21

6.5K 602 109
                                    

19.00

my middle exam is done so im back

masih ada yang nungguin cerita ini?

warning
there is a few harsh words.

enjoy!

(Kalau ada typo harap maklum)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Kalau ada typo harap maklum)

Yaslan menambah kecepatan mobilnya ketika dokter wanita disampingnya menyuruhnya untuk bergegas. Tidak ada percakapan apapun antara mereka hanya deru angin AC yang mengisi suasana hening disitu.

Sampai sebuah nada dering aneh namun unik berhasil membuat Yaslan menoleh ke samping. Alisnya terangkat ketika melihat raut tegang di wajah wanita itu, "Kenapa?"

"Ada pasien?"

"Jisya,"

"Hah? Engga, ini L-Lola nelfon gue" jawab Jisya gugup.

"Kalo lo mau angkat, angkat aja tapi lo harus pura-pura ngga tau" ujar Yaslan memberikan solusi agar wanita itu lebih tenang.

Jisya menggigit bibir bawahnya, sedikit ada rasa ragu di hatinya. "G-gue jadi takut sama dia" lirihnya.

Helaan nafas keluar dari lubang hidung Yaslan. Ia bisa mengerti alasan dibalik mengapa wanita itu mengemban rasa takut tersebut.

"Just ignore it then. Ngga usah maksain diri lo sendiri," ucapnya. Ada rasa iba di dalam hatinya terhadap Jisya dan juga Rasel yang harus mengalami kejadian cukup traumatis seperti ini.

Kehilangan sahabat terdekat adalah salah satu hal yang paling menyakitkan di dunia ini.

"Tapi gue masih ngga ngerti kenapa dia kayak gini?"

"Sorry, gue ngga bisa jawab itu. Kita juga belum nemu motif atau alesan Lola ngerencanain ini semua" balas Yaslan.

Jisya memandangi nama yang tertera pada layar ponselnya. Ibu jarinya sedikit bergerak ragu untuk memencet tombol hijau disitu namun tak lama ia pun memilih untuk memberanikan diri.

"La?! Setelah tiga hari gue coba ngehubungin lo tapi ngga ada jawaban akhirnya lo nelfon gue?!" Jisya sengaja membuat nada suaranya sehingga terdengar heboh.

Lagak wanita itu berhasil membuat Yaslan yang sedang fokus menyetir seketika menarik kedua ujung bibirnya. Cukup terpukau dengan Jisya yang terdengar handal berakting.

'Hehehe..'

"Lo kemana aja sih? Gue sama Rasel khawatir banget tau ngga?!"

'Nyokap gue pindah dan minta gue ikut jadi ya terpaksa gue juga pindah'

"Tapi kenapa harus resign anjir, La? Emang apart baru lo jauh dari rumah sakit?"

'Ibu gue pindah ke Belanda, Sya. Dan gue juga udah dapet tawaran dari salah satu rumah sakit disana makanya gue resign dari Hadvent'

The Fate of Us | JaerosèWhere stories live. Discover now