Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Seperti dalam rencana, mereka kembali lagi ke gereja saat malam tiba. Tidak ada satupun penjaga yang terlihat. Mereka berempat masuk ke dalam.
"Baiklah, sesuai rencana. Aku, Aether dan Paimon akan masuk kedalam basement. Venti berjaga diluar dan jangan kemana-mana sampai kami kembali."-Yuuki.
Mereka mengangguk. Ketiga pengelana itu masuk melalui tangga basement yang berada di tengah gereja dan tidak dikunci. Begitu mereka memasuki basement, ternyata bagian dalamnya lebih luas dari pada diluar. Mereka tidak menyangka kalau ada banyak orang yang berkeliling menjaga sekitar basement. Yuuki memukul pelan lantai keramik basemen, berdecak karena merasa dikerjai.
"Venti pembohong! Katanya tidak ada penjaga waktu malam!"-Yuuki.
Aether menepuk-nepuk punggung Yuuki untuk menenangkannya walau jujur ia merasakan hal yang sama juga.
"Mereka tidak berjaga di luar namun di basement, masuk akal karena kecapi suci itu benda berharga."-Aether
"Basement lebih luas dari yang Paimon kira, Kira-kira dimana kecapi suci itu disimpan?"-Paimon.
"Kalau menurut perkiraanku, pasti disimpan tepat di lorong terujung karena itu benda yang sangat diabadikan oleh gereja."-Aether.
"Jadi kita harus memeriksa bagian terujung lorong kalau begitu."-Paimon.
"Kita akan berjalan mengendap-endap ke sana. Namun sebelum melakukannya, biar ku pasangkan mantra sihir terlebih dahulu."-Yuuki.
"Ooh! Paimon ingin melihat sihirnya Yuuki!"-Paimon.
Yuuki mendehem dan mulai mengucapkan mantra.
Þikséróvíssgrœnnlopt. (Sembunyikan kami dalam udara hijau tipis)
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
