10

8.6K 719 99
                                    

Hai! Long time no see.

I'm so sorry, guys. Gue ga nepatin janji gue huhuu

Part 10 ini beneran ilang jadi gue harus ngetik ulang. Dan u know ngetik itu perlu waktu sedangkan gue juga ada kesibukan apalagi tugas kuliah lagi banyak-banyaknya🙂

Belajar dari yang kemarin, gue mutusin untuk tidak janji-janji lagi karena gue takut bikin kalian kecewa. So once again, i'm so sorryy, friends!

Dan kalau ada typo harap maklum ya, gue belum sempet ngecek lagi ehehe

Enjoy!

Jeksa menatapi tanda pengenal atau bisa disebut juga kartu pegawai yang menampakkan dua orang berbeda disertai nama dan profesinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jeksa menatapi tanda pengenal atau bisa disebut juga kartu pegawai yang menampakkan dua orang berbeda disertai nama dan profesinya.

Entah mengapa melihat benda tersebut atensinya langsung mereset ulang kenangan masa lalu yang dimana ayahnya memberikan semacam pelatihan dan juga amanah penting untuk misinya ini.

"Ketika kamu dewasa nanti jangan mudah tertipu atau terpengaruh. Anak dari pasangan Abiyaksa masih hidup di luar sana, so your job is to find her and kill her. Remember, Jeksa. They try to destroy me"

Jarinya mengetuk-ngetuk meja. Tangan satunya mengusap dagu runcingnya, dan otaknya berpikir keras.

Aksinya yang menyerang acara perayaan KNG's Group sangat berjalan lancar. Hasilnya juga sesuai dugaan, yang lebih memuaskan adalah belum ada yang mengetahui siapa penyebab dibalik insiden itu.

Beda cerita bagi Jehan dengan timnya. Jeksa bisa menebak kalau mereka pasti langsung menyadari kalau tragedi pengeboman kecil itu merupakan ulahnya.

Kalau ditanya apakah ia sengaja nekat melakukan hal seperti itu atau tidak, jawabannya adalah iya ia sengaja.

Sudah lama dirinya menunggu permainan Jehan dan timnya. Bisa dibilang tragedi saat itu ditujukan untuk memprovokasi mereka.

Tetapi anehnya tidak ada respons apapun dari orang yang ia tuju.

"There is something strange, Jehan doesn't usually stay quiet like this" ujar Jeksa bermonolog, belum sadar akan kehadiran tunangannya yang sedang bersandar di lawang pintu.

"Trust me, he is not quiet but he is careful because of his wife." celetuknya disertai decihan remeh.

"Setelah apa yang kita lakuin di acara dia kemarin, lo pikir dia bakal diem aja? Ngga, Sa. Lo tau Jehan kaya apa.." lanjutnya sambil melangkah mendekat ke arah Jeksa, tunangannya.

Mata bulatnya melihat dua kartu tanda pengenal yang terlumur darah di atas meja Jeksa. Tanpa perlu dilihat dari dekat, dirinya tau siapa pemilik kedua kartu tersebut.

"Mereka agen intelijen kan?"

Jeksa tersenyum miring dan memberi anggukan tipis.

"Ngga heran mereka ngebunuh ayah lo tanpa segan."

The Fate of Us | JaerosèWhere stories live. Discover now