifki menaikkan gasnya agar lebih cepat tiba di rumah Pamela.

Setibanya di rumah Pamela, Rifki mengetuk pintu rumah Pamela yang masih tertutup. Terlihat pintu yang sudah mulai terbuka dan menampilkan gadis yang rambutnya masih dicepol dengan pensil dan setelan baju seragam putih abu-abu nya.

“Hey, good morning Pamela.”

“Hai Iky. Aku kira kamu bakal dateng siangan dikit.”

“Aku enggak mungkin dateng siangan dong, aku janji kalo udah jemput kamu, berarti aku harus berangkat lebih pagi. Lagian jalanan tadi rame banget.”

“Okey, kali ini enggak telat. Enggak tau deh gimana nanti, yaudah masuk yuk.”

Rifki memasuki rumah Pamela dan mengikuti arah jalan Pamela.

Good morning tante.”

“Hai Rifki. Tante denger, kamu mau ada diklat ya?”

“Iya tante, hari ini. Sekitar semingguan sebenernya, tapi enggak tau deh kalo jadinya lima sampai enam hari aja.”

“Ya sudah, kalau gitu. Nak Rifki sarapan dulu ya? Pasti belum sarapan tadi karena buru-buru kesini.”

“Aduh tante, jadi ngerepotin deh.”

“Udah enggak apa-apa. Tante hari ini emang sengaja masak banyak. Makan ya nak.”

Rifki tersenyum tanda menyetujui permintaan Ibu Pamela.

Pamela mengambilkan sarapan untuk Rifki. Ibu Pamela sedikit terkejut karena melihat tingkah anaknya satu ini, jarang sekali dirinya melihat Pamela yang sangat peka.

Rifki, Pamela, dan Ibu Pamela memakan bersama sarapan pagi itu. Hening, hanya ada suara dentingan sendok dengan piring.

“Nak Rifki. Sebenarnya, tante sudah dari lama ingin bertanya tentang kalian. Apa kalian sudah memiliki hubungan?”

Mendengar pertanyaan dari Ibunya. Pamela terkejut sehingga tersedak makanan yang baru saja dirinya telan. Rifki reflek mengambilkan air mineral dan memberikannya pada Pamela.

“Ah mama apaan si? Kenapa nanya nya waktu makan gini?”

“Ya kenapa Mel? Mama kan mau tau.”

“Jadi tante, kita sebenernya baru kemarin pacaran. Kita udah ada niatan bilang ke tante, tapi bukan hari ini. Eh, tante tanyanya hari ini, jadi yaudah deh Rifki bilang aja.”

“Kenapa Pamela enggak bilang ke mama kalo kemarin udah pacaran? Padahal mama bakal setuju banget. Pacarannya yang langgeng ya, mama ijinin kok.”

“Iya tante, Rifki bakal jaga Mela.”

•••

Selama di perjalanan menuju sekolah Pamela, Pamela tidak berhenti mengaca. “Kenapa si Mel ngaca mulu? Udah cantik kok.” celetuk Rifki yang sedari tadi melihat tingkah Pamela.

Mahasiswa & Kenangannya (On Going) Where stories live. Discover now