23

5.5K 543 101
                                    

22.32

Hai? Adakah yang masih nungguin cerita ini?

I know its been 1 month since the last part was published, tapi awalnya gue beneran ga berniat ngegantungin kalian semua😭🙏🏻

Desember itu bulan terhectic gue di tahun 2022. UAS, kegiatan ospek jurusan (gue panitianya dugh🙄), Laprak, tugas artikel dll. Pokoknya beneran setiap hari itu full sampe gue ngga sempet buka aplikasi lain selain wa sama ig dan jujur gue keteteran banget waktu itu:")

Notif kalian nanyain 'kapan update' itu selalu muncul, gue liat kok. Tapi ya gitu ketutup sama notifikasi lain yang bikin gue lupa, sorryyyy bangett🥺

Anyway, here's the chapter that you guys have been waited for

HAPPY LATE NEW YEARS ALL!!

please, enjoy!

Belum genap dua jam tidur, Jehan terbangun karena terusik oleh sesuatu yang entah apa itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Belum genap dua jam tidur, Jehan terbangun karena terusik oleh sesuatu yang entah apa itu. Ketika Jehan membuka matanya, dia tidak melihat Rasel di sampingnya dan itu membuat Jehan terkesiap bangun sepenuhnya.

"Sel?"

Tidak ada jawaban.

Jehan turun dari kasur untuk mencari Rasel ke setiap sudut kamar yang super besar ini. Dia  menyusuri mulai dari balkon dan kamar mandi.

Namun dua netranya tidak menangkap sosok istrinya dari ketiga tempat tersebut. Hasilnya nihil. Perasaan tidak enak pun muncul dibenak Jehan.

"Rasel!"

Tanpa berlama-lama Jehan memutuskan untuk mencarinya diarea luar kamar dengan destinasi pertamanya adalah dapur atau mini bar. Mungkn sudah sepuluh menit Jehan mencari dan belum menemukannya, bahkan Jehan sudah bertanya kepada ajudan-ajudan yang berjaga.

"Kamu berjaga terus disini?"

"Iya, tuan. Ada apa?"

"Liat nyonya? Maksud saya, liat Rasel lewat sini ngga?"

"Tidak, tuan. Sebentar biar saya tanya tim yang menjaga di ruang CCTV--" Dia mencoba bertanya dengan handy talkie yang selalu dipegang.

'Di rekaman ini kami melihat nyonya masuk ke kamar tapi kami tidak melihat nyonya keluar'

Mendengar langsung jawabannya, Jehan kembali ke kamar ketika baru teringat kalau ia melewatkan satu tempat yaitu walk in closet tanpa mengucapkan apa-apa lagi kepada salah satu ajudannya.

Tepat saat Jehan masuk ke dalam kamar, indra pendengarannya menangkap sebuah isakan yang cukup keras. Jehan berjalan menuju sumber suara tersebut dengan perasaan tidak tenang. Benar saja walk in closet adalah tempat suara isakan itu berasal. Seketika Jehan mengutuki dirinya sendiri karena melewatkan tempat itu.

The Fate of Us | JaerosèWhere stories live. Discover now