16. Rumah Sakit

202 15 1
                                    

"Heh, buatkan saya makan siang! Saya lapar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Heh, buatkan saya makan siang! Saya lapar." Galina yang tiba-tiba keluar dari kamar langsung memerintah kepada Bella.

Bella yang sedang mengerjakan tugas terkejut. Gadis itu segera menutup buku dan berdiri menghampiri Galina.

"Mama mau makan apa?" tanyanya sopan.

"Ayam tumis bumbu kacang. Cepetan buat!"

Bella mengangguk kecil. Baiklah, kali ini ia akan menunjukkan keahliannya kepada ibu mertuanya itu. Ia harus bisa membuat Galina memuji masakannya kali ini.

Gadis dengan mata sewarna kopi itu pun mulai merendam ayam beku di wastafel. Ia kemudian mengambil kacang dari dalam lemari gantung, kemudian menghaluskannya mengganakan blender.

Setelah selesai menghaluskan kacang, Bella pun membuat bumbu yang akan ia gunakan nanti. Tak lama kemudian ayam sudah melunak. Segera ia buka internet untuk melihat resep membuat ayam tumis dengan bumbu kacang yang diminta ibu mertuanya itu.

Selang beberapa lama, akhirnya masakannya selesai juga. Bella mulai menyusun piring juga makanan di atas meja makan.

"Ma, masakannya udah siap!" panggilnya.

Galina keluar dari kamar dengan raut wajah sinis. Ia tak henti-hentinya memberi tatapan tak suka pada menantunya. Bella hanya bisa membalas dengan senyuman lembut.

Ditatapnya masakan yang sudah tersedia di atas meja. Terlihat meyakinkan. Galina pun duduk untuk mencicipi masakan Bella.

'Enak sekali! Ah, tapi tidak boleh, aku harus membuat dia menderita telah menikah dengan anak saya.'

Galina melepehkan makanan itu dengan kasar, membuat Bella tersentak kaget. Perasaan gadis itu menjadi tidak enak.

"Masakan macam apa ini? Tiap hari kamu memberikan anak saya masakan-masakan tidak enak seperti ini?" bentak Galina.

"Ma—masa, sih, Ma. Aku kira udah pas. Maaf, Ma!"

"Kamu ini sebelum makan nyicipin dulu, gak, sih?! Sini, kamu habiskan semua masakan kamu!" Galina menyendok makanan dan menarik pergelangan tangan Bella.

"G—gak, gak bisa, Ma. Aku—" Belum sempat Bella menyelesaikan ucapannya, sendok Galina sudah masuk paksa ke dalam mulut gadis itu.

Bella terbatuk dan memuntahkan makanan yang telah masuk ke dalam mulutnya. Ia menatap Galina sendu. Dadanya terasa sesak. Ia alergi terhadap kacang.

"Tuh. Kamu sendiri saja memuntahkan masakanmu sendiri. Lalu kamu berharap saya akan memakan makanan tidak enak ini?" lanjut wanita paruh baya itu.

Bella memegangi dadanya erat. Muncul ruam-ruam merah di kulit gadis itu. Galina mendelik melihat sikap Bella yang seperti sedang tersiksa.

"Ma—Mama, tolong Bella," ujarnya sembari terus mencoba bernapas.

Tak lama kemudian Bella ambruk. Galina hanya berdiri mematung sembari menatap Bella yang seperti sudah tidak sadarkan diri. Keringat wanita setengah baya itu bercucuran.

My Bad Husband [On Going]Where stories live. Discover now