30. Interval

370 33 2
                                    

Kehilangan adalah salah satu ujian yang paling berat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kehilangan adalah salah satu ujian yang paling berat.

***

Bella mengerjapkan mata beberapa kali kala sinar matahari mengenai wajahnya. Sesaat kemudian, matanya terbuka. Gadis itu merasa silau, tetapi hanya sementara.

Ia mengembuskan napas panjang. Badannya terasa remuk. Dengan cepat membalikkan posisi tidur. Betapa terkejutnya ia saat mendapati dada bidang suaminya yang sudah berada tepat di depan wajahnya.

Mata indahnya membulat sempurna. Ia baru ingat, semalam dirinya dan Alvin sudah melakukan 'hal itu'. Oh tidak, ini memalukan. Sangat memalukan!

Bella segera duduk dengan pelan agar tidak membangunkan Alvin. Rasanya ia tidak bisa menatap lelaki itu untuk saat ini. Apa tanggapan Alvin tentangnya? Apakah semalam ia membuat suatu ekspresi yang memalukan?

Gadis itu menutup mukanya menggunakan kedua telapak tangan. Jantungnya berdebar-debar mengingat apa yang terjadi. Ia hendak turun dari kasur, tetapi ....

"Akh!"

Kakinya melemas dan hendak terjatuh ke lantai. Untung Alvin dengan sigap menangkapnya. Rupanya, lelaki itu dari tadi sudah bangun dan memperhatikan tingkah laku Bella.

"Mau ke mana?" goda Alvin.

"K-Kak Alvin ...," cicitnya keras.

"Hei, kenapa menutup wajah? Coba buka tangannya, aku ingin melihat wajahmu," ujar Avlin semakin menggodanya.

"Gak mau ah, malu! Aku pasti sangat memalukan, 'kan? Kakak pasti ilfeel sekarang," omelnya sembari merengek di balik selimut.

"Tidak kok!" sambar Alvin dengan nada keras.

Untuk sementara hening. Baik Bella maupun Alvin sama-sama terdiam. Alvin mendekatkan wajahnya ke telinga Bella.

"Kamu cantik sekali, bahkan sangat cantik," bisiknya, diakhiri dengan mengigit ujung telinga gadis itu.

Darah Bella berdesir hebat mendengar bisikan itu.

"Rasanya, aku hampir kehilangan akal sehat dan tidak ingin melepaskanmu. Aku ingin memakanmu sampai tak tersisa, Bella," ungkapnya.

Akhirnya, Bella menyingkirkan tangan dari wajahnya. Pipinya bersemu merah. Ungkapan Alvin seolah menunjukkan hasrat yang selama ini ia tahan dan akhirnya baru bisa tersalurkan.

"Huft, aku harus bagaimana ini? Kau benar-benar sangat cantik!"

Grep!

Entah kenapa saat mendengar Alvin berbicara seperti itu, Bella hanya ingin memeluknya. Hatinya menghangat dan dia bahagia.

"Udah, udah. Iya aku percaya sama Kak Alvin. Udah," ujarnya sembari mengelus rambut Alvin.

"Ayo, mandi!" ajak Alvin dengan begitu bersemangat. Tanpa babibu ia langsung menggendong Bella yang hanya berbalut selimut itu.

My Bad Husband [On Going]Where stories live. Discover now