23| Absolute Decision

1.2K 170 24
                                    


"Ayah benar-benar tidak menyangka kalau anak ayah satu-satunya ternyata berani berbuat hal seperti itu di luar nikah." Tampak Tuan Jeon memasang raut wajah kecewa yang terlihat begitu kentara, sementara Jungkook yang mendengar itu pun lekas menggelengkan kepalanya.

"Tidak, ayah. Jungkook bisa menjelaskannya. Jungkook dan Youra noona sama sekali tidak melakukan apa-apa."

"Bagaimana bisa ayah mempercayaimu ketika ibumu sudah melihatnya dengan mata kepala sendiri." Ayah Jungkook lantas mengusap wajah dengan kasar.

Saat ini ayah dan anak tersebut sedang berada di rumah, sedangkan Youra terpaksa harus Jungkook antar pulang terlebih dahulu lantaran sang ibu yang menyuruh ketika mereka semua masih berada di apartemen Jungkook.

Saat di apartemen, Youra juga sudah sempat ikut menjelaskan pada ibu Jungkook bahwasanya Jungkook kemarin sedang sakit, sehingga Youra sendiri berinisiatif menolong Jungkook. Namun, ketika Youra ingin mengabari kedua orangtua Jungkook, Jungkook sendiri malah melarang Youra dengan alasan bahwa pria muda itu hanya sedang ingin dirawat oleh Youra serta tidak ingin membuat orangtuanya khawatir.

Akan tetapi, ibu Jungkook hanya bisa tersenyum mencoba menghargai penjelasan Youra, walaupun pikiran negatif itu terus saja muncul. Merasa bahwa Nyonya Jeon sepertinya tidak becus mendidik anak sehingga membuat Jungkook berani bersikap kurang ajar seperti itu pada seorang gadis. Jungkook bahkan tidak diizinkan pergi kuliah oleh ayahnya agar Jungkook bisa memberikan penjelasan pada orangtuanya.

"Lagipula, kemana saja kau sejak kemarin? Kenapa ponselmu tidak bisa dihubungi? Kau tidak tahu bahwa ibu dan ayah begitu mengkhawatirkanmu."

"Bukankah Youra noona sudah menjelaskannya pada ibu."

Ibu Jungkook yang duduk di sebelah sang ayah pun hanya bisa menghela napas berat.

"Sakit bukan menjadi alasanmu tidak memberikan kabar, Jung. Ibu hanya bisa menghargai penjelasan Youra, tetapi kelakuanmu terhadapnya tidak bisa dibenarkan. Kau sudah berani melecehkan seorang gadis. Ibu benar-benar tidak terima dengan perlakuanmu, walaupun Youra bukan anak ibu sekali pun."

"Lalu Jungkook harus apa?" Jungkook sungguh dibuat frustrasi mendengar seluruh perkataan kedua orangtuanya.

"Tanggung jawab," ujar sang ayah dengan begitu tenang.

"A-apa?" Jungkook sontak stagnan.

"Kau harus mau bertanggung jawab atas perbuatanmu."

"Ta-tapi, ayah, Jungkook benar-benar tidak pernah melakukan 'itu' dengan Youra noona. Memangnya ayah ingin Jungkook bertanggung jawab seperti apa?"

"Ayah dan ibu akan secepatnya menikahkan kalian berdua. Jika sampai terdengar Youra hamil di luar nikah karena ulahmu, ibu dan ayah tidak akan mau memaafkanmu. Jangan sampai karena perbuatanmu itu, Youra harus menanggung malu."

Mendengar itu, Jungkook lantas dilanda kebimbangan. Pria Jeon itu tentu sangat ingat betul saat dimana ia menanyakan perihal apakah Youra ingin menikah muda ketika mereka berdua sedang berjalan-jalan ke pantai dua hari yang lalu. Jawaban yang diberikan Youra sebenarnya cukup membuat perasaan Jungkook sedikit tidak tenang, Youra berkata bahwa gadis itu ingin mengejar cita-citanya terlebih dahulu lantaran Youra sendiri mengaku tidak pernah berpikiran ingin menikah muda.

Ada perasaan sedih yang sampai saat ini masih melanda diri Jungkook, sebab Jungkook tidak ingin munafik bahwa cita-cita terbesarnya yakni, hanya ingin hidup berdampingan dengan Youra—gadis yang begitu ia cintai.

"Lalu? Bagaimana dengan Youra noona? Jungkook tidak yakin Youra noona akan mau menerima keputusan ayah dan ibu."

"Kau tidak perlu memikirkan itu. Ayah dan ibu yang akan berbicara kepada orangtua Youra untuk membahas rencana pernikahan kalian secara langsung."

....

Youra baru saja keluar dari gerbang kampus ketika sepasang matanya mendapati kehadiran Jungkook yang ternyata sudah menunggunya. Tanpa pikir panjang, gadis Kim itu pun sesegera mungkin melangkahkan kakinya mendekati sang kekasih yang tampak bersandar pada jok motor sembari melipat lengan di depan dada.

"Koo..."

Jungkook lantas melingkarkan lengannya pada pinggang Youra begitu sang gadis berakhir berdiri tepat dihadapannya.

"Sudah lama menunggu, ya?" tanya Youra seketika.

Jungkook lekas menggeleng. "Tidak terlalu lama. Noona sudah makan siang?"

"Belum. Aku sengaja tidak makan siang di kampus saat kau mengirim pesan ingin menjemputku. Kita bisa makan siang bersama, jika kau juga belum makan siang," ujar Youra dengan senyum manis yang terpatri di wajah cantiknya.

Jungkook yang mendengar itu lantas ikut tersenyum. "Baiklah, kalau begitu, ayo kita makan siang!" ajak Jungkook seraya meraih salah satu helm yang ia bawa dan membantu Youra mengenakannya.

Setelah Jungkook juga usai mengenakan helmnya, motor besar Jungkook pun melesat membelah jalanan kota Seoul di siang hari yang cukup ramai dilalui kendaraan.

Youra melingkarkan kedua tangannya di perut Jungkook. Entah hanya perasaan Youra saja, terpancar sedikit kegelisahan dari raut wajah Jungkook saat sedang berbicara dengannya tadi. Youra jadi semakin tidak yakin, jika Jungkook baik-baik saja. Apakah pria itu benar-benar sudah pulih dari demamnya? Youra memutuskan menyimpan segala pertanyaan tersebut dalam benaknya untuk sementara sampai mereka berdua tiba di tempat tujuan.

Tidak berselang lama kemudian, motor Jungkook pun akhirnya tiba di sebuah restoran yang berada tidak jauh dari pemandangan sungai Han. Mereka berdua kini tengah menikmati makan siang dengan tenang, walaupun Youra sendiri masih berusaha ingin menanyakan perihal keadaan Jungkook sekarang.

"Koo..."

"Ya?" Jungkook lekas mengangkat pandangannya guna menatap Youra dengan kedua alis terangkat.

"Kau baik-baik saja?" tanya Youra seketika dengan raut wajah sedikit khawatir.

"Tentu, aku baik-baik saja. Memangnya kenapa, noona?" tanya Jungkook balik, namun Youra malah menggeleng kecil.

"Tidak ada apa-apa. Aku hanya khawatir dengan keadaanmu."

Jungkook lantas tersenyum seraya meraih salah satu tangan Youra yang bebas untuk ia genggam. "Aku sudah baik-baik saja. Noona tidak perlu khawatir."

"Tapi, kenapa raut wajahmu tampak gelisah seperti itu? Apakah kau sedang ada masalah?"

Jungkook sejenak terdiam, pria itu sebenarnya sedikit ragu untuk mengatakan ini. "Noona..."

Youra mengernyitkan kening saat Jungkook menatapnya dengan begitu lekat.

"Apakah noona merasa nyaman selama kita menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih?"

Youra menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa menanyakan itu? Tentu saja aku merasa nyaman bersamamu."

Jungkook lantas menghela napas pelan, pria muda itu mendadak takut untuk mengatakannya secara langsung. Lebih tepatnya takut menerima kenyataan bahwa Youra akan menolaknya secara terang-terangan yang tentu sangat tidak sanggup ia bayangkan. "Noona tahu kan kalau aku sangat mencintai noona. Jika aku mengajak noona untuk menikah dalam waktu dekat, apakah noona mau?"

"Me—menikah?" Raut terkejut terlihat jelas dari wajah Youra.

Jungkook mengangguk kecil. "Maaf, karena sudah menempatkan noona di situasi seperti ini."

"Tapi, kenapa tiba-tiba seperti ini, Jung? Apakah ini ada sangkut pautnya dengan kejadian di apartemenmu pagi tadi?"

"Kurang lebih seperti itu. Ibu tidak percaya jika aku dan noona belum pernah melakukan 'itu'. Ibu dan ayah ingin aku bertanggung jawab, karena mereka tidak ingin membuat noona serta kedua orangtua noona malu karena ulahku."

Youra lantas hanya bisa tersenyum miris.[]

....

Aku baik, aku diam. Mau double up?

Btw, ada yang setuju gak, kalo JungYou nikah muda?😌

Sweet NastyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang