SEASON 2 : 33. Musibah

248 13 1
                                    

Malam itu, Bella berjalan pelan ke pinggir jembatan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Malam itu, Bella berjalan pelan ke pinggir jembatan. Jembatan yang sangat tidak asing baginya. Beberapa kendaraan yang berlalu-lalang tiba-tiba menghilang begitu saja. Menyisakan suasana sepi yang menyesakkan.

"Bella!"

Bella menatap ke belakang, ke arah pagar jembatan. Di saja, terlihat jelas sosok Darla yang sedang berdiri sembari menatapnya.

"K--Kak Darla ...." Bella tersenyum. Itu Darla, orang yang ia rindukan. Ia berjalan maju, hendak memeluk Darla.

"Jangan ke mari!" tegas Darla.

Langkah Bella terhenti di tengah jalan. Kenapa? Apakah Darla tidak merindukannya?

"Jangan ke mari, Bella. Tetaplah di situ," ujar wanita itu.

Dari arah kiri, datang sebuah mobil yang melaju kencang. Bella melihat sekilas senyuman di bibir Darla, sebelum akhirnya menyadari bahaya yang mendekat.

"Aaaaakhhh!"

Bella terbangun dari tidurnya dengan tergesa-gesa. Napasnya memburu, keringat juga sudah mencucuri badannya. Ia memegang kepalanya yang terasa sakit.

"Mimpi yang sama lagi," gumamnya.

Ia semakin menggenggam kepalanya. Sejujurnya, ia lelah dengan semua mimpi buruk ini. Sudah bertahun-tahun sejak kepergian Darla, kenapa ia masih saja dihantui oleh mimpi seperti ini? Setiap hari ia harus terbangun karena mimpi buruk. Ia bahkan lupa kapan terakhir kali tidur nyenyak. Ia benar-benar lelah.

***

Alhasil, mood-nya kembali berantakan saat ke kantor. Para karyawan sudah tidak aneh lagi. Namun, yang selalu menjadi pertanyaan mereka adalah kenapa setiap hari wanita itu selalu datang ke kantor dengan wajah muram seperti itu? Seperti hendak memangsa orang.

Bella duduk di kursinya dan membuang napas gusar. Kepalanya masih nyut-nyutan sampai sekarang. Rasanya ia tidak ingin masuk kantor, tetapi apa yang akan ia lakukan di apartemen seorang diri?

'Aku merasa akan ada hal buruk terjadi,' batinnya.

Bella menggeleng beberapa kali. Kemungkinan hal terburuk yang akan terjadi hanyalah saat ia dipecat dari pekerjaannya. Selebihnya ia masih bisa tangani. Jadi, ia yakin bahwa hari ini akan sama dengan hari-hari yang telah berlalu.

Belum sempat ia menyentuh dokumen di atas meja, salah satu karyawannya datang dengan tergesa-gesa ke ruangannya. Dalam tim pemesaran hanya terdapat 3 orang karyawan, 4 dengan dirinya. Dua wanita dan 1 pria. Wanita yang dimarahi oleh Bella tempo hari bernama Vania, kemudian ada wanita cantik dengan penampilan seksi bernama Timothy. Terakhir, pria muda maskulin yang tidak banyak bicara, tetapi kinerjanya sangat baik, Haikal.

"Ada apa?" tanya Bella dengan wajah muram.

"Bu, semua ketua tim dari divisi lain sudah siap-siap untuk ke loby," ujar Vania.

My Bad Husband [On Going]Where stories live. Discover now