Hari sudah gelap, ketiga pengelana itu telah berjalan-jalan di sekitar Monstandt. Mereka telah membeli beberapa perlengkapan dan senjata. Di saat mencari penginapan, mereka melihat Jean sedang dengan seseorang.
"Ah, itu nona Jean."-Aether
"Sepertinya ia sedang bicara dengan seseorang, ayo kita tunggu dia selesai lalu menyapanya."-Paimon.
"Hmm, Kira-kira apa yang sedang mereka bicarakan ya?"-Yuuki
Disisi Jean, dia sedang berdebat dengan seorang wanita yang separuh wajahnya ditutupi oleh topeng.
"Itulah mengapa hal itu yang menyeret kami kesini. Jika anda tidak bisa menyelesaikan ancaman Stormterror, maka serahkan masalah keamaan Monstandt kepada Fatui. Kami bisa mengakhiri masalah ini, yang harus kami lakukan adalah menyingkirkan monster-"-???
Jean terlihat tidak terima sebutan 'monster' yang digunakan untuk memanggil Stormterror.
"Monster?"-Jean.
"Ya, apa masalahmu?"-???
Jean menyilangkan lengannya.
"Aku tadinya mengharapkan sikap profesional dari organisasimu, dan kau disini mengatakan ingin 'menyingkirkan' salah satu dari keempat Angin Monstandt? Aku tidak ingin dengar omong kosong ini."-Jean.
Perempuan bertopeng itu tertawa.
"Itu tidak seburuk yang kau katakan. Baiklah, sampai disini dulu negosiasinya."-???
Perempuan itu pergi dari hadapan Jean. Sang pejabat Grand Master itu menghela nafas sebelum berbalik untuk melihat tiga pengelana yang sejak tadi menonton percakapannya dengan perempuan bertopeng tersebut.
"Oh, Aether dan Yuuki. Kalian telah kembali. Terima kasih kepada kalian, kekuatan elemen kembali stabil. Keadaan sudah normal untuk saat ini sejak Stormterror terakhir menyerang. Namun, tekanan dari sebuah utusan terlalu penting untuk diacuhkan."-Jean.
"Utusan? Dari Liyue Harbor atau kota Inazuma?"-Paimon.
"Snezhnaya, mereka lebih memilih mengikuti Dewa Cryo. Mereka diutus oleh sebuah nama khusus, para Fatui. Pernah dengar soal mereka?"-Jean.
YOU ARE READING
Pendekar Teyvat | GENSHIN IMPACT x SAO
Fanfiction~~Cerita seorang peri yang terdampar di dunia lain~~ - - - - - - - - - - Genshin Impact © Mihoyo Sword Art Online © Reki Kawahara