32| Sweet Young Husband

882 118 15
                                    


Setelah Youra menceritakan tentang kelakuan Ahrin dan Sunhee di taman sungai Han beberapa waktu yang lalu, Jungkook pun kembali berinisiatif mengajak Youra ke taman hiburan guna menghibur istrinya tersebut agar Youra bisa kembali ceria. Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam ketika mereka berdua akhirnya tiba di apartemen.

Youra lekas masuk ke kamar mandi lantaran ingin segera membersihkan tubuhnya yang sudah lengket oleh keringat setelah seharian menghabiskan waktu di luar. Gadis itu melepas sweater turtle neck oversize yang ia kenakan dan hanya menyisakan tanktop yang masih menutupi tubuh bagian atasnya. Pandangan Youra seketika tidak lepas memperhatikan lehernya yang masih terdapat bekas kemerahan yang dibuat Jungkook kemarin.

"Beruntung aku masih bisa menyembunyikan bekasnya. Jika sampai terlihat oleh Taeri, dia pasti tidak akan berhenti menggodaku." Youra kembali mengingat raut wajah memelas Taeri saat di kampus tadi. Sahabatnya itu benar-benar mesum, karena terus saja menuntut Youra untuk menceritakan hal 'itu' dengan alasan berbagi pengalaman.

Pengalaman apanya. Padahal sudah jelas bahwa Youra belum benar-benar pernah melakukan 'itu' dengan Jungkook. Tetapi, Youra tidak mungkin mengatakan hal yang sebenarnya pada Taeri, bukan?

Youra berusaha untuk tidak terlalu memikirkan hal tersebut. Gadis itu pun kemudian bergegas membersihkan diri. Hingga setelah selesai, Youra lantas keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit tubuhnya.

Akan tetapi, gadis itu sedikit terkejut saat mendapati sang suami yang ternyata sudah berada di dalam kamar. Saat tiba di gedung apartemen tadi, Jungkook memang meminta izin untuk pergi sebentar ke minimarket. Youra hanya mengangguk dan tidak banyak bertanya, ia hanya masuk ke dalam apartemen seorang diri.

"Oh? Sudah pulang. Kenapa cepat sekali? Memangnya apa yang kau cari di minimarket?"

Jungkook yang tengah mengganti kemejanya dengan kaos putih polos lantas mengalihkan pandangannya pada Youra. "Noona baru selesai mandi?"

Youra hanya bisa mengangguk kecil, kemudian melangkah mendekati lemari untuk mengambil pakaian tidurnya. Awalnya, Youra berpikir kalau Jungkook akan kembali menjahilinya saat melihat Youra yang hanya mengenakan handuk. Tapi, pikiran Youra ternyata salah begitu melihat Jungkook lekas menyingkir dan memberikan ruang pada Youra.

Youra tidak ingin membuang kesempatan tersebut, ia pun dengan cepat mengambil piyama tidurnya dan kembali ke kamar mandi untuk mengenakan pakaian.

Jungkook tampak sedang duduk di atas tempat tidur sembari memainkan ponselnya ketika Youra sudah kembali keluar dari kamar mandi. Pria itu lantas menyingkirkan ponselnya dan beralih memandang Youra yang hendak duduk di depan meja riasnya.

"Noona kemari lah!" pinta Jungkook, membuat Youra sesaat mengernyitkan kening. Namun, Youra hanya mengangguk sekilas dan melangkah mendekati Jungkook.

"Sini! Duduk di sini!" Jungkook menepuk-nepuk pelan pahanya, menyuruh sang istri agar duduk di pangkuannya.

"Apa—"

"Aku tidak akan macam-macam, noona sayang."

Raut wajah Jungkook tampak sedikit tidak meyakinkan, tetapi Youra hanya memilih menurut, kemudian naik ke atas ranjang dan duduk berhadapan di atas pangkuan Jungkook. Pria itu bersandar di kepala ranjang dengan bantal sebagai tumpuan punggungnya.

Akan tetapi, tanpa di duga kedua tangan Jungkook malah mencoba melepaskan satu persatu kancing piyama berbahan satin yang Youra kenakan. Lantas menyadari itu membuat Youra dengan cepat menahan kedua tangan Jungkook.

"Kau berkata tidak akan macam-macam." Youra memicingkan matanya saat menatap Jungkook.

Sementara Jungkook hanya bisa tertawa kecil mendengar ucapan Youra. "Satu macam saja juga tidak boleh, hm?"

"Koo..." Youra melemparkan tatapan memperingati.

"Bercanda, honey. Aku hanya ingin mengobati leher noona." Jungkook meraih sebuah botol di atas nakas dan menunjukkannya pada Youra.

Sedangkan Youra hanya bisa menaikkan sebelah alisnya memperhatikan botol tersebut.

"Apakah masih sakit?" Jungkook menyentuh pelan bekas kemerahan di leher Youra menggunakan ibu jarinya.

Youra lantas memegang tangan Jungkook dengan kening yang kembali mengernyit. Saat mereka berdua berada di kamar mandi pagi tadi, Youra memang sempat memberitahu Jungkook bahwa tanda-tanda kemerahan yang Jungkook buat di leher Youra terasa sedikit perih. Hal tersebut seketika membuat Jungkook jadi merasa begitu bersalah, karena sudah berlaku terlalu berlebihan akibat kesulitan mengontrol diri.

Youra tidak menjawab, tetapi raut wajahnya tidak bisa berbohong.

"Biarkan aku mengobatinya."

Youra lantas mengangguk kecil. Pada akhirnya, gadis itu pun lagi-lagi hanya bisa menurut serta memalingkan wajah ketika Jungkook benar-benar membuka satu persatu kancing piyamanya. Youra berusaha menyembunyikan rona merah di wajahnya begitu Jungkook mengoleskan minyak beraroma mint tersebut ke atas permukaan kulitnya yang terdapat jejak-jejak cinta.

"Jadi, kau ke minimarket hanya ingin membeli itu?!" Youra kembali menatap botol bertuliskan Peppermint Oil yang berada di tangan Jungkook.

"Aku tidak bisa membiarkan noona menahan rasa sakit karena ulahku. Aku juga baru tahu kalau bekasnya ternyata bisa meninggalkan rasa perih." Jari-jari Jungkook bergerak turun mengoles tanda yang berada di atas dada Youra. Beruntung istrinya itu memakai bra, karena jika tidak bisa-bisa Jungkook tidak mampu menahan diri dan malah menambah tanda baru di permukaan kulit putih Youra. Walaupun begitu, melihat Youra yang seperti ini saja sudah mampu membuat pikiran Jungkook jadi sedikit tidak fokus.

Youra bahkan menjadi lebih rileks berkat aroma mint yang masuk ke indra penciumannya. Hingga setelah selesai, Jungkook kembali mengancingkan piyama tidur Youra, kemudian menarik Youra masuk ke pelukannya dan bersandar di bahu pria itu.

"Terima kasih!" bisik Youra di dekat telinga Jungkook. Jungkook mengangguk kecil dan mencium sekilas pucuk kepala sang istri.

"Noona sudah mengantuk? Ingin tidur sekarang, hm?"

"Sebenarnya aku memang ingin langsung tidur. Tetapi, perutku tiba-tiba lapar lagi."

Jungkook menatap Youra yang juga tengah menatapnya. "Mau aku pesankan makanan?"

Youra menggeleng kecil. "Aku ingin makan Ramyun buatanmu, boleh?"

Jungkook seketika menuai senyum manisnya melihat tingkah manja Youra. Pria itu tentu akan sangat senang, jika sang istri ingin bermanja-manja dengannya. Lagipula, sejak keduanya berpacaran, Jungkook lah yang selalu manja pada Youra. Dan semenjak mereka menikah, Jungkook akan berusaha bersikap selayaknya suami yang baik dan perhatian pada istrinya tersebut.

Jungkook lantas mengangguk kecil. "Iya, boleh, noona sayang."

Youra lantas tersenyum senang mendengar jawaban Jungkook.

"Tapi, noona harus bayar dulu." Jungkook seketika memasang raut wajah jahilnya.

"Huh? Ba-bayar?"

"Iya. Tenang saja, sayang! Bayarnya cukup pakai ciuman, kok." Jungkook menepuk-nepuk pelan bibirnya dengan jari telunjuk.

Youra tentu tahu maksud perkataan Jungkook. Pria itu pasti sedang menjahilinya. Namun, Youra tidak ingin terlalu ambil pusing. Gadis itu lantas mengalungkan kedua tangannya di leher Jungkook sebelum berakhir mendaratkan ciumannya di bibir sang pria.

"Itu masih pembayaran di awal. Setelah aku mendapatkan Ramyun-nya. Akan aku berikan lebih dari ini." Youra seketika balas tersenyum jahil, membuat Jungkook tidak bisa lagi menyembunyikan raut wajah terkejutnya dengan pikiran yang mulai kemana-mana.[]

....

Tidak ada komen tidak akan lanjut.

Ara💜

Sweet NastyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang