SEASON 2 : 37. Aliansi

316 23 2
                                    

Note : Selanjutnya percakapan akan terus memakai bahasa Indonesia walau ada percakapan dengan orang asing demi kelancaran alur cerita

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Note : Selanjutnya percakapan akan terus memakai bahasa Indonesia walau ada percakapan dengan orang asing demi kelancaran alur cerita.

***

Sesampainya Bella di kantor, ia sudah dikerubungi oleh Vania dan Timothy. Jujur saja mereka penasaran dengan apa yang terjadi semalam. Apakah Bu Bella dimarahi oleh Alvin setelah mengatai direktur mereka itu?

"Bu Bella! Bagaimana keadaan Anda? Anda baik-baik saja, kan?" Vania membolak-balik badan Bella.

"Sa--saya baik-baik saja. Memangnya kenapa?" tanya Bella kebingungan.

"Aduh, Bu Bella lupa, ya? Semalam Bu Bella mabuk sekali sampai-sampai memaki direktur di depan wajahnya," jelas Vania.

Bella terkejut. Mata wanita itu seolah ingin keluar dari tempatnya.

"Ya, seperti itulah ekspresi kami semalam," ujar Vania menambahkan saat melihat betapa terkejutnya bosnya itu

"Yang benar saja. Saya tidak mungkin memaki direktur. Kalian pasti bercanda, ya?" sangkal Bella.

"Ya ampun, Bu. Kami tidak mungkin bercanda soal hal seperti itu. Direktur tidak melakukan apa-apa pada Anda, kan? Anda diantar ke apartemen dengan selamat, kan?"

Pikirian Bella langsung melambung ke kejadian tadi pagi. Ia berusaha mengingat apa yang telah ia perbuat selama mabuk kepada Alvin, tetapi tidak ada satu pun kejadian yang bisa ia ingat.

Tadinya, ia yakin bahwa Alvin berbohong soal ia yang menggoda duluan. Akan tetapi, setelah Vania berkata bahwa ia memaki Alvin, ia jadi ragu sendiri. Ia tidak mengingat apa pun.

Bella mengembuskan napas gusar. "Apakah semalam aku telah berbuat hal yang memalukan? Atau apakah aku mempermalukan kalian?" tanya Bella. Ia takut jika semisal ada kelakuannya yang membuat repot rekan kerja setimnya.

"Oh, kalau itu ada Bu. Tapi tidak terlalu ekstrim, kok. Ya, masih batas wajar dilakukan oleh orang yang tidak biasa meminum alkohol," jelas Vania.

"Oh iya, saya baru tahu Anda ternyata tidak bisa minum alkohol. Tahu begitu, semalam kami tidak akan memaksa Anda. Maafkan kami, ya," tambah gadis itu.

"Ah iya, tidak apa-apa, Vania. Justru saya yang harus minta maaf karena sudah merepotkan kalian semua," balas Bella.

Untuk pertama kalinya Vania melihat sisi lembut dari bosnya ini. Bagaimana tidak, selama ini hampir setiap hari ia kena semprot mulut tajam Bella. Gadis itu sedikit tersipu, merasa sungkan kepada Bella.

"Baiklah, kalau begitu silakan kalian bekerja. Saya masuk dulu ke ruangan saya. Kalau butuh apa-apa, silakan bertanya."

Setelah mengucapkan itu, Bella langsung berlalu dari hadapan Vania. Ia pusing sekali memikirkan bagaimana agar bisa keluar dari perusahaan tanpa harus merepotkan rekan setimnya.

My Bad Husband [On Going]Where stories live. Discover now