Chapter 20

74 65 3
                                    

Holaa guyss, happy reading yaa
❍❍❍

Setibanya mereka di camp jalur sembalun, mereka mengeluarkan bahan makanan dan alat masak untuk makan siang.

Rifki yang sudah tau akan memasak apa langsung mengambil nugget, sosis, dan kentang yang sudah ia bawa cukup banyak, sedangkan Cakra mengeluarkan dua kotak yang berisikan brownies buatan bi Indah.

“Nah ini nih, bisa buat ngeganjel perut sekalian nunggu Rifki selesai masak” ucap Calvin sembari mengambil satu potong roti brownies tersebut

“Ambil aja ambil, masih ada dua kotak lagi” balas Cakra dengan senyum di wajahnya

Beberapa anggota mengambil brownies untuk mengganjal perut mereka. Rifki yang sedang memasak dan dibantu oleh Gilang untuk menyiapkan piring-piring yang terbuat dari stero foam agar mempercepat pengerjaan Rifki.

Setelah 20 menit Rifki memasak. Gilang memanggil para teman-temannya untuk bergabung makan bersama mereka berdua karena makanan yang sudah matang masih terasa hangat.

Setelah semua anggota sudah mendapat bagian mereka masing-masing, mereka makan bersama dan pastinya di awali dengan doa sesuai keyakinan mereka masing-masing.

“Masakannya bang Rifki gaada yang gagal” ucap salah satu anggota baru yang juga termasuk maba

Rifki tersenyum dengan ucapan adik tingkatnya itu “habisin ya, jangan ada yang sisa” balas Rifki

“Asal lo pada tau aja ye, Rifki paling pinter masak. Lo pinter masak di ajarin siapa dah?” tanya Gilang

“Dulu waktu gue masih SMP gue di titipin di rumah nenek gue sama orang tua gue, ya karena orang tua gue ada kerjaan diluar kota. Jadinya gue sering disuruh nenek gue buat bantuin masak, eh gataunya masih inget tu resep sampe sekarang” jelas Rifki sembari makan

“Nenek lo jago juga Rif.” ucap Calvin dan di balas senyuman oleh Rifki

“Lain kali boleh lah ajarin gue masak Rif” ucap Livana

“Boleh kok, tapi kalo ga sibuk ya” balas Rifki dan di balas anggukan antusias oleh Livana

Setelah mereka makan, Rifki dan Gilang membereskan sisa-sisa sampah untuk di masukkan kedalam botol air mineral yang sudah habis agar tidak memenuhi tempat.

Setelah Rifki dan Gilang selesai membereskan sampah-sampah yang ada, mereka semua melanjutkan perjalanan turun mereka hingga sampai di basecamp.

•••

Sekitar dua jam mereka menuruni trek dan pastinya tidak akan membosankan karena turun via torean akan di sambut oleh kanan kiri pemandangan yang indah.

Setibanya mereka di basecamp Rifki dan Calvin mengambil mobil mereka berdua agar nantinya teman-temannya tidak perlu berjalan jauh lagi.

Mereka memutuskan untuk duduk-duduk dan meregangkan kaki dan badan mereka yang terasa kaku dan lelah.

Setelah dirasa istirahat sudah cukup, mereka memutuskan untuk pulang ke villa mereka untuk beristirahat.

Rifki memasukkan carriernya kedalam bagasi dan diikuti teman-temannya yang satu mobil dengan Rifki. Setelah dirasa semua sudah lengkap, Rifki dan Calvin menjalankan mobilnya menuju villa.

•••

Setelah dua setengah jam mereka berkutat di jalanan menuju ke villa, akhirnya mereka tiba di villa tersebut. Rifki dan Cakra membuka bagasi dan menurunkan carrier teman-temannya agar tidak ada yang berebut saat mengambil di bagasi, sedangkan Gilang langsung membuka pintu villa agar teman-temannya tidak perlu menunggu lagi untuk masuk ke villa.

Setelah semua anggota sudah mendapat carrier dan barang mereka masing-masing, para anggota dan leader langsung memasukki villa dan juga langsung masuk ke kamar mereka masing-masing, tidak lupa tugas Gilang yang terakhir adalah mengunci pintu villa dan memastikan bahwa semua anggota sudah ada di dalam villa.

Rifki, Cakra, dan Gilang meletakkan carrier dan mengeluarkan barang-barang yang mereka pakai untuk memasak. Setelah mengeluarkan barang-barang untuk memasak tersebut, Rifki menaruh seluruh barang yang mereka gunakan untuk masak di sisi kamar villa yang tidak terisi barang apa pun kecuali barang-barang mereka.

Cakra dan Gilang merebahkan dirinya di atas kasur berukuran king-size sedangkan Rifki yang langsung membersihkan dirinya agar tidak terasa terlalu lelah. Sekitar 20 menit Rifki mandi dan keluar dari kamar mandi tersebut, dan menaruh handuknya di balkon kamarnya.

“Mandi coy” ucap Rifki dengan menepuk pantat Gilang

“Bentar. Gakuat buat berdiri kaki gue, masih cape!” balas Gilang

“Mandi so no Cak. Bau asem lo berdua” ujar Rifki yang sedang mengeringkan rambutnya

“Iye iye.” Jawab Cakra yang langsung berdiri dan mengambil kaos dan celana pendek lalu masuk kedalam kamar mandi

“Sehabisnya Cakra mandi, gantian lo Gil” ucap Rifki

“Sorean dikit napa Ki” jawab Gilang lemas

“Kaga Gil. Biar cape lo ilang dikit, terus tidur bangun bangun udah enak badan lo” ujar Rifki

“Ck. Yaudah iya” balas Gilang pasrah

•••

Rifki sedang terduduk di kasurnya dan bersender pada senderan ranjang, saat waktu senggang seperti ini Rifki memutuskan untuk menyelesaikan tugas yang sempat tertunda dan segera ia kumpulkan kepada dosennya itu.

Setelah Rifki menyelasikan tugasnya tersebut, dan dirasa rambutnya sudah kering. Rifki ikut membaringkan diri di sebelah badan Gilang

“Ah. Cape banget, tapi naik gunung itu nagih” ujar Rifki

“Iya lo bener Ki. Gue rela naik gunung meskipun kaki udah kaya mau copot!” jawab Cakra yang setengah sadar dalam tidurnya

“Naik gunung itu cape, tapi kalo ga naik gunung bakal kangen banget sama vibes gunung. Setuju ga lo berdua?”

“Gue si setuju Ki. Karena secara ga langsung gunung itu ngangenin” jawab Gilang

“Nah iya bener itu”ucap Cakra menyetujui opini Gilang

 
Hola guyss makasi banget yang udah baca, jangan lupa tinggalin jejak ya biar aku lebih semangat lagi nulisnya.
See u di next chapter yaaa

Mahasiswa & Kenangannya (On Going) Where stories live. Discover now