13

7.6K 649 93
                                    

Haiii, how have you been? Masih mau setia nunggu cerita ini terus kan? thank you🥺

Tbh gue lagi preparing cerita baru yang bakal gue rilis kalo cerita yang ini udah tamat, cuma ngasih tau doang sih wkwk

Anyway jangan lupa vote & komennya yaa, serius gue suka banget liat semua komenan kalian semua ahahah

Enjoy!

Ini kenapa pada curiga sama Jisya?😭

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ini kenapa pada curiga sama Jisya?😭

Part ini bakal menjelaskan kecurigaan kalian bener atau engga, so be ready.

Oya, warning. Untuk nama-nama pegawai yang muncul nanti ngga bakal ada roleplayer/visualisasinya karena perannya juga tidak begitu penting.

sorry if there any typo and this is a very looooong part.






Tangga demi tangga dilewati, Jehan menuruni sambil menyisir rambut hitamnya menggunakan tangannya. Matanya mengedar ke penjuru area rumah dan mendapatinya kosong seolah tidak berpenghuni.

Maklum karena jam masih menunjukkan pukul enam pagi, mungkin semua orang masih dalam tidur nyenyaknya. Hanya saja tidak untuk Rasel.

Perempuan itu sedang sibuk dengan urusannya sendiri di pagi-pagi begini. Jehan justru terheran soalnya hari ini merupakan hari libur sebagaimana yang Rasel katakan kemarin malam.

"Lo ngapain bangun pagi-pagi?" tanya Jehan penasaran.

"Emang pada dasarnya perempuan itu harus bangun pagi tau, apalagi kalo udah jadi istri" jawab perempuan itu.

Rasel menoleh lalu tersenyum merekah kala ia melihat kedatangan Jehan, "Tumben lo bangun pagi?!"

"Gue kebangun gara-gara alarm lo" cetus lelaki itu seraya mengambil botol mineral dari dalam kulkas.

"Berisik banget" ketusnya. Rasel hanya terkekeh tanpa merasa bersalah.

"Berhubung lo udah bangun, ayo temenin gue!" ucap Rasel yang sudah berdiri di samping Jehan.

Jehan mengernyit bingung sambil meneguk air mineral dingin di genggamannya. "Kemana?"

"Lari pagi" jawabnya.

"Gue baru tau lo suka olahraga, sejak kapan?" Jehan melipat kedua tangannya di depan dada sembari menyandarkan tubuhnya pada kulkas.

"Kepo amat sih, buruan temeniinn. Emangnya lo mau istri lo yang cantik ini digenitin sama orang asing?"

Jehan melihat istrinya dari atas sampai bawah lalu setelahnya menatap Rasel dengan datar. "Liat baju lo sekarang-- Kekurangan bahan apa gimana?"

"Ganti dulu sana" titahnya.

The Fate of Us | JaerosèWhere stories live. Discover now