01| A New Life?

3.1K 339 7
                                    

Beberapa tahun kemudian.
.
.
.
.

Di pagi hari yang terlihat cerah ini, tiga orang gadis tampak tengah sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Walaupun terlihat sedikit rusuh lantaran yang satu sibuk memasak untuk sarapan dan yang satu lagi tengah berusaha mempercantik diri di depan cermin, sementara yang satunya lagi sibuk sendiri mengelilingi ruangan apartemen sederhana milik sahabatnya demi mendapatkan buku tugas yang mendadak hilang entah kemana sembari tidak lupa mengeluh, sebab sudah bersusah payah mengerjakan tugas kuliahnya, tetapi malah lupa meletakannya di mana.

"Aishh.. Buku tugas sialan. Kenapa suka sekali menyusahkan hidupku," begitulah gerutuan yang sedari tadi keluar dari mulutnya dengan kedua tangan berkacak pinggang serta sepasang mata mencoba menelusuri ruang-ruang kecil seperti bawah meja, sofa, atau pun tempat tidur demi mendapatkan buku yang harus diserahkan pada dosennya hari ini.

"Youra-ya! Bisakah kau kemari sebentar? Aku butuh bantuanmu."

Dari arah dapur, gadis bernama Youra tersebut bisa mendengar teriakan Hyunjae, sahabat sekaligus seniornya di kampus yang masih sibuk menyiapkan sarapan sebelum mereka semua berangkat bersama ke kampus karena kebetulan hari ini memiliki jadwal mata kuliah yang sama pula.

"Tetapi, aku belum mendapatkan buku tugasku. Tunggulah sebentar!" jawab Youra ikut berteriak supaya Hyunjae bisa mendengar suaranya.

"Nanti akan aku bantu mencarinya. Sebentar saja bantu aku terlebih dahulu di sini!"

Pada akhirnya, Youra pun hanya bisa berdecak kesal dan dengan berat hati melangkahkan kakinya menuju dapur untuk kemudian matanya dapat melihat Hyunjae yang tengah mengemasi plastik sampah di dekat pencucian piring begitu dirinya tiba di dapur.

"Ada apa? Apa yang harus aku lakukan? Cepatlah sedikit!" ketus gadis bermarga Kim itu berkat kekesalan yang masih hinggap dalam dirinya dikarenakan buku tugas tak tahu diri miliknya itu.

"Ini, kau buanglah sampah ini sebentar! Plastiknya sudah tidak muat lagi. Bukankah semalam aku menyuruh kalian untuk segera membuang sampahnya? Kenapa tidak dikerjakan?" omel Hyunjae seraya menyodorkan plastik sampah ke arah Youra.

"Jika membuang sampah saja kalian tidak mau, maka jangan pernah lagi menginap di apartemenku. Dasar pemalas. Kapan kalian akan mandirinya jika seperti ini terus," lanjutnya yang mana lantas membuat Youra memberengutkan wajah.

"Bukan sepenuhnya salahku, eonni. Aku semalam mengerjakan tugas hingga ketiduran. Marahi saja Taeri karena dia selalu sibuk dengan ponselnya, tidak bosan bertelponan dengan si bantet mesum itu," jelas Youra mencoba membela dirinya.

"Ya! Berani sekali kau mengatai kekasihku, Youra-ya."

Mendadak entah dari mana Taeri tiba-tiba sudah muncul di ambang pintu dapur, sehingga mau tidak mau Youra menolehkan kepalanya untuk menatap sahabat satu tingkatannya tersebut dengan tatapan tajam.

"Apa? Bukankah memang seperti itu kebenarannya. Kau saja yang bodoh, mau sekali dimanfaatkan olehnya," imbuh Youra lagi, membuat Taeri semakin memicingkan matanya tidak suka.

Gadis Shin tersebut hendak menyangkal ucapan Youra, akan tetapi lekas dihentikan oleh Hyunjae yang sudah kebal dengan pertengkaran di antara Youra dan Taeri yang hampir tidak ada habisnya.

"Sudah sudah. Jangan membuatku pusing di pagi hari. Cepatlah buang sampah ini sebelum aku membuangnya di wajah kalian berdua!" ancam Hyunjae yang mana lantas membuat Youra dengan cepat meraih plastik sampah dari tangan gadis Min itu.

"Taeri, kau sudah selesai, bukan?! Tolong keringkan pakaiannya dan setelah itu langsung dijemur saja supaya tidak bau."

Nyatanya kedua gadis yang lebih muda dari Hyunjae itu langsung menurut dan langsung bergerak guna mengerjakan apa yang seharusnya mereka kerjakan ketika sedang menumpang di kediaman seseorang. Youra melangkahkan kakinya keluar dari dapur setelah sempat melemparkan tatapan sinis ke arah Taeri yang tentu langsung dibalas gadis Shin tersebut tidak kalah sinisnya. Mereka tidak benar-benar akan bertengkar, karena setelah suasana hati kembali membaik keduanya pasti akan saling meminta maaf setelahnya.

Sebenarnya membuang sampah bukanlah suatu pekerjaan yang sangat berat. Hanya saja, karena mereka tinggal di sebuah apartemen sederhana mengharuskan mereka juga turut andil menjaga kebersihan tempat tinggal lantaran di sini tidak ada pekerja khusus yang akan mengemasi sampah di setiap apartemen. Youra menutup kembali pintu apartemen setelah berhasil membawa dirinya keluar. Namun, gadis itu malah dibuat terkejut setengah mati ketika manik matanya mendapati seseorang dengan pakaian serba hitam tampak mencoba membobol pintu unit apartemen yang berada di seberangnya.

"Hei, kau! Apa yang sedang kau lakukan? Kau pasti pencuri, kan?!?"

Orang yang diteriaki tersebut sontak menoleh ke arah Youra, wajahnya tidak kelihatan seluruhnya karena mengenakan masker. Pakaiannya jelas benar-benar tertutup, mengenakan topi dan jaket kulit yang juga berwarna hitam. Tetapi, dari postur tubuh sudah lebih jelas bahwa dia adalah seorang pria.

"Jika kau berani macam-macam di sini, aku akan memanggil keamanan untuk menangkapmu," ujar Youra lagi dengan jari telunjuk yang mengacung berusaha untuk mengancam.

Namun, pria yang menjadi korban tuduhannya tersebut sama sekali tidak menanggapi ucapan Youra dan kembali sibuk menekan-nekan kode pintu apartemen yang terdengar salah hingga beberapa kali.

"Ah, baiklah. Sepertinya kau benar-benar ingin mencari masalah di sini. Aku akan memanggil Han ahjussi untuk segera menangkapmu."

Dengan tangan kiri yang masih setia menenteng plastik sampahnya, Youra hendak berlalu menuju lift untuk melaporkan orang asing yang sedang mencoba membobol pintu apartemen tetangga yang ditinggali oleh wanita paruh baya yang sedang tidak berada di apartemen tersebut dikarenakan sedang mengunjungi sang anak yang berada di Daegu—begitu yang dikatakan Hyunjae kemarin karena wanita paruh baya itu sempat menitipkan kucing kesayangannya untuk beberapa hari tinggal bersama Hyunjae dan sekarang kucing berwarna putih itu masih tertidur pulas di kamar sahabatnya itu.

Akan tetapi, baru dua kali kakinya melangkah, salah satu lengannya sudah lebih dulu dicekal dan pelakunya adalah pria asing tersebut. Lantas mendapati hal tersebut membuat Youra dengan cepat berteriak sembari memejamkan matanya, takut-takut kalau pria itu sedang mengacungkan pisau di sisi pinggangnya.

"Aaaaaaahmph—"

Mendengar teriakan nyaring Youra yang sangat mengganggu membuat pria itu lekas membungkam mulut Youra menggunakan salah satu tangannya. Posisi Pria itu saat ini benar-benar mengancam keselamatan Youra, karena berdiri tepat di belakang tubuh Youra serta berusaha menahan tubuh gadis Kim tersebut supaya tidak bisa memberontak. Youra juga bisa dengan jelas merasakan punggungnya bersentuhan dengan dada bidang pria asing tersebut.

"Emmphhh—"

"Aku bukan orang jahat. Berhentilah berteriak jika kau ingin aku melepaskanmu!" pintanya, berujar tepat di sisi telinga Youra dengan suara yang sejenak membuat Youra merinding.

Merasa tidak ada jalan lain lagi, gadis Kim itu pun mau tidak mau menganggukkan kepala dan setelahnya benar saja, pria yang membekapnya tadi langsung melepaskannya. Youra sesaat mengatur napasnya, sempat berpikir bahwa pria yang saat ini masih berdiri di dekatnya itu akan pergi meninggalkannya. Tetapi, perkiraan Youra ternyata salah ketika melihat pria tersebut hendak kembali mendekati pintu yang ingin dibobol.

Youra tidak semudah itu untuk dibodohi. Ia berniat kembali melangkahkan kakinya untuk segera menemui Han ahjussi. Namun, kaki gadis itu malah mendadak tidak bisa digerakkan ketika tanpa sengaja melihat pria asing di depannya menurunkan masker hingga sebatas dagu yang mana lantas membuat wajah rupawan pria itu terpampang jelas di hadapan Youra.

"Ya, Tuhan! Kenapa tampan sekali," puji Youra di dalam hati dengan tatapan mata yang sulit untuk berpaling guna mengagumi mahakarya Tuhan di depannya.[]

....

Ara💜

Sweet NastyWhere stories live. Discover now