DIAKHIR PART ADA SESUATU YANG SANGAT PENTING, JADI GUE MOHON BANGET JANGAN DI SKIP KARENA GUE BENER-BENER BUTUH PENDAPAT KALIAN🙏🏻
warning!
part ini juga akan ada bagian yang mungkin akan membuat kalian kurang nyaman.enjoy🥰
Jehan mengeringkan rambut basahnya dengan handuk biru gelap miliknya. Kakinya melangkah menuju meja rias yang telah dipenuhi oleh alat perlengkapan make up milik istrinya, disana juga menjadi tempat menyimpan selusin parfumnya.
Tampilan bagian atasnya yang masih polos, dia manfaatkan untuk memakai parfum favoritnya yang menjadi rutinitas setiap kali beranjak tidur.
Setelah itu dia berjalan menuju walk in closet di samping tempat tidurnya untuk mengenakan baju tidurnya.
"Jehan!!!"
Lelaki yang baru selesai mengganti celana pendek menjadi celana panjang serta memakai kaosnya, memberikan dehaman beratnya ketika mendengar namanya terpanggil.
"Lo disini? Gotcha!" Rasel memiringkan kepalanya di pinggiran pintu walk in closet.
"Kenapa?" Jehan berjalan menghampiri istrinya yang sedang tersenyum lebar kearahnya.
"Tadi Marven sama Yaslan dateng cuma mau ngasih ini ke gue--" Rasel menunjukkan tangan putihnya yang sedang memegang plastik berisi beberapa kotak pizza.
"Habis itu langsung pergi lagi mereka,"
Jehan menghela pelan lalu menggelengkan kepala dengan rambut yang masih sedikit basah. "Yaudah dimakan lah, malem-malem gini biasanya lo masih suka laper kan?"
"Sotoy lu!"
Kekehan kecil keluar dari mulut Jehan. Pria itu melangkahkan kakinya menuju meja sekaligus brankas pribadi yang menyimpan berupa barang rahasia di dalamnya.
"Ayoo, makannya bareng" rengek Rasel mengikuti jejak Jehan dari belakang.
"Gue lagi ngga mood makan, Sel" jawab lelaki itu.
YOU ARE READING
The Fate of Us | Jaerosè
FanfictionBagaimana jadinya apabila seorang Ketua Dewan Rumah Sakit secara tiba-tiba 'melamar' salah satu dokter residen untuk menjadi menantunya. "Mau jadi menantu saya ngga?" [ON-GOING]